10 • Hari Yang Panjang

13 3 0
                                    

"Sebegitu sulitnya cari uang, apalagi mencari sebongkah berlian. Pantas aja bang Toyib kagak pulang-pulang."
~Aliya

Song: At My Worst- Pink Sweat$

• × •

"A', mau beli nasi kepalnya? Mumpung masih anget nasinya..."

"Nasi apa?"

"Nasi kepal isi ayam, A'. Varian rasanya juga banyak ada ayam teriyaki, sambal ijo, ayam rica-rica, lada hitam, rendang, katsu sama masih banyak lagi, A'. Ini silakan boleh dilihat-lihat dulu," tunjuk Aliya yang membawa sewadah berisi nasi kepal.

Lelaki berkemeja kotak-kotak itu nampak tertarik. Ia melongok ke wadah yang dibawa Aliya dan memilah-milah bungkusan nasi kepal itu. "Gue beli yang rasa teriyaki sama sambel ijo deh, berapaan?" Tanyanya sambil mengeluarkan dompet.

Aliya tersenyum sumringah, "8 ribu rupiah 1 nya, A'. Jadi 16 ribu, hehehe."

"Oke, tolong bungkusin pake kresek, ya?"

"Siap, A'. Sebentar," Aliya semangat memasukkan 2 bungkus nasi kepal sesuai pesanan itu ke dalam kantung kresek putih.

Mahasiswa itu memberikan selembar uang senilai dua puluh ribu rupiah. Aliya menerimanya sembari menyerahkan bungkusan itu kepadanya.

"Terima kasih, A'. Sebentar ya kembaliannya," ujar Aliya setelah menerima uang tersebut.

"Udah ga usah. Ambil aja kembaliannya, lagi buat danus, kan?" Tolak pemuda itu segera.

Aliya tercengang, "M-maaf, A'? Jadi gimana?"

Lelaki itu beranjak, meninggalkan Aliya yang tercenung. "Nanti gue suruh anak angkatan juga buat beli, semangat ya!!" Tangannya melambai, tanpa menoleh pada Aliya.

Gadis itu bersorak senang, "Makasih A', semoga cepet kenyang dan sukses terus ya!!!"

Dari kejauhan Aliya melihat lelaki itu  mengangguk. Kemudian ia memasang airpods dan melenggang pergi.

"Si Aa' udah ganteng, perhatian lagi. Seandainya banyak orang kaya gitu di sini, ga bakalan pulang kayanya."

"Ada di akun kampus ganteng ga, ya? Nanti deh aku coba cari, hehehe."

Aliya senang bukan main. Uang adalah hal berharga baginya saat ini. Beberapa ribu rupiah sangat bernilai, terlebih ia mendapatnya dengan jerih payah sendiri.

"Sebegitu sulitnya cari uang, apalagi mencari sebongkah berlian. Pantas aja bang Toyib kagak pulang-pulang," bisiknya menatap beberapa nasi kepal tersisa.

Tubuhnya masih lemas terasa, tapi melihat jumlah bungkusan nasi kepal di wadah jualannya semakin berkurang membuat hati Aliya meringan. Entah mengapa, seolah ada kepuasan sendiri ketika ada orang yang membeli dan Aliya segera mengantongi uangnya.

Aliya menoleh, mencari sosok temannya diantara keramaian mahasiswa. Ia segera menemukannya ketika sosok gadis itu nampak di pandangannya, "NUY!!" Aliya berlari kecil ke arah Nur yang sedang giat menawari beberapa mahasiswa di sana.

Gadis itu hanya menjawab dengan lambaian tangan. Tak menggubris panggilan Aliya. "Ayo, A'. Siapa tau masih laper kan, lumayan buat ganjel perut. Nanti aku do'ain biar lancar kuliahnya. Lihat dulu atuh A', ini banyak rasanya. Siapa tau ada yang suka gitu..." bujuk Nur menawarkan dagangannya.

"Amin.. Yauda deh gue beli. 1 aja yang chicken katsu ya," tutur lelaki itu pada akhirnya.

"Asikkk!! Tuh kan Al, Aa' ini tuh udah ganteng baik lagi," puji Nur kpada Aliya yang disengaja.

Low Self-EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang