Chapter 13: Pawat's Struggle

3.3K 359 9
                                    

A/N:

Hi, jumpa lagi... 😁

Dan salam kenal buat OhmNon stan out there. 👋😚

Akhirnya bisa up lagi di disini, kemaren2 aku rada ribet ma rl.huhuhu...😭😭

Oke, 2 chapter berikut ini agak berbeda ya, situasi dan waktunya sama, cuma POV nya yang beda.

Chapter 13 aku nulis dari segi Pawat POV, kalo chapter 14 dari segi Nanon POV. Aku pengen nunjukin bagaimana cara mereka menghadapi konflik batin disituasi ini.

Semoga kalian bisa ikut merasakan apa yang mereka rasa dan pikirkan.

Yang mau Like, Comment or Share bebas... yang penting enjoy.

Happy reading!

----

Pawat POV

"Iya Paw.... Disini. Sekarang."

Waktu seakan berhenti, tenggorokanku tercekat mendengar ucapan Nanon barusan. Kupandang lekat netra hitamnya, mencari secuil dusta. Candaan apalagi ini?Seriuskah dia? 

"Umm, oke..." walau ragu, tapi ku mengiyakan permintaannya. 

"Bentar Paw..." tiba tiba dia berlari ke luar kamar. Meninggalkanku sendirian dengan seribu kegalauan. 

Bagaimana bisa Nanon kepikiran ide seperti ini? Secemas itukah dia dengan perannya ini? Sepertinya aku tak bisa menyalahkannya, ini memang yang pertama buat dia. Dan aku tau sekali karakter Phi Aof gimana, sutradara perfectionist yang selalu menghasilkan masterpiece. Yah, aku bisa merasakan kekhawatiran Nanon. Apalagi banyak orang yang berharap lebih pada proyek kita kali ini. Aku dan Nanon adalah couple series yang paling ditunggu tunggu. 

But wait... Apakah ini benar benar ide yang bagus?

Aku mulai meragu dan bimbang, Nanon mengandalkan aku untuk membimbingnya, sedangkan aku sendiri tak yakin bisa. Bagaimana kalo ini malah memperburuk keadaan? Bagaimana kalau justru aku yang memperburuk keadaan? Ku bergulat dengan pikiranku sendiri.

Shit! Bisa bisanya dia memohon permintaan seperti ini. Tak sadarkah dia apa yang akan dia hadapi...

"Ok, Let's do this Paw! Wait.. mana skrip tadi?"

Nanon datang membuyarkan lamunanku. Dia menghempaskan dirinya diatas ranjang, tepat disampingku dengan naskah ditangannya, 

Oh man, here we go...

"Nah,adegan ini nih Paw..."

Kulihat dia menunjuk salah satu part dari naskah. Tak salah jika dia langsung kebagian ini, karena ini memang adegan paling emosional.

"Wait Non... "

"Hm... kenapa Paw?"

Pake nanya kenapa lagi... gua nerveus ogeebb! batinku sambil  berusaha menenangkan diri.

"Lo beneran serius kan Non?"

"Please ya Ohm Pawaaattt... gua serius!! Lo jangan bikin gua makin nerves yaaa!!"

Mau tak mau ku tertawa dalam hati melihat ekspresinya yang sepertinya mulai gregetan denganku. Apa dia tak tahu jika diriku juga sama nervesnya dengan dia. Dikira sering main film BL bisa gampang ciuman ma cowok lain apa? Well, aku sih tak keberatan sama sekali jika harus menciumnya. Cepat atau lambat kita akan melakukannya di workshop. Dan sejujurnya... aku sudah membayangkan hal ini sedari dulu. 

Hanya saja, melakukan ini diluar kerja terasa begitu.... personal.

"Kita beneran ciuman ya?" aku berusaha memastikan sekali lagi keinginan dia.

"Pat...," 

Hah?

Ku tertegun mendengar suara lembutnya menyebut nama peranku. Sambil tersenyum dia melanjutkan ucapannya,

"Just shut up and kiss me..."

Anjing Non!

Jantungku berdebar kencang, sampai sampai kutakut Nanon akan mendengarnya. Perlahan kuberingsut mendekatinya. Dapat kucium aroma yang menguar dari tubuhnya- bau Vanilla, manis,dan lembut. Wajahnya terlihat merona dengan bibir yang merekah mengundang. Oh Tuhan, sungguh indah sekali ciptaanmu ini. 

"Pran..." 

Waktu seakan berhenti saat bibirku menyatu dengan miliknya. Begitu lembut dan... hangat. Hanya kecupan ringan, hanya dua bibir yang menyatu, tapi cukup membuat seluruh badanku bagai disengat listrik ribuan kilowatt.

Sedetik... Dua detik... Lima detik... dan ciuman itu pun terlepas. Tak ada satupun dari kita berdua yang bersuara. Tenggorokanku tercekat... seperti ada yang menahan udara untuk mengisi paru paruku. Dan kulihat Nanon pun merasakan hal yang sama.

God, I dont know about him, but one thing for sure... I want it again.

Kupandang dirinya yang juga sedang menatapku dengan matanya yang sayu. Ekspresinya tak terbaca, hanya terdiam sambil menggigit bibirnya..

"Non..."

Please say something,

Please say that you want it again...

Because...I want more.

***

A/N:

Maaf POV Pawat ga begitu banyak ya. Semoga POV Nanon bisa lebih berwarna.ehehe..

See you next chapter!

JUST FRIENDS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang