17. Don't Touch Her

172K 24.2K 3.5K
                                    

17. Don't Touch Her
"No one can touch her without my permission."

-———-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-———-

HARI ini penampilan Hanina berbeda dari kemarin-kemarin. Gadis itu memakai seragam baru, lengkap dengan tas dan sepatu yang dibeli saat bersama Galileo di mall kemarin. Sebenarnya Hanina sangat terkejut karena ternyata Galileo membeli semua barang itu untuknya. Gadis itu pikir Galileo akan membuka toko baju atau semacamnya, mengingat Galileo tidak mungkin bisa memakai pakaian tersebut. Kecuali kalau lelaki itu punya fantasi aneh, yaitu dengan memakai pakaian-pakaian wanita seperti di drama yang pernah Hanina tonton.

Membayangkan Galileo memakai rok dan seragam ketat jadi membuat Hanina bergidik ngeri. Bayangkan bagaimana jadinya badan Galileo yang cukup berotot itu ditutupi oleh berbagai macam dress wanita. Hanina menggeleng kuat, seharusnya dia tidak membayangkan hal seperti itu. Itu sama saja seperti mengeksploitasi kakaknya sendiri. Astaga, Hanina harus segera minta maaf kepada Galileo karena telah memikirkan yang bukan-bukan.

Gadis itu bangkit dari duduknya setelah mengikat tali sepatunya. Hanina menggendong tas ransel berwarna ungu yang kemarin sempat ia pakai saat sedang bermain dora-doraan bersama Galileo. Beberapa detik kemudian Hanina keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Galileo.

Gadis itu sempat terlihat ragu untuk mengetuk pintu kamar Galileo, ia takut menganggu lelaki itu. Tetapi setelah berulang kali meyakinkan diri, gadis itu akhirmya mengetuk pelan pintu di hadapannya.

"Hm?" Galileo bergumam pelan saat mendengar suara ketukan tersebut. Tentunya Hanina tidak dapat mendengar suaranya itu.

Lagi-lagi pintu kamarnya kembali diketuk. Membuat Galileo terpaksa bangkit dari tidurnya. Tidak biasanya pelayan rumah mengetuk pintu di saat pagi. Mereka sudah hapal betul dengan kebiasaan tuannya yang sulit dibangunkan saat sedang tertidur, maka mereka akan masuk tanpa permisi dan merapikan kamar tuannya dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan sang pemilik kamar. Para pelayan juga menyiapkan semua keperluan Galileo untuk sekolah. Jadi saat terbangun, lelaki itu bisa langsung menggunakan semua fasilitas di kamarnya tanpa perlu menyiapkannya terlebih dahulu.

Dengan mantel tidurnya yang tidak terikat, Galileo akhirnya turun dari kasurnya. Lelaki itu memakai sandalnya kemudian berjalan menuju pintu kamar dengan mata yang masih terpejam.

Sedangkan Hanina masih setia berdiri di depan kamar Galileo. Beberapa saat kemudian pintu kamar tersebut terbuka. Menampilkan sosok lelaki dengan rambut acak-acakan dan juga mantel yang tidak terikat, membuat kulit bagian atasnya menjadi terekspos kemana-mana.

Melihat hal itu tentu membuat Hanina merona. Gadis itu buru-buru membalikkan badannya. Namun saat hendak berjalan pergi, tasnya malah ditarik oleh lelaki itu.

Unfamiliar Twins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang