Hai, selamat datang di Sajak Kesah!
Ini adalah kumpulan sajak dari luapan perasaanku yang tak pernah aku ceritakan kepada siapapun. Luapan keresahan yang berkumpul dan akhirnya bermuara pada sebuah tulisan. Semoga setiap kalimat dari kesah ini mampu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis kecil itu duduk merapat dinding di bawah jendela. Tangisnya tak pernah padam. Di setiap sore, di kala sendiri, ia menangis. Senyap.
Tak lama, gadis itu bangkit. Ia menghapus jejak air matanya. Lalu kembali menjalani hidup normalnya. Ke sana bilang tak apa, ke sini bilang baik-baik saja. Tetapi ketika semburat senja menjelang, ia kembali menangis.
Terus seperti itu. Hingga ia lelah dan bertanya, "Kapan semua tangis berakhir?"
Gadis kecil itu bertumbuh. Tangisnya tak sebanyak dulu, senyumnya kini lebih banyak.
Ia mengira semua telah berakhir, seiring dengan tangis yang perlahan usai. Sayangnya tidak. Bukan berakhir, tetapi ia yang telah berubah.
Bagi orang lain mungkin ia masih tampak sama: gadis kecil polos yang bodoh. Tetapi tidak bagi dirinya. Ada banyak gejolak tangis yang berhasil ia taklukkan. Ada banyak manipulasi rasa yang ia lakukan pada dirinya sendiri.
Ia terus berperang, melawan dunia yang terus mengoloknya, juga melawan dirinya sendiri yang terlalu bodoh bagi dunia.
Ia harus menjadi kuat. Ia harus menjadi sempurna. Bagi dunia yang terlalu kuat dan sempurna untuknya.
Ia terus mengeraskan hati atas segala redam. Mungkin hatinya sudah mendekati mati sekarang. Lelah untuk peduli, lelah untuk memperhatikan. Yang ia lakukan hanya terus menyerang dalam senyap, bertahan dalam gelap.
Hingga pada suatu masa ketika ia melihat kembali ke belakang, ia melihat sosok gadis kecil itu, yang tampak begitu berbeda dengannya.
Ia tersadar, bahwa ia telah jauh berubah. Dunia yang sempurna ini telah membawanya untuk menjadi orang lain. Dan ia merindukan sosok gadis kecil itu, yang baik, yang peduli, yang tulus.
Ia ingin kembali pada sosok itu. Tetapi tak mungkin sanggup ia lakukan.
Tak apa, bisiknya. Ia yakin di setiap jerih yang menjadikannya kuat, akan mengubahnya menjadi sosok yang lebih baik.
Ia tak akan menjadikan usaha gadis kecil itu sia sia.
