01 • Siang dan Malam

98 15 59
                                    

"Jangan tertawa terlalu banyak.
Kata nenek tetangga nanti nangisnya banyak juga."

~Aliya

Song: My Youth- Bbolbalgan


• × •

Angin berhembus menyejukkan , menyapu lembut dedaunan kering di halaman. Bunga yang bermacam warna dan jenis pun tumbuh cantik, dapat diduga bahwa telah dirawat dengan baik. Terik mentari pun menyinari semesta dengan hangat, berselimut semburat awan yang datang sekawanan. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang, ada pula yang duduk dan sekedar berbincang. Adapula yang berkutat dengan laptop di bangku taman. Sungguh cuaca yang sangat bagus untuk menjalani hari.

Detik jam putih berbunyi teratur. Ruangan itu sejuk karena berfasilitas AC, belum lagi cuaca yang mendukung untuk merentangkan tubuh di atas ranjang yang dingin dan kembali bermimpi. Seorang gadis menguap lebar, beruntung kali ini ia menutup mulutnya dengan tangan. Meski begitu masih belum ada kesan feminim jika melihatnya.

"Duh, mata gue udah 5 watt. Sudah sulit untuk diajak koordinasi dan kerja sama," ungkap gadis tadi hiperbola juga langsung bangkit dari duduknya dan membuat netranya yang memerah itu terpaksa membuka. Ia meregangkan sedikit tubuhnya hingga menimbulkan bunyi 'kretek' tulang yang membuatnya cukup lega.

Teman gadis tadi ikut menguap melihat gadis tadi. "Sama gue juga," ucapnya sambil memejamkan mata. Ia bernama Nur dan sudah mengenal gadis tadi tak lama setelah masa ospek berlangsung.

Gadis yang tubuhnya agak berisi tadi melihat sekeliling, berharap ada sesuatu hal yang bisa membuatnya terjaga. Hingga pandangannya terkunci pada satu titik. Lalu, "pfft... BWAHAHAHAH," gadis berkaca mata itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya, meredam ledakan tawanya sembari mencondongkan tubuhnya kedepan.

Gadis yang sedang nikmatnya merangkak ke mimpi itu terbangun idengan tidak estetik itu bernama Nur. " APA WOY APA??!!" Ia terkejut dan bangkit dengan mata terbelalak karena suara tawa nyaring gadis yang lututnya sudah lemas itu. " JANGAN KESURUPAN IHH, MANA SEPI LAGI." kini Nur menciut sebab menyadari koridor itu sedang tidak ramai seperti biasa.

"EHH SSTTT JANGAN BERISIK IHH KALO DIUSIR KAN GALUCU YA KUCING!!" umpatnya kesal berusaha menghentikan tawa gadis tadi, tak lupa mengelap mulutnya dengan punggung tangan barangkali ia sempat membuat pulau.

Dengan tawa yang memelan karena kelelahan, gadis yang bernama Aliya Safa Olivia, atau kerap dipanggil Aliya itu meraih gawai dari ransel birunya dan mulai merekam video. Gawainya ia arahkan ke bawah bagian pintu berwarna coklat dimana terdapat tulisan yang membuatnya terbahak. "Gais liat... hahahahha ngakak banget coba. Ini ada tulisan 'KUCING DILARANG MASUK' HAHAHAHA..." Gadis berkaca mata itu mendekatkan gawainya dengan mode rekam video ke tulisan itu sambil tertawa.

Gedung kampusnya memang terdapat kucing yang bisa dibilang tidak sedikit. Mungkin itu sebabnya seseorang meletakkan sebuah peringatan itu tentang kucing dilarang masuk yang ditulis dengan spidol hitam dan teks kapital semua di atas kertas putih yang ditempel di pintu bagian bawah ruang ketua jurusan itu. Ia terbahak kembali mengingat tulisan yang agaknya akan tidak berguna karena kucing-kucing yang kadang meresahkan.

Saat ia tertawa, gawai di genggamannya hampir lepas ketika seorang wanita bersuara, "lagi ngapain nak?" jantungnya mencelos. Jiwanya seperti merosot kebumi ketika wanita paruh baya yang bertanya itu merupakan wakil ketua jurusan alias pemilik ruangan ini.

Aliya kini gemetar. Sembari menetralisirkan degup jantung yang berpacu cepat itu ia tersenyum hormat. "ini bu maaf lagi ngerekam ini bu, soalnya lucu banget, maaf ya bu engga ijin dulu buat ngerekam," ujarnya tertunduk malu.

Low Self-EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang