“Thanks, Gun. Malam ini adalah malam yang berharga bagi gue. Gak pernah sekalipun gue ngerasa bahagia kayak gini. Apalagi tadi, makanannya enak-enak. Lain kali, kita jalan bareng lagi, ya? Buat kulineran gitu...” Off merentangkan tangannya, kemudian memeluk tubuh kecil Gun.
Sang empu yang berada dalam pelukan terkaget, untung saja bola matanya tidak jatuh menggelinding dari tempatnya. Selain itu, ia tak bisa menahan senyum di wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, bagaimana mungkin... Seseorang yang ia sukai memeluknya sangat erat? Akh! Gun ingin pingsan saja rasanya!
Lima menit, sepuluh menit sampai lima belas menit? Pelukannya berlangsung selama itu.
Off mulai merenggangkan pelukannya, “Gue cuma bisa antar lo sampai sini, cepat masuk udah malem. Udaranya makin dingin, nanti lo malah flue gara-gara di luar kelamaan, malem-malem gini.” kemudian, kedua tangannya menangkup kedua belah pipi Gun. Mengusapnya perlahan dengan lembut. Dan Gun semakin yakin, jika ia tidak menguatkan diri... Dia pasti sudah ambruk dan pingsan di tempat karena saat ini, Off tanpa aba-aba mengecup pucuk kepala Gun.
“Ini beneran Off, kan? Kenapa soft gini?? Bikin jantung gue konser. Aaaaak bunda! Gun enggak kuat lagi-!” batin Gun meronta-ronta.
“Gih, masuk. Gue liatin lo sampai masuk ke dalam.” Off tersenyum, dan itu terlihat menenangkan.
Gun mengangguk, “Btw makasih udah anter gue sampai lobi. Bye Off, gue masuk dulu ya! Lo hati-hati di jalan, jangan ugal-ugalan!”
Gun beranjak dari sana, Off melambaikan tangannya. Dengan ragu, pria Phunsawat itu melambaikan tangan tergesa-gesa.
.
.
.
.L . O . V . E . A . T . T . A . C . K
.
.
.
.
“Nan Na Nan Na~♪”
Off berjalan ke dalam mansionnya setelah memarkirkan mobil di garasi. Langkahnya terlihat riang, ia pun menyenandungkan lagu, entah lagu apa itu... Senyumannya tidak luntur sejak tadi.
“Off? Baru pulang, kamu? Dari mana aja? Ini udah jam sepuluh, lho? Kamu enggak pergi ke bar, kan?” Nyonya Adulkittiporn menoleh ke arah datangnya Off, ia dan sang suami rupanya tengah bersantai sambil menonton televisi. Wanita paruh baya itu menatap penuh selidik.
“Mommy~ Off enggak pergi ke bar, kok. Nih! Cium aja bau tubuh Off! Enggak ada bau alkohol, kan???” Ia menghampiri mommy nya dan memeluk tubuh paruh baya itu dengan penuh sayang dan emm... Terlihat 'manja'(?)
“Terus dari mana, kamu? Daddy liat mukanya cerah banget, ceria, senyum terus dari tadi. Nyanyi-nyanyi gak jelas juga, kenapa sih? Kayak orang lagi kasmaran, tau!” sekarang sang Daddy ikut serta dalam pembicaraan ibu dan anak itu.
Off beralih menatap kepada sosok yang menjadi Daddy nya, “Habis pergi Jalan-jalan keliling taman kota terus pergi makan street food. Udah itu pulang, deh. Off juga udah ngantuk nih, pengin bersih-bersih dulu terus tidur! Tadi kenyang banget soalnya, sampai ngantuk, padahal belum sempat makan semua...” ia mengatakannya dengan penuh antusiasme.
Kedua orang tuanya terkaget-kaget, menyiratkan bahwa mereka tidak percaya dengan yang dikatakan oleh anak tunggalnya.
“Nak, kamu enggak bohongin Mommy, kan? Sejak kapan kamu suka jalan-jalan di taman kota? Biasanya kamu ke mall? Terus sejak kapan kamu doyan makan street food? Bahkan dulu, kamu ogah-ogahan, Mommy sama Daddy ajak makan di tempat makan biasa. Penginnya di restoran bintang lima, lho ini... Kamu bahkan makan street food? Kamu enggak sakit kan, Off? Mommy khawatir... Ini enggak seperti anak Mommy yang bisanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFGUN : Love Attack!!! [Hiatus]
FanfictionApa jadinya jika seorang mahasiswa terpintar harus berurusan dengan sosok idola kampus yang angkuh, dan playboy? Awalnya, mereka saling acuh. Namun, ternyata satu hati sudah terlebih dulu merasakan sebuah cinta yang kuat di hatinya. Gun Atthaphan te...