07. La Lubis House

188K 25.2K 7K
                                    

07. La Lubis House
"Apa aku boleh menetap di rumah ini?"

 La Lubis House"Apa aku boleh menetap di rumah ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-———-

"WELCOME to my house!" seru Galileo sambil bangkit dari duduknya. "Eh, salah, now this is our home, right?" Galileo berjongkok di hadapan Hanina, menarik dagunya, lalu menatap lemat ke arah gadis itu.

Hanina benar-benar tak bisa berkata-kata. Apakah benar sosok lelaki di hadapannya ini adalah kembarannya? Sikap lelaki ini terlalu lancang, Hanina tidak menyukainya.

Galileo terkekeh pelan ketika melihat kernyitan di dahi Hanina. Tepat seperti bayangannya, Hanina hanyalah seorang gadis lugu dan polos. Sama seperti karakter gadis miskin di dalam film yang pernah ia tonton. Sepertinya kehadiran Hanina tidak akan menganggu Galileo, justru gadis itu akan menjadi hiburan baru baginya.

"Oke, udah cukup salam kenalnya. Sekarang lo ikut gue." Galileo menarik tangan Hanina tanpa permisi.

"Kita mau kemana?" tanya Hanina yang terpaksa mengikuti Galileo dari belakang.

"Ke kamar," jawab Galileo.

Mata Hanina melotot, "tapi ... tapi kita kan ... saudara," cicit Hanina.

"Dih, mikir apa lu?" tanya Galileo. "Pak, itu koper dia bawa ke atas!" perintah lelaki itu. "Udah ayo, gue mau lanjut tidur abis ini." Tanpa banyak bicara lagi, Galileo segera menarik tangan Hanina untuk masuk ke dalam lift yang ada di rumahnya.

Galileo mengulurkan tangannya untuk menekan tombol yang ada di lift tersebut. Kemudian lelaki itu menyandarkan punggungnya pada dinding bagian belakang lift. Lagi-lagi pandangannya tertuju ke arah Hanina. Kalau dilihat-lihat, kembarannya ini tidak jelek seperti yang Galileo pikirkan.

"Lo ga kaya gembel ya," ceplos Galileo.

Hanina yang mendengar hal itu pun menoleh ke arah Galileo bingung. "Hah?" Kedua alis gadis itu mengkerut.

Galileo melipat kedua tangannya di depan dada sambil terkekeh. "Nggak. Gue pikir bentukan lo bakalan dekil, kumuh, kaya pengemis, tapi ternyata kaga," ujar Galileo.

"Maksud kamu apa?"

"Ya gue denger-denger kalo lo ditelantarin nyokap, terus dibuang ke panti, abis itu orang panti juga ngebuang lo," ujar Galileo enteng.

"Siapa bilang aku dibuang panti? Aku ke sini karna dapet beasiswa!" Entah kenapa Hanina sangat sensitif jika ada orang yang menghina panti asuhannya. Karna bagi gadis itu, semua orang di panti asuhan adalah keluarganya.

Unfamiliar Twins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang