10 - Dyandra hilang

88 17 0
                                    

Hay...

Siapa yang penasaran sama part selanjutnya?

Siapa yang udah gak sabar mau baca kelanjutannya?

Wait! Sebelum itu jangan lupa tinggalin jejak vote, coment, dan suport Devan X Dyandra ya!

Ajak temen, sahabat, pacar, keluarga, dan tetangga kamu untuk baca cerita ini sama-sama, supaya cerita ini banyak yang baca^^

Oke, ready?

Seriously?

Selamat membaca...

Salam Sayang Dari Alya♡

______________________________________

"Jadi gimana berkas-berkasnya udah siap?" Tanya Dika pada rekan teman seorganisasinya.

"Udah, nih.. " Galang menyerahkan tumpukan berkas-berkas yang diminta Dika

"Daf, Rev, lo berdua udah cek tempatnya?" Kali ini Dika menatap Dafa dan Reva.

"Udah." Dafa menjawab lebih dulu.

"Coba jelasin dikit, tentang tempat yang bakal kita datengin?" Dika mulai menatap semuanya dengan tatapan serius. Memang jika sedang rapat seperti ini, suasana ruangan osis nampak begitu mencekam, semenjak diberlakukannya peraturan baru saat masa jabatan Dika sebagai ketua osis dari tahun lalu banyak yang berubah, seperti salah satu Peraturan yang paling penting adalah 'Harus serius, dan dilarang main-main/becanda' .

"Tempatnya kayak rumah tua gitu, dan agak jauh juga dari permukiman, lokasinya ada di jl. Margaraya. Menurut info yang beredar, disitu tempatnya para preman yang memperkerjakan anak-anak dibawah umur, mereka dipaksa untuk jadi pengamen jalanan, pengemin, penjual koran, tisu, dan nanti uang hasil pendapatannya itu mereka setorin kepremannya itu." Reva menjelaskan panjang lebar

"Sejauh ini gak ada apa-apa?" Tanya Dika

"Masalahnya mereka kenapa-napa dik." Ucap Galang

"Maksud lo?"

"Kalo mereka gak bisa pulang dengan membawa uang, dan dagangan mereka gak habis, mereka diapa-apain. Kata warga sekitar yang gak sengaja lewat itu, mereka pernah liat beberapa kali premannya itu main fisik sama sianak, dan gak segan-segan juga mereka ngehukum anak itu dengan gak ngasih makan sedikit pun, bahkan mereka juga sering dengar teriakan dari dalam rumah itu,ya mungkin aja itu suara mereka yang disiksa." Cicit Galang yang mulai tidak kuat melanjutkan ceritanya.

Dika sedari tadi mengepalkan kedua tangannya,menahan sesuatu yang mengusik hati & pikirannya sedari tadi. Cerita Galang tadi cukup membuat tubuh Dika bereaksi, rasanya ia ingin sekali mendatangi tempat itu dan langsung menghabisi preman-preman biadab itu. Sedingin-dinginnya Dika, sediam-diamnya Dika, hatinya terenyuh merasakan sakit yang begitu dalam saat mendengarkan Galang bercerita, otaknya bekerja seakan menggambarkan visualisasi para preman itu menghakimi anak-anak yang tak berdosa dan masih dibawah umur. Dika semakin mengeraskan rahangnya, bagaimanapun Dika peduli pada anak-anak itu, ia harus menyelamatkannya!

"Kak...huh...huhh--" Tiba-tiba 2 orang perempuan yang Dika yakin, mereka adalah adik kelasnya datang dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Ada apa hey?" tanya Reva heran

"Kak.. Ituhh--...toilet cewe kelas 10 gak bisa dibuka!" Tanya seseorang berambut lurus sebahu

"Nah iya, mana kita kebelet lagi. Kata guru minta kunci serepnya ke ketua osis Kak Mahardika. Makanya kita datengin kakak" ucap satu orangnya lagi

DEVAN X DYANDRA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang