007

216 29 13
                                    

Tidak ada salahnya meng-klik bintang di bagian pojok bawah ^~^
Terimakasih....

Selamat membaca

"Angan ku masih sama"

"Ratusan rembulan yang ku lihat maka perasaan itu masih menetap."

"Merindukan melodi indah di setiap malam maka tunggu lah aku"

"Tunggu sebentar lagi"

______

Seharusnya bukan ia yang merasakan sesak, seharusnya bukan ia yang merasakan siksaan itu akan tetapi hanya sekali lihat dengan netra coklatnya ia sudah dapat merasakan penyiksaan Chuuya. Tubuh manusia tanpa busana itu semakin lemah, tak diberi makan, air kolam yang telah tercemar oleh minyak, Dazai hanya dapat melihat Chuuya menunggu kematian nya datang.

Presetan dengan anggota militer, hanya bermodalkan nekat dan kawat di tangan ia berhasil membobol gembok ruangan itu. Kaki melangkah masuk dan mendekati Chuuya secara perlahan.

"Chuuya."

Si pemilik nama tersentak, ia menjauh setelah mengangkat wajah menatap nya.

"Menjauh!"

"Ssht..aku tidak akan mendekat tapi jangan berisik." Minta Dazai dengan meletakan jari telunjuk pada bibir nya sendiri.

Dazai memberikan Chuuya tiga botol air mineral besar dan beberapa makanan yang mungkin dapat membuat tenaga Chuuya sedikit kembali. Namun, siren itu tetap bergeming di tempat nya, tak berniat menyentuh bahkan melihat.

"Aku tahu kau membutuhkan air, minumlah Chuuya."

"Untuk apa? Mengembalikan tenaga ku dan kalian akan menyiksa ku lagi? Tidak terimakasih."

"Chuuya, aku ingin menyelamatka-"

"Pergilah sebelum atasan mu melihat." Potong Chuuya tanpa menatap ke arah nya.

Belum pernah Dazai rasakan perasaan frustasi dan sakit disaat bersamaan seperti ini. Dibandingkan turun ke medan perang untuk menjatuhkan musuh dengan melubangi tubuh mereka menggunakan senapan, penolakan Chuuya yang dingin lebih menyakitkan. Ia tahu ini salah nya. Membiarkan Chuuya lebih lama berada di sekitarnya, seharusnya saat itu jika ia tidak menghampiri Chuuya yang sedang bersembunyi di batu karang maka siren itu tidak akan pernah ada di ruangan ini.

Dan Chuuya akan hidup aman bersama siren lain nya.

Tak apa perasaan nya pada Chuuya tak terbalas.

Namun ia akui ia egois. Keegoisan terbesar untuk memiliki sang senja tak terkira.

Maka dari itu malam ini ia nekat membujuk Chuuya sebanyak apapun siren oranye itu menolak kehadiran nya.

"Kenapa kau keras kepala sekali?!"

"Karena aku mencintai mu."

Iris biru terbelalak lebar mendengarnya. Sebenarnya jawaban Dazai ia ucapkan secara refleks namun jujur, hanya itu yang ada difikiran nya dan sepertinya Chuuya tak siap untuk mendengarnya.

"A-apa?"

"Karena aku mencintai mu." Ulang Dazai lagi dengan suara tegas.

Ia mendekati Chuuya dan menarik sosok itu ke dalam dekapan erat. Membiarkan Chuuya terbuai akan rindunya sebuah pelukan sampai Dazai berhasil menyirami tubuh Chuuya dengan botol air yang di bawa nya.

Ocean || SoukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang