🌼Part 08🌼

1.6K 132 12
                                    

"Jalani aja dulu, soal tentang rasa dan cinta itu di belakang saja."

-FRISLLY.

🌼🌼🌼🌼


Di malam hari, acara nya masih berlanjut membahas tentang berjodohan. Sang gadis itu kini keluar dari rumah untuk mencari udara yang segar dan sambil memikir tentang itu, apa ia harus menerima semua? Namun hati nya seakan terus menolak perjodohan saat melihat tatapan orang tuanya membuat nya luluh.

Gadis itu tersenyum saat melihat bintang dan bulan selalu setia menemani nya apalagi di salah satu bintang ada yang sangat bersinar ia yakin itu ada adek nya di sana.

"Adek baik-baik aja kan di sana ?" Gumam frislly sambil tersenyum dan menahan tangis nya.

"Nangis aja gapapa, gabaik di tahanin."

Frislly langsung mengusap air matanya, ia langsung menoleh pria itu lalu kembali dengan wajah datar nya.

"Ada apa ?" Tanya nya dengan singkat.

"Ga." Jawab pria itu yang kini status nya sudah menjadi calon suaminya.

Orang yang di benci sama gadis ini kini sudah berstatus calon suami? Hahahah...lucu banget, mana calonnya sama guru sendiri pikir frislly.

"Kamu lagi mikirin siapa ? Adek kamu ?" Pertanyaan itu membuat nya terkejut. Bagaimana dia bisa tahu ?

"Ya, aku tau kok dari orang tua kamu. Tapi malahan aku lebih percaya ke kamu aja, ga mungkin kamu ngelakuin seperti itu, yakan ?" Lanjut nya seakan tau reaksi gadis itu.

Frislly mengangguk pelan. "Tapi miris nya, papa malah ga percaya aku. Padahal ini bukan salah aku." Ujar frislly sambil tertawa kecil sebari mengingat dapat caci maki yang di keluarkan dari mulut papa nya.

"Paaa ! Ini bukan salah aku, dia yang nolongin aku pa!" Frislly masih terus membela diri nya.

Jelas ini bukan salah nya, padahal ada sesuatu yang janggal dalam dirinya dan kakanya seperti ada rencana.

"KAMU PEMBUNUH !"

"KAMU PSIKOPAT !"

"KAMU ANAK MEMBAWA SIAL !"

"DASAR GA TAU DIRI!"

Frislly tersenyum mengingat nya, dan lagi ia masih mengingat perkataan papanya sampe sekarang bahkan terngiang di otak nya sekarang juga.

Jordi melihat wajah gadis itu merasa bersalah ia langsung menariknya dalam dekapan tanpa minta persetujuan gadis itu. Frislly di perilaku seperti itu hanya bisa kaget dan pasrah saja, lagian pelukkan seperti ini hanya di katakan dalam hati adalah ; nyaman dan hangat.

"Aku bener ya anak membawa sial?" Gadis itu tiba-tiba menangis saat mengatakan itu.

"Ga" dingin jordi. Jelas, ia tak suka ketika gadis itu kini sudah menjadi calon nya berbicara hal yang tak ingin di dengarnya.

"Kaka marah ?" Tanya frislly saat mendengar nada pria itu.

"Ga sayang..." Ucap lembut jordi sambil mengelus rambutnya.

"Ihhh apa sih om ?!" Frislly langsung melepaskan pelukkan itu, ia malahan merasa geli saat di panggil 'sayang'.

"Kok om? Aku nyaman kamu manggil nya kakak gitu." Cemberut jordi.

"Dih ! Ingat Umur!"

"Biarin !"

"Serah lu !"

"Frislly !" Jordi menatap tajam ia tak suka dengan ucapannya.

"Ape ? Marah ? Serah, bukan urusan saya. Bapak terima perjodohan ini ?" Tanya frislly penasaran.

"Iya."

"Kalo kamu ?" Tanya jordi kini mulai bosen melihat gadis itu diam mulu.

Frislly menatap jordi dengan serius ia langsung kembali memasang wajah datar nya. "Pak jordi tau, kan, kalo saya benci sama bapak ?"

Jordi menjawab nya. "Iya saya tau."

"Terus, pak jordi nerima perjodohan ini?"

"Mau tidak mau saya harus menuruti koko saya. Saya tidak mau jadi anak yang durhaka," Jawab jordi dengan tenang dan santai.

Frislly meringis dalam hati. Gampang sekali pria itu langsung menuruti permintaan yang ia sebut koko itu, padahal ini adalah masa depan nya bukan masa depan orang lain.

"Kalo kamu sendiri gimana ?" Tanya jordi.

Frislly mengeleng lemah." Saya ga tau pak, setelah ngeliat orang tua saya dengan memohon itu tetap, mau ga mau saya harus terima demi mereka juga."

"Dan itu saya menjawab nya dengan terpaksa bukan pake hati ya.." Lanjut frislly membuat pria itu terkejut dalam hati nya.

"Baru tau dia punya hati." Gumam jordi meskipun masih tetap bisa di dengar oleh gadis itu.

"Maksud bapak apa? Pak jordi ngatain saya ga punya hati ?" Tanya frislly sewot. Sifat seperti ini yang membuat frislly sangat membenci dengan lelaki ini.

Jordi hanya mengangkat bahu acuh, kemudian ia menyadarkan di senderan kursi. Matanya menatap langit yang terlihat tenang di atas sana.

"Pilihannya ada di tangan kamu. Saya tidak akan merasa rugi kalo kamu menolak. Yang saya kasihani itu kamu, saya ga tau nasib nya kamu begitu pulang dari rumah. Gimana marah nya om herman ketika kamu menolak perjodohan ini. Ga terbayang sama reaksinya nanti."

Sial !

Itu artinya frislly tidak ada pilihan lain selain menerima perjodohan ini. Kartu kuning sudah ada di tangan jordi, membuat frislly tidak bergutik lagi. Frislly tidak tahu permainan apa yang pria rencana kan itu.

"OKE ! Tapi saya punya satu syarat !"

Jordi menaikkan sebelah alisnya."apa?"

"Nanti bapak juga tau".








Happy reading readres🙆🏻🙆🏻🙆🏻

Jangan lupa vote and komen. Caranya ? Gampang lah tinggal pencet ikon berbentuk bintang di bawah dan di samping nya ada komen kan ?

Yaudah tinggal pencet anddddddd gratissssss🤗

BYE SEMUA TEMEN-TEMEN🙆🏻🙆🏻🙌🙌

Maap ya kalo ceritanya bikin kalian bosen...

•My Sweet Teacher • (Jorslly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang