Tak ada peri hari ini
dari sebuah ujung tangis yang membasahi lantai.
Tangis itu hampa mengalir
pada lantai ubin
perlahan mengeringTak akan ada ibu peri hari ini
yang mengeluarkan kereta kencana
yang mengayunkan tongkat
yang mengabulkan impian
yang selalu muncul di tengah gundah,
di kala tangis meminta pertolonganAir mata itu hanya menetes
sia-sia menjadi abu
yang basah berwarna beningMenguntai mimpi yang jatuh terkulai
Mencoba bertahan yang hilang terhempasTak akan ada peri hari ini
yang siap menghibur tangis
Peri itu angan
Namun hidup ini nyata.Kawan,
kita akan menangis sendiri
menolong diri sendiri,
berjalan mencari jalan keluar sendiri,
menjalin bangunan mimpi sendiri.Karena tidak ada peri hari ini.
Tak ada yang menolong kita,
tak jua mendoakan.
Kita harus berjuang sendiri,
menikmati setiap rasa sakitDisetiap saatnya,
pagi, malam
subuh, senja
kita akan selalu sendiri.
Menangis, memaki,
merutuki, membenci
dalam gelap sunyi yang sepi.Satu-satunya api asa yang kita punya
hanya diri kita sendiri.
Jadi hiburlah pekat ini
sendiri.Tak ada peri hari ini
Tak juga untuk esok
Tak akan pernah ada.(Pada air mata yang berakhir sia-sia)
-Februari, 2021--
Sekilas catatan Alda:
Terima kasih banyak sudah mau mampir dan membaca sajak aku!
Semoga kalian suka dengan sajak kali ini, ya.Untuk cerita, puisi, dan senandika lainnya bisa kalian lihat di Instagram aku: @storybyalda
Tambahkan Sajak Kesah ke library kalian agar tidak ketinggalan sajak-sajak terbaru dari aku. Dan jangan lupa vote kalau kalian suka, ya ❤️
Salam kesah,
Alda Miranda
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Kesah
PoetryHai, selamat datang di Sajak Kesah! Ini adalah kumpulan sajak dari luapan perasaanku yang tak pernah aku ceritakan kepada siapapun. Luapan keresahan yang berkumpul dan akhirnya bermuara pada sebuah tulisan. Semoga setiap kalimat dari kesah ini mampu...