🌼Part 14🌼

1.3K 149 14
                                    

"Cinta itu tidak bisa di paksakan"
Frislly herlind.

🌼🌼🌼


Jika ada yang membahagiakan hidup frislly, mungkin hari ini jawabannya. Masa yang di takuti semua siswa sebelum keluar dari area putih abu-abu, kini frislly lewatkan tanpa hambatan apapun. Semuanya berjalan lancar saja.

Ujian yang di adakan empat hari yang lalu itu, frislly sudah menyelesaikan nya dengan cara otak pintarnya. Ia menghilangkan rasa takut terhadap ujian nasional, ia harus belajar seharian sepenuh agar bisa lolos dari ujian nasional itu.

Namun, masalah baru-baru ini yang menghampiri frislly kali ini. Masalah yang pecah karena belum berhasil mencari jalan keluarnya.

Sudah tiga jam frislly duduk di meja belajarnya dengan buka di depannya serta pulpennya berada ada di jari tengah dan telunjuk. Sesekali pulpen itu bergerak menyentuh buku yang kosong itu. Sesekali coret ketiga, dengan tega frislly merobek kertasnya lalu ia meremaskannya sampai berbentuk bulat, lalu membuang asal.

Frislly melakukkan ulang-ulang sampai dua jam.

"Susah banget, sih!!" Geram frislly mulai bosen dengan kegiatannya.

Perpisahan sekolah yang di adakan nanti malam semua siswa harus membuat puisi untuk guru. Hal itu frislly mudah mencari kata-katanya, tetapi masalahnya ia sangat tidak menyukai hal seperti itu

Frislly tidak suka puisi, baca puisi, apalagi menulis puisi. Ia lebih baik memilih menngerjakan puluhan fisika daripasa ini.

Mata frislly menatap jam dinding nya, sudah pukul empat sore. Itu artinya ia sudah melewati tidur siangnya karena puisi yang menyebalkan ini.

"Tuhan, aku mengantuk," ujar frislly sembari menatap di atas. "Aku sudah tidak sanggup lagi, berikan aku malaikat penolong mu, tuhan."

Raut pasrah terlihat jelas di wajahnya. Berharap ada seseorang muncul dari belakang dan membantu menyelesaikan masalah ini. Datang bak pangeran untuk seseorang putri. Meski frislly tahu itu hanya cerita dongeng dan tidak terjadi di hidupnya.

"Gue menyerah!"

Frislly mengangkat kedua tangannya di atas meja, pertanda ia sudah tidak sanggup lagi. Ia lalu berdiri dan merebahkan di kasur yang sadari ingin di tempatkan. Hingga detik berikutnya matanya tutup rapat dan mendengar suara dengkuran dari mulutnya, bertanda ia sudah larut malam dari mimpi nya.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara ketukkan dari pintu kamar. Ketukkan itu semakin mengeras saat tidak dapat jawaban dari yang punya kamar ini. Hingga suara pintu itu terbuka.

Jordi muncul dengan wajah kaget ketika mendapati kamar frislly seperti kapal pecah dan ada kertas dimana-mana. Ia kemudian menghampiri frislly sedang terlelap dengan keadaan sangat tidak cantik. Rambut sudah kayak habis kena listrik, baju kusut dan wajah terlihat lelah, hingga membuat jordi tidak tega membangunkan nya.

"Ck! Leher kamu bakal patah jika tidur seperti ini."

Jordi memperbaiki posisi tidur frislly, meraih bantal di dekatnya lalu meletakkan di bagian belakang kepala frislly. Tidak lupa menarik selimut sampai ikat pinggang nya.

Jordi bergerak untuk membersihkan kamar frislly dan memasuki gulungan kertas di plastik besar. Hingga mata jordi tak sengaja menatap kertas berisi tulisan.

Teruntuk guruku

Tidak ada yang bisa menjelaskan betapa berharga dirimu.

•My Sweet Teacher • (Jorslly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang