03. Ayah Kandung

195K 27K 2K
                                    

03. Ayah Kandung
"Aku pikir aku ga pernah punya foto keluarga."
—Hanina Cava

"—Hanina Cava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-———-

GADIS itu menulis namanya di atas sampul buku coklat tersebut. Hanina Cava. Setiap kali ia membaca nama itu, ia selalu merasa ada yang kurang. Seperti ada sesuatu yang hilang di sana. Hanina merasa namanya terlalu singkat, dan terlalu tidak berarti. Apakah kehadiran Hanina di muka bumi ini benar-benar tidak diinginkan?

Dulu, pihak panti pernah bercerita padanya. Pada saat Hanina berumur 15 tahun. Disaat gadis itu telah merengek berkali-kali menanyakan keberadaan orangtuanya.

Akhirnya, pemilik panti pun menceritakan kejadian yang membuat Hanina akhirnya sampai di panti asuhan tersebut. Mayang —pemilik panti sekaligus sosok yang selalu Hanina anggap sebagai ibunya menjelaskan bahwa Hanina ditemukan di depan gerbang panti asuhan, di dalam stroller bayi berwarna hitam. Hanina ditemukan pada saat usianya menginjak dua tahun, lengkap dengan sebuah catatan kecil bertuliskan sebuah nama. Hanina Cava.

Sejak saat itu lah Hanina mulai dirawat di panti asuhan bersama anak-anak yatim piatu lainnya. Samar-samar Hanina bisa mengingat momen-momen indah yang pernah ia habiskan bersama dengan anggota panti asuhan saat ia masih kecil. Mereka bagaikan keluarga besar bagi Hanina.

Sebenarnya Hanina sangat berat hati meninggalkan panti asuhan. Namun, ia tidak mau menjadi beban lebih lama lagi. Sudah cukup ia dirawat hingga usianya menginjak 16 tahun. Karena itulah Hanina bertekad untuk belajar sungguh-sungguh dan mendaftar program beasiswa di Jakarta. Dan entah ini bisa disebut keberuntungan atau tidak, Hanina berhasil masuk ke sekolah tersebut.

Maka akhirnya di sinilah Hanina. Tinggal sendiri di sebuah kosan kecil, berukuran 2 x 2 meter. Walaupun sempit, Hanina berhasil merawat kamar ini dengan baik sehingga terasa nyaman untuk ditempati.

Panti asuhan memang selalu mengirimkan uang kepadanya setiap bulan, namun tentunya hal tersebut tidak akan bisa melengkapi kebutuhan Hanina selama di ibu kota. Maka Hanina berulang kali putar otak untuk mencari uang. Mulai dari menjadi pelayan di rumah makan, kemudian menulis di blog, hingga akhirnya menjadi guru les beberapa anak SD.

Walaupun begitu, uang yang Hanina hasilkan masih kurang ketika dia harus membeli peralatan yang diperlukan untuk sekolah. Karena sudah tak punya pilihan lain, alhasil Hanina menerima tawaran Lizi untuk membuatkan gadis itu tugas. Selain itu, Jaden dan Junar juga beberapa kali meminta Hanina untuk membuatkan tugas mereka. Tentunya ada uang yang selalu disiapkan ketika tugas mereka selesai.

Hanina membuka tas coklat lusuhnya. Tas itu ada pemberian dari Mayang sebagai hadiah karena telah berhasil mendapatkan beasiswa. Gadis itu tampak sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Hingga akhirnya kepalanya terangkat bersamaan dengan tangannya yang memegang sebuah kunci. Itu kunci kamar kosnya.

Unfamiliar Twins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang