Naskah Kuno

51 4 4
                                    

Bayang-bayang wajah Sarah ternyata belum hilang bahkan sampai Roy tiba ke rumah. Dalam diam Ia memandang wajah Sarah yang terpampang di layar hp miliknya. Semilir angin malam disertai aroma tanah yang sedari tadi dibelai oleh air hujan memandunya tuk semakin dalam ke alam bawah sadar, membuat pikirannya bernostalgia akan kenangan indah bersama Sarah. Kenangan yang membuat dirinya mabuk kepayang seperti orang gila.

Namun apa daya, tak bisa dipungkiri bahwa Sarah telah menolak Roy tuk menjadi kekasih hatinya. Mungkin karena tampangnya yang biasa-biasa saja, atau bisa juga karena ada sifatnya yang tidak disukai Sarah. Namun yang jelas dan juga tak bisa diubah bahwa Sarah tidak menerimanya.

Entah mengapa dalam lamunannya itu tiba-tiba terbesit ingatan perihal kertas yang Ia temukan saat menabrak bapak-bapak misterius pada senja tadi. Hal itu membuat Ia terperanjat dari tempatnya merebahkan diri untuk mengamati kertas kuno tadi.

Roy teringat bahwa Ia menyimpan kamus bahasa daerah di rak bukunya dan bergegas mengambil kamus itu. Dengan penuh hasrat keingintahuannya itu Ia langsung mencocok-cocokkan huruf demi huruf yang ada di kertas dan yang ada di kamus sambil menuliskan artinya. Saat mencoba menerjemahkan naskah kuno tersebut, Roy terlihat seperti tikus kelaparan yang sedang menyantap mangsanya secara beringas.

"IKI KALUNG NAGASASRA SAPA SENG NEMOKKE BAKAL DIKDAYA NANGING... ( ini kalung nagasasra siapa yang menemukannya akan menjadi kuat tetapi... )"
gumamnya sambil membaca kertas yang sudah berisi tulisan miliknya.

Dahinya terlipat pertanda heran dengan apa yang baru saja ia baca. Otaknya dibuat bertanya-tanya. Apa maksud dari kalimat ini. Ditambah lagi di bagian akhirnya terdapat tulisan yang mulai pudar, membuatnya tak bisa lagi dieja dan diterjemahkan. Dari kata terakhir itu membuat arti dari kalimat tersebut benar-benar menggantung. Membuat Roy semakin heran dan tak sanggup memahami makna dari kalimat tersebut.

"IKII.. KAALUNG..."

Roy berusaha mengeja kembali kalimat tersebut sambil mencoba memahaminya lebih seksama

"NOGO.. SOSRO"

Saat mencapai kata Nogososro seketika lampu kamarnya itu berkedip kencang dan padam. Angin semilir masuk membelai tengkunya sehingga membuat bulu-bulu halus yang tumbuh dibagian itu mulai berdiri.

Seketika suasana terasa senyap. Walau hujan tetap bejatuhan dari langit, namun tetap saja, tidak menepis bahwa suasana menjadi sunyi. Suara katak dan jangkrik yang sedari tadi bersautan seperti orkestra, kini serasa hilang ditelan bumi.

Di dalam gelapnya kamar Roy, dengan samar ia melihat sesuatu yang nampak mirip seperti sesosok tinggi yang berdiri di pojok kamarnya. Tubuhnya menegang. Rasa takut mulai menyelimuti dirinya. Bulu kuduknya berdiri semua. Dari ujung atas hingga ujung bawah tubuhnya.

Ia berusaha menyipitkan kedua bola matanya tuk memastikan apa yang ia lihat itu. Perlahan ia menyipitkan matanya dan berusaha memfokuskan penglihatan.

DAZZZ

Kilatan cahaya diikuti gemuruh petir memperlihatkan apa yang ada dipojok kamarnya tersebut membuat dirinya terjerembap mundur. Sekilas Ia melihat ada seseorang yang berdiri di pojok kamarnya itu. Lebih jelas dari tadi. Namun hanya terlihat sekilas karena tertutup lagi oleh gelapnya kamar.

Seketika lampu menyala, dibarengi nada notifikasi di hp Roy yang berbunyi membuatnya kaget kembali hingga mengumpat.

"Anj*ng"

Dengan ekspresi wajah kesal dia segera melihat layar hpnya yang ternyata notifikasi tersebut berasal dari chat Ari yang masuk. Kesal memang, namun entah mengapa adanya chat Ari tersebut membuat Roy seketika melupakan apa yang barusan terjadi.

Dia kembali mengumpat dalam hati, bersumpah bila isinya tidak penting dia akan menghajar sobatnya itu.

Ari : bray, bsok kan sdh mulai libur, ngemping yok

Roy mengumpat, benar-benar ingin menghajar Ari.

Roy : males ah, lagi bdmd

Ari : gua ngajak Sarah jg lo :v

Seketika Roy langsung membelalakan kedua matanya dan berusaha duduk dengan tegak menandakan bahwa ia kembali bersemangat.

Roy : yang bener?

Ari : iya, masa sama temen boong

Roy : Ok, gass lah.
Sp aja? Di mana?

Ia membalas pesan sobatnya tersebut sambil mengembangkan senyum dibibirnya itu.

Ari : gua, Alex, Caca, Herman, Sarah, trus elu kalo jadi. Di hutan

Roy : Ok gua ikut

Ari : Masyok, bsok ngumpul di rmh gua jam 7

Roy : ashiap :v

Chat Ari itu benar-benar membuat Roy semangat dan melupakan kejadian aneh yang baru terjadi. Bukan hanya karena sobat Roy yang memberikan pesan singkat itu, tapi juga karena isi dari chatnya tersebut yang mengembirakan dirinya.

The Fear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang