09 • Perasaan

13 4 4
                                    

"Yang berhubungan dengan perasaan itu selalu rumit. Mungkin ia bisa membuatku terbang setinggi langit, tapi juga bisa menghempasku ke bumi tanpa ampun meski sakit dan menjerit."
~Aliya

Song: Rough- Gfriend

• × •

Gadis itu gelisah. Jantungnya berdegup kencang. Dahinya pun dibanjiri peluh. Ia mengetikkan sesuatu di gawainya tapi ia hapus kembali. Lalu ia mengetikkan sebuah kalimat, namun dihapus lagi. Kemudian sebuah kalimat telah tersusun juga ia kembali urungkan. Ia menghela napas nelangsa. Netranya kembali menatap hapenya, sesaat kemudian ia menjerit tanpa suara.

Sebegitu sulitkah ia mengirimkan pesan pada seseorang?

Aliya mengetuk-ngetuk keningnya pelan. Setengah jam waktunya ia habiskan untuk mengetikkan sebuah pesan pada seseorang.  Ia lelah dan sudah cukup mengantuk. Kepalanya yang hampir terantuk kembali menegak, kesadarannya juga telah kembali utuh. Kini perempuan itu mendudukkan diri.

Aliya membatin, "Sekarang atau tidak sama sekali."

Setelah ia berusaha meyakinkan diri, Aliya mengangkat kepalan tangan kanannya ke udara.

"Aku pasti bisa," yakinnya dalam hati.

Dalam sepersekian detik ia mengetikkan sebuah pesan. Setelah pesannya terkirim Aliya melempar hpnya. Untung saja, keburuntungan saat ini ada dipihaknya. Gawainya itu terhempas ke pelukkan boneka milik sepupunya yang berada di pojok ranjangnya.

Tapi si empunya nama nampaknya tak begitu peduli pada nasib alat komunikasi miliknya itu. Buktinya kini ia malah membekam wajahnya dengan bantal dan menjerit tak keluar suara.

Ia bergidik ngeri. Meskipun kini hampir tengah malam, nyatanya Bandung yang dingin tak berpengaruh besar baginya. Tubuhnya panas, namun bulu kuduknya berdiri.

Aliya saat ini sedang dalam mode 'ambyar' yang tak tahu diri.

Dengan takut-takut perempuan itu kembali meraih gawainya. Matanya menyipit,  mengintip notifikasi yang masuk. Dan... pesannya terbalas. Aliya terkesiap, nyatanya ia tak menyangka pesannya dibalas secepat ini.

"Tolong, jangan kaya gini. Hati gue lemah beneran," bisiknya entah pada siapa.

Dengan tangan yang gemetar, dan mata yang setengah membuka ia melihat kolom percakapannya di layar gawai.

Fero

Hai fero
23.32

Halo Aliya, ada apa?
Tumben_-
23.33

Lututnya melemas, perasaannya pun tak karuan. Sudah lama sekali ia tak merasakan kupu-kupu terbang di perutnya.

Fero

Engga apa-apa
Hehehe..
23.34

Kirain ada apa
Wkwkkw
23.34

Aliya menggerak-gerakkan gawainya.

"Duh bahas apa ya?? Ayo dong otak mikir," keluhnya kini sembari mengerutkan dahi.

Gadis yang biasanya tak kehabisan topik itu, entah mengapa kini tak kunjung menemukan pembahasan yang tepat. Agaknya otaknya mulai melemah sejak gemetar tadi.

Ting

Aliya terkesiap. Ternyata hapenya tidak dalam mode diam. Sebelum ia membuka pesan itu, ia mengubah mode hapenya menjadi hening.

Fero

Ga tidur, Al?
Lagi ngapain ??
23.35

Baru bangun hehe
Ini laper pengen indomi
23.35

Low Self-EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang