004

176 25 3
                                    

Tidak ada salahnya meng-klik vote di bagian pojok bawah ^~^
Terimakasih....

Selamat membaca

8/04/21
________

Kepulangan Chuuya dan pasukan yang membawa kemenangan bagi kaum siren membuat nya dibanjiri pujian dan sorakan bangga. Sepanjang jalan menuju istana ia tersenyum menanggapi sorak sorakan tersebut, bahkan ada diantara siren wanita yang melemparkan mutiara pada nya.

Namun, Chuuya tidak membutuhkan itu.

Ia terus berenang hingga bertemu dengan pemimpinnya, Mori Ougai.

"Salam Yang Mulia."

Mori tersenyum di singgasana nya, "Kerja yang bagus Chuuya, kau berhak mendapatkan hadiah. Setelah berhasil menggulingkan kapal dan dermaga itu kau dan pasukan mu berhak mendapatkan upah."

Chuuya masih khidmat menunduk hormat.

"Apapun akan saya terima sebagai hadiah, tuan ku."

"Bagaimana jika kau cuti selama dua minggu dengan fasilitas yang telah ku berikan?" Tawar Mori.

"Akan saya terima dengan senang hati."

Dan Chuuya tidak akan menolak tawaran tersebut.

🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀

Ekspektasi liburan itu biasanya seperti ini. Bersenang ria hingga matahari terbenam, mengisi perut dengan makanan enak dan mewah serta membahagiakan diri karena stress atau tekanan hidup. Seharusnya memang seperti itu dan Chuuya memang sudah merasakan kenikmatan harta Mori selama tiga hari liburan nya.

Akan tetapi tinggal disebuah rumah besar seorang diri membuatnya jenuh. Ia lantas berfikir untuk berenang ke permukaan, sekaligus memantau keadaan di atas sana. Chuuya hanya membawa diri, ia tidak membawa senjata apapun.

Setelah kepala nya menyembul keluar ke permukaan ia kembali melihat ke sekitar. Matahari sudah terbenam jadi tidak akan ada manusia yang berkeliaran, kecuali nelayan. Ia menantang diri untuk berenang ke daratan, tidak sampai pasir ia hanya berenang sampai pecahan batu karang penangkis ombak besar. Dirinya terduduk di sana, menikmatinya hembusan angin malam dengan suara deburan ombak yang indah.

Iris kebiruan menatap langit yang membentang. Terpana akan keindahan benda angkasa yang bersinar terang. Gugusan bintang dan bulan terlihat indah di atas sana. Terlihat indah sekaligus menyakitkan. Acara menatap bintang seperti ini mengingatkan nya pada sosok itu, pada sosok yang telah membuatnya percaya bahwa semua manusia itu tidak jahat, kepada sosok yang ia kagumi secara diam-diam, kepada sosok yang ia ingin beritahu identitas sebenarnya ketika menyamar.

Akan tetapi sosok itu sendiri yang menghancurkan harapan nya, menghancurkan kepercayaan nya sekaligus hati nya.

Hati?

Ya

Mungkin Chuuya sudah sedikit menaruh hati pada sosok manusia itu. Iris kecoklatan yang sebenarnya ia rindukan untuk ditatap. Surai coklat gelap yang ia ingin elus dengan penuh perasaan dan tubuh bagus yang sedari dulu ingin ia dekap.

Chuuya menyukai Dazai Osamu sekaligus merindukan nya.

Namun semua itu hanyalah kenangan masa lalu nya. Setelah Dazai meyakinkan diri nya dari kejadian saat itu ia jadi berfikir bahwa manusia memang berbahaya untuk siren. Tidak sebaiknya seorang siren menaruh hati pada manusia.

Ocean || SoukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang