˗ˏ✎ [2] *ೃ

434 54 29
                                    

WUSH!

Tubuh Gun melesat cepat menerobos kerumunan dengan kecepatan 12538920 cahaya.ggg Dia berusaha menghindari seseorang yang mungkin sekarang sedang menanyakan keberadaan Gun kepada kedua sahabatnya, New dan Krist.

"Gue belum siap buat ketemu dia! Pokoknya gue harus tenangin diri dulu!" Sumpah saat ini jantung Gun berdebar dengan kencang. Rasanya itu seperti anda menjadi Iron Man.g #humoranjloq:v

Gun terus berlari hingga ia keluar dari gedung fakultas nya dengan nafas tersengal.

"Hah! Hosh! Hosh... Shiaaa, Gun! G0bl0ck banget ya, lo! Ngapain lari, coba?! Emangnya dia tadi di kantin mau nyamperin gue, apa? Mungkin aja dia tadi bukan liat ke arah gue, mungkin aja ke orang lain? Huh! Kenapa gue ge-er banget?" Gun merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia sebodoh itu dengan hal yang diperbuatnya sendiri!

"Phi Gun kha?" sebuah suara menyapa gendang telinga. Gun yang masih mengatur nafas pun perlahan membalikan tubuhnya.

"Nong Jane?" mata Gun melebar seketika, disaat ia melihat siapa sosok yang memanggilnya tadi. Jane Ramida Jiranorraphat. Dari Fakultas Seni Komunikasi.

"Phi Gun kenapa? Lo kayak habis selesai Lari Marathon, tau gak? Ngos-ngosan gitu." tanya Jane penasaran, terkekeh pelan saat melihat Gun yang bercucuran keringat dan mendengar hembusan nafasnya yang tak teratur.

"Apaan sih, gue gak habis Lari Marathon!" Gun menggeleng, membalas terkekeh.

"Terus habis ngapain, dong?"

"Gak habis ngapa-ngapain. Ekhem." ujar Gun, setelahnya ia berdeham pelan.

"Haha, yaudah sih. Kalau gak mau jawab gapapa deh." Jane tersenyum simpul, lantas gadis itu merogoh tasnya. Entah mencari sesuatu.

Dan hal yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan. Gadis itu mulai mendekatkan wajahnya ke arah Gun, 10 cm, 7 cm, hingga 5 cm.

Gun tersentak kaget, "J-jane?"

Yang dipanggil menoleh, membuat kedua pasang netra itu saling menatap. Mata Gun terkunci pada netra coklat sosok gadis yang pernah singgah di hati dan pernah menjadi prioritasnya.

Iya, pernah. Namun itu dulu, jauh sebelum ia terpikat dengan sosok pria bernama--

"Phi Gun, gue lap dulu keringat lo, ya? Kasian gue, lo kayaknya capek banget deh." Jane dengan cekatan mengelap keringat Gun. Ia juga menyerahkan sebotol air mineral. "Ini, lo pasti juga haus kan, Phi Gun?"

Gun hanya mengangguk, menerima air itu dan meminumnya sekali teguk.

Tangan Jane kembali terulur, kini jemari lentiknya menyentuh rambut Gun. Hingga beralih ke wajah mulus Gun, mengusapnya lembut.

Jane tersenyum lebar, "Gun~" ucapnya manja. Dan entah apa yang merasukinya, kini gadis itu hampir saja menghapus jarak di antara keduanya. Sebelum Gun memundurkan wajahnya.

"Jane! Apa yang lo lakuin?!" suaranya sedikit meninggi. Ia marah, dengan apa yang baru saja hendak Jane lakukan kepadanya.

" tód , aku tak bermaksud. tód , Gun..." ia menggenggam jemari Gun, menatap lekat. "Gun, aku hanya ingin kita--"

Sebelum ucapannya selesai, Gun menyela terlebih dahulu. "Jane, dengerin gue. Gue gak bisa penuhin permintaan lo ini. Semuanya udah selesai, semua hal yang pernah terjadi di antara kita berdua itu udah selesai. Gue nggak bisa ngasih harapan lagi buat hubungan kita."

Mata Jane mulai berkaca-kaca, "Gun, aku mohon, kembali lagi sama aku. Kali ini aku janji nggak akan pernah ngelakuin kesalahan yang sama, seperti apa yang aku lakuin di masa lalu. Aku akan menjadi yang terbaik untuk kamu aku mohon, maafin aku... Berikan aku kesempatan sekali lagi."

OFFGUN : Love Attack!!! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang