🌼Part 15🌼

1.3K 159 44
                                    

"jika menurut mu itu jalan satu-satunya, agar kamu tetap di sisiku. Maka akan aku usaha buat kamu mencintai ku." Jordionsu.

🌼🌼🌼

Alea mengangguk kepalanya, "Terima kasih sudah jadi orang yang terbaik buat, alea.."

"Sama-sama."

Alea menundukkan kepalanya lagi. Airmata yang sudah di tahankan tadi, kini mengalir tanpa tahu malu. Dada nya terasa sesak hanya nama itu sekedar di sebut, ia sudah merasa sesak di hatinya.

*Ya, alea suka sama abangnya sendiri :)

Hingga suara bu selvia di atas panggung membuat semua siswa seketika hening. Raut wajahnya terlihat sedih saat menyampaikan sepata kata dafa. Kemudian turun setelah pemimpin berdoa. Selanjutnya persatu-satu siswa membaca cerita puisi tersebut.

Mereka semua tepuk tangan. Sekarang bu selvia membuka suara untuk menyebut seseorang untuk maju kedepan, semua merasa deg-degkan. Frislly dan ikke bahkan putry mereka saling berpegangan tangan, tak lupa tangan kiri frislly ikut mengenggam tangan alea.

"FRISLLY HERLIND!"

Suara pembawa acara kembali terdengar saat menyebutkan siswi untuk membacakan puisi tersebut. Namun, orang yang di maksud itu sedang menundukkan kepalanya menahan rasa isak tangisnya.

"Sekarang giliran lo." Ujar ikke sambil menepuk pundak frislly.

"Apa?"

"Giliran lo, cepet maju !"

"Apa?" Mata frislly membulat sempurna." Gue ga buat. Lo aja deh."

"Gausa ngaco deh !" Tangan ikke menerobos masuk kedalam tas frislly. "Terus ini apa ? Ini apa? Buta mata lo ?!" Ikke mengangkat kertas nya berhasil.

"Hah ?" Bingung gadis itu.

"Udah sih, maju napa !" Putri mendorong badan frislly agar maju kedepan.

Meski merasa bingung, frislly tetap berjalan di atas panggung nya sembari mengenggam kertas yang tidak ketahui isinya apa. Seingatnya ia tidak pernah meletakkan kertas dalam tasnya, bahkan puisi itu belum selesai di kerjakan. Ia hanya tak sanggup dan ahkirnya pun tidur.

Tapi, sekarang ini apa?!

Frislly memberhentikan langkahnya, ia menatap semua siswa yang tengah menatapnya juga. Helaan nafas terdengar tandanya ia sangat gugup luar biasa, berlahan tangan frislly membuka kertasnya dan baca dalam hati.

Mata gadis itu membulat sempurna saat membaca isi puisi tersebut. Rasanya ia lebih baik menghilang dari bumi tanpa merasakan malu.

"Kenapa frislly ?"

Frislly beralih menatap membawa acara menegurnya. Ia lalu beralih ke depan, kembali melihat isi kertas di  tangannya. Tidak ada pilihan lain. Dengan helaan nafas panjang, frislly mulai mendekatkan diri ke mic. Ia mulai membaca puisi yang tidak ketahui asal-usul dengan suara berbata-bata.

Teruntuk kamu


Di sana.
Di antara keramaian, aku menatap mu.
Dengan hati gundah.
Di antara malam yang sedang menyampaikan tentang perihnya sunyi.
Tentang sakitnya sebuah harapan.

Aku kembali memperhatikan.
Mencobakan menemukan rasa yang seharusnya ada.
Ada, agar malam tahu jika aku tidak merasakan sendiri.

Tetapi, sepertinya malam malah mengejekku.
Tidak ada apa-apa di matamu.
Kau tidak memiliki rasa.

Lalu bagaimana dengan ku.
Yang tetap berpegangan teguh.
Pada rasa yang sebenernya tidak teguh.

•My Sweet Teacher • (Jorslly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang