Waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi, namun Nanon sudah sibuk mengutuki dirinya. Sedari tadi dirinya terlihat resah dan nerves memikirkan janji pertemuannya dengan Ohm nanti siang. Bagaimana bisa dia tak sadar bahwa hari Minggu yang Ohm maksud kemarin itu adalah hari ini, hari yang bertepatan dengan Valentine.
Apakan Ohm sengaja memilih hari ini? atau Ohm sama tak sadarnya seperti dia? Apa yang orang orang akan pikirkan jika tahu kalau mereka menghabiskan valentine's day berdua? Baju apa yang harus dia kenakan? Makan dimana? Setelah itu kemana? Is this even real??
Aaarghh!!
Begitu banyak tanda tanya dalam pikiran Nanon. Dirinya masih tak percaya dengan ini semua. Baru saja kemarin dia hampir gila karena overthinking memikirkan Ohm, dan kini dia akan berkencan dengan Ohm di hari valentine.
Wait, It's not a date! What was i thinking??
Pipi Nanon sontak merona, malu akan pemikirannya sendiri. Jelas jelas ini bukanlah sebuah kencan. Kita cuma jalan... makan... berdua... di hari Valentine.
Nothing's special :)
***
Car Talk
“Non, lo yakin mau ke supermarket?” tanya Pawat tak percaya. Dahinya mengerut keheranan mendengar pinta Nanon barusan.
“Iya, kenapa emang?” Nanon balik bertanya pada pemuda tampan di sampingnya.
“Ya kirain mau makan diluar. kok malah ke supermarket. Emang lo ga laper?”
“Ya ini ke supermarket juga mau beli camilan Paw. Kita makan di kondo aja ya, tar gofood aja. Kan enak Netflix and chill.” jelas Nanon berusaha meyakinkan Ohm yang masih tak habis pikir dengan rencana patnernya itu.
“Itu camilan Non, bukan makanan. Kita makan dulu aja, baru ke supermarket.“
“Tapi Paawww...” suara rengekan manja keluar dari bibir Nanon sembari tangannya menarik narik lengan baju Pawat yang sedang menyetir. Sebuah pemandangan yang menggemaskan.
“Ck! Iya iya... tapi tetep lo harus makan dulu. Gua ga mau lo kumat lagi lambungnya. Yang ada malah ga kencan tapi ngurusin lo sakit.”
“Kencan?! maksud looo??” sebuah pukulan hinggap di paha kiri Pawat. Reflek Pawat menangkap tangan lembut itu dan menahannya. Nanon berusaha menarik namun sia sia.
“Lepasin!”
“Ogah, suruh siapa pukul gua.” dengan santai Pawat menangkup jemari Nanon dan menahannya diatas paha kirinya.
Si pemilik tangan mulai gelisah, tak tahu harus bagaimana. Apa maksud yang lebih tua melakukan itu? Jantung Nanon mulai berdebar tak karuan. Dirinya tak menyangka bahwa tindakannya yang berniat menjahili Pawat malah berbalik menyerangnya.
Akhirnya Nanon menyerah dan membiarkan si pemilik mobil menggenggam tangannya. Sebuah genggaman erat namun lembut, seakan ingin melindungi. Begitu hangat dan... nyaman.
“Kita drive thru dulu buat lo makan dijalan. Kfc atau Mc.D?” tanya Pawat melirik Nanon yang hanya diam.
“KFC.“
“Mending kita makan sekalian aja ya Non. Ga usah drive thru.” usul yang lebih tua tanpa mengalihkan pandangannya. Jalanan yang mulai padat membuatnya harus sedikit berkonsentrasi mengemudikan mobil. Dan disaat Pawat fokus ke jalan, Nanon merasa genggaman sahabatnya itu mulai melonggar, dan langsung saja dia menarik tangannya.
“Gak! drive thru aja.” tolak Nanon sambil mengelus tangannya. Sensasi genggaman Pawat masih terasa jelas membekas. Tiba tiba sebuah keinginan gila merambat merasuki pikirannya. Suatu dorongan yang membuat dirinya ingin sekali mencium tangannya sendiri, dan menghirup aroma Pawat yang tertinggal. Benar benar gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST FRIENDS?
FanfictionKisah pertemanan antara dua aktor muda papan atas,Ohm Pawat dan Nanon Korapat, yang terhalang oleh dinding penyangkalan. Dapatkah dua sahabat ini mendobrak tembok yang mereka bangun sendiri? AU ini sudah publish duluan di twitter aku @terong__goson...