Miracle || Park Jimin || REVISI

14

.

.

.

Ceklek...

Yola tidak berpaling dari buku yang dia baca walau terdengar suara pintu terbuka.

Srett...

Yola melihat kearah Jeeya dengan tatapan malas. Jeeya merebut buku yang Yola baca dan melemparnya kesudut kamar.

Kasihan tuh buku...

"Ada apa Jee?"

"Ayo keluar.. ada seseorang yang datang"

Yola sempat terdiam.

'apa itu Jimin? Apa mungkin?' batin Yola.

"Ada Jin oppa di bawah. Dia sangat mengkhawatirkan mu. Temuilah dia"

"Oh Seokjin oppa.. baiklah ayo keluar"

Jeeya dan Yola keluar dari kamar dan menemui Seokjin yang tengah duduk diruang tamu.

"Annyeong oppa" sapa Yola.

"Aigoo uri dongsaeng bagaimana kabarnya?"

"Aku baik baik saja oppa. Jeeya sangat cerewet sekali sejak saat itu. Oppa tenang saja"

Seokjin menghembuskan nafas lega.

"Polisi sudah menangkap beberapa orang pemilik akun yang memberikan kiriman kiriman aneh kerumah mu dan hate coment di media sosial. Mereka akan dihukum secara resmi" kata Seokjin dengan tenang sambil menikmati secangkir teh yang Jeeya buatkan untuknya.

"Apakah oppa perlu melakukan ini? Maksud ku, kita tidak memiliki hubungan apapun. Aku dan Jeeya adalah orang baru dihidup kalian, kenapa kalian sampai melakukan ini"

"Yola, apa kah kamu bukan manusia?"

"Tentu saja aku manusia. Aku tidak berubah menjadi siluman"

"Bukankah dalam ilmu biologi di jelaskan kalau manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain"

"......"

"Anggap saja apapun yang kamu terima saat ini karena kamu adalah manusia dan seharusnya mendapatkan hal itu"

"Tapi oppa aku___"

"Kalau kamu selalu menyangkalnya berarti kamu bukan manusia dan aku akan berpikir kalau kamu bukan manusia"

'sebenarnya obrolan apa sih ini' heran Yola dalam hati.

"Jeeya bisa kah kamu membuat satu minuman lagi?"

"Oppa masih kehausan?"

"Tidak, bukan untuk ku tapi mahkluk yang sedang berdiri di pojokan tuh"

Yola dan Jeeya kompak melihat kearah yang ditunjuk Seokjin.