08 • Self Healing

14 5 4
                                    

"Udahlah aku tim netral aja,
sama siapapun nanti ending-nya.
Aku harap semua bahagia."

~ Aliya

Song: Lazy Song- Bruno Mars

• × •

Musik itu terngiang-ngiang di kepalanya. Earphone putih itu menempel di kedua telinganya. Gadis itu tersenyum kegirangan.

You can call me artist (artist)
You can call me idol (idol)
Anim eotteon dareun mwora haedo
I don't care

I'm proud of it
Nan jayurobne
No more irony
Naneun hangsang nayeossgie

Aliya menyanyi dengan suara tertahan. Ia menggerakkan badannya bersemangat.

TOK TOK TOKK

"ASTAGFIRULLAH!! SIAPA??" jerit Aliya ketika pintunya diketuk cukup keras. Ia melepas earphone dan membuka pintu yang terkunci itu. Nampak adiknya sedang melipat tangan di depan dada dengan raut wajah kecut.

"Dari tadi digedor-gedor ih!! Kata bunda jangan ngerem di kamar mulu," ketus Alita.

Aliya mengiyakan, "Iya, bentar lagi mau keluar. Ada apa??"

"Ngapain sih di kamar? Bangun istana?" Sinis adiknya.

Aliya hendak membalasnya namun segera urung ketika melihat seseorang.

Bunda datang menghampiri, "Ka, kamu lagi ngapain? Ini hari minggu loh, main sana! Atau mau ikut bunda belanja?"

Gadis sulung itu menggelengkan kepalanya, "Engga, bun. Aliya di rumah aja."

Jika kebanyakan orang tua menyuruh anaknya untuk diam di rumah, namun hal lain terjadi untuk Aliya. Mungkin bunda sudah cukup gemas melihat gadis sulungnya tak keluar kamar jika hari libur tiba. Bahkan dalam sehari-hari pun Aliya enggan keluar 'kandang'  jika tak ke kampus atau ada keperluan mendesak.

"Aliya lagi praktek bun," jawabnya.

"Lagi libur juga masih praktek?" Heran bunda.

Aliya mengangguk, mulutnya terpaut. Ia menjelaskan, "Iya bun. Tapi Aliya udah beres-beres rumah tadi, semuanya udah beres juga ini tinggal ngerjain tugas."

"Yaudah, kamu lanjut ngerjain tugas ya. Biar Bunda sama Alita mau ke supermarket. Mau nitip apa?"

"Makanan bun, sama cemilan banyak-banyak. Jangan lupa sama teh kotak ya?" Tutur Aliya. Gadis itu suka menyemil, suka makan dan juga salah satu minuman favoritnya adalah minuman teh kemasan. Terbukti dari tubuhnya yang sedikit tambun.

Bunda mengangguk, "Oke, yaudah bunda berangkat ya. Ayo Alita, kita pergi." Wanita paruh baya itu melenggang, "Ka, jagain rumah ya!!"

"Siap bun!" Hormat Aliya.

"Alita!"

Alita yang sudah bersiap itu hendak melangkahkan kaki tapi berhenti ketika kakaknya memanggilnya. "Kenapa ka?"

"Sini deh."

Alita memutar balik, kini menghampiri kakaknya. "Ada apa?"

"Dari tempatmu tadi kesini berapa langkah?" Aliya tersenyum jahil dan kini menjulurkan lidah meledek. Ia kembali mengunci pintu, membiarkan adiknya misuh-misuh sendiri karena dijahili.

Low Self-EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang