🌼Part 7🌼

1.7K 144 31
                                    

"keputusanku hari ini menentukan masadepan, jadi harus terima nasib. Yang penting jangan mengecewakan ku dengan salah jalan !" -JRD

🌼🌼🌼


Jam menunju 17.30 itu tanda nya sebentar lagi calon mantu nya akan datang. Ia menghembus nafasnya, langsung berlari ke kamar nya, namun sempet langkah nya terhenti karna dia baru saja melewati kamar putrinya itu.

Fari menghela nafas, kemudian ketuk satu, maupun ketuk dua, ketuk tiga tidak ada sahutan sama sekali. Ia lupa, bahwa putrinya sedang marah padanya padahal itu demi kebaikkan anaknya.

"Frislly mami tahu kamu denger suara ketukkan. Walaupun kamu terus-terusan mengurung di kamar, itu tidak akan mengubah keputusan mami sama papi, kalo kamu nolak pun papi akan marah besar. Mami sudah bilang kalo kami melalukan semua itu demi kebaikkan kamu, sayang. Maybe..kamu menganggap kami itu tidak adil."

Dia menghela nafasnya, bener-bener pasrah karena anaknya tidak menjawab sama sekali. "Yaudah sebentar lagi kamu siap-siap sana, calon suami kamu akan datang !" Setelah berbicara seperti itu ia langsung meninggalkan tempat itu.

🌼🌼🌼

Seorang laki-laki dengan wajah datar nya ia berdiri tegas. Matanya tidak lepas melihat keliling, seolah mencari seseorang di sana. Dengan penampilan yang sederhana, hanya mengunakan kaos putih tulang dan celana kain yang mampu buat para ciwi-ciwi terpesona yang baru saja lewat hingga tak sengaja mereka menabrak sesuatu. Hal itu laki-laki itu tidak peduli.

Jordi, kini sedang menatap arloji di pergelangan tangan nya itu, mengetuk jari nya di sana. Sudah tiga puluh menit ia menunggu peron kereta api dan jalan sejajar dengan rel kereta api itu.

Hari ini saudara laki-laki nya akan datang untuk mengikuti acara keluarga, ia datang dari kampung nya ia terus saja menunggu, takutnya jika dia nyasar dari kota ini yang terkenal luas.

"Jordi ?" Nafasnya mulai lega, ada seseorang memanggil nya pun ia langsung menyalimin tangannya.

"Apa kabar dek ?" Ucap sang kaka laki-laki nya berumur 30an itu.

"Baik ko." Ucap jordi tersenyum.

"Lo siap kan, jor ?" Tanya salah satu wanita itu ia tau, bahwa dia adalah kaka ipar nya sang istri dari koko nya.

"Siap dong, cii !" Jawab semangat jordi mampu membuat kedua nya tertawa.

kedua orang itu tersenyum hangat saat menyambut adek nya sudah lama tidak pulang kampung.

"Semoga calon istri lo bisa nerima lo ya, jor !" Sang kokonya bernama ruben itu menepuk pundak adiknya.

Salah satu perempuan yang selallu di samping ko ruben bernama ci wendah, ia membawa anak-anak nya ke sini agar ia bisa menerima punya ounty baru.

"Uncle..." Terdengar suara anak kecil memanggil jordi membuat nya menoleh.

"Iya ci ?" Jordi memanggil nama ponakan itu adalah cici.

"You mau punya aunty..?" Tanyanya dengan lirih, ia merasa belum bisa melepaskan unclenya itu.

Jordi tersenyum ia mengerti bahwa ponakan satu ini paling posessif. "Kan uncle umur segini harus punya aunty, ci."

•My Sweet Teacher • (Jorslly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang