003

161 25 2
                                    

Tidak ada salahnya meng-klik vote di bagian pojok bawah ^~^
Terimakasih....

Selamat membaca

19/02/21
________

"Karena kebanyakan siren akan mual jika berdekatan dengan manusia." Ucap sosok brunette itu seraya menatap rekan kerja nya datar.

Chuuya terdiam, tidak dia bukan nya takut akan ketahuan melainkan gugup bagaimana cara merespon ucapan pria itu agar ia membahas topik lain. Bukan berarti juga Chuuya ingin berbicara lama dengan nya.

Safir biru kelautan itu beralih menatap samudra luas di depan sana. Berusaha mengabaikan sang brunette dan memintanya pergi dari sisi nya melalui gerak tubuh.

"Aku...tidak mual sama sekali." Jawab Chuuya dikeheningan berikutnya.

Kedua tangan putih itu mencengkeram erat besi pembatas kapal. Membiarkan angin malam memainkan anak rambut senja nya.

"Sungguh? Karena ku perhatikan kau selalu pucat jika manusia berdekatan dengan mu, seperti sekarang ini."
Sosok itu mendekatkan tubuh nya pada Chuuya dengan sengaja menempelkan bahu.

Chuuya sedikit terusik akan tetapi ia tidak beranjak sama sekali. Pria kecil itu tak bergeming, membiarkan nya terus mendekat tanpa protes.

"Siapa nama mu?" Tanya Chuuya akhirnya.

Chuuya sedikit menggeser tubuh. Ia tidak ingin pertahanan tungkai nya lemah lalu terjatuh.

"Benar juga mungkin kau melupakan nama ku. Dazai Osamu, panggil sesuka mu saja."

Iris biru kelautan menatap pria bernama Dazai. Beberapa detik kedua nya saling menikmati tatapan satu sama lain.

"Hewan laut kesukaan mu?"

"Kenapa kau bertanya?"

Chuuya menaikan kedua bahunya cuek, "Hanya bertanya. Aku penasaran dengan teman bicara malam ku yang baru."

"Begitu...hewan laut kesukaan ku ya. Tidak ada yang spesial, semuanya aku suka."

"Semua?"

Dazai mengangguk sekali sebagai jawaban. Iris kecoklatan nya menampakkan binaran yang dapat Chuuya lihat. Dazai menatap lautan luas dengan senyum cerah yang mengembang di wajah.

"Aku suka semua. Kehidupan di laut ini tidak boleh dicemari."

Nafas refleks tertahan setelah indra pendengaran nya menangkap ucapan Dazai sedetik yang lalu. Bibir itu refleks terbuka perlahan.

Apa katanya tadi? Manusia ini juga berharap laut bersih?

Sekiranya begitulah pertanyaan yang menumpuk di otak siren itu. Cengkeram pada besi penghalang semakin kuat.

"K-kalau begitu kenapa kau bekerja disini?"

"Hm?" Suara Chuuya kembali menarik Dazai untuk menatap nya.

Senyum manis itu seketika berubah menjadi dingin dan mengintimidasi. Mata coklat terangnya mendadak gelap dan tajam. Dazai mencondongkan tubuh untuk lebih dekat pada telinga Chuuya.

Ocean || SoukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang