empat

604 90 6
                                    

"M-maafkan saya Pangeran".

Aldrik mengernyitkan alisnya. Ini hal yang tidak biasa. Biasanya wanita didepannya ini akan merengek manja jika menginjak kakinya pada saat berdansa. Entah itu karena pusing, mual, atau sebagainya lalu meminta untuk digendong.

" Kau selalu saja menginjak kakiku saat berdansa. Tapi ini pertama kalinya kau meminta maaf".

Akhirnya Aldrik membuka suara untuk pertama kalinya. Lagi- lagi Allesya terpesona. Suara indah khas lelaki ditambah smirk membuat Allesya ingin pingsan. Suaranya benar-benar berbeda dari sekian banyak lelaki yang ia temui. Sungguh tidak adil. Mengapa pemeran utama sangat sempurna.

"Raja Zevan de Amour Mamera telah tiba".

Tunggu. Apa? Mamera? Seperti tidak asing. Dan benar saja muncul wanita berambut hitam panjang dengan bola mata ungu yang langka. Dia adalah Sabrina!.

------------------------------

Allesya Pov

Dia adalah Sabrina. Benar-benar cantik seperti yang diharapkan. Jika kita berdua bersanding aku tak bisa menandinginya. Deskripsi di novel yang menurutku terlalu berlebihan nyata adanya.

Sabrina berhasil mencuri pandangan semua bangsawan yang hadir termasuk Aldrik. Semua terpesona akan kecantikannya. Ada sedikit rasa cemburu dihatiku.

Kerajaan Cercia dan Mamera memang bermusuhan sejak lama. Dan alasan Raja Cercia mengundang Raja Mamera adalah untuk memamerkan kemewahan kerajaan saja. Mereka selalu bersaing dan berperang dalam segala hal. Untung saja kali ini suasananya sedang agak damai.

Kulirik sebelahku sudah kosong. Aldrik yang semula di sana telah pergi menghampiri sang heroin. Yah wajar saja ceritanya memang akan berjalan seperti itu. Entah mengapa dadaku sesak. Mungkin tubuh ini masih mengingat masa lalunya yang mencintai Aldrik.

Rasanya aku ingin cepat pulang. Tapi ayahku sedang ada keperluan. Apa aku pulang bersama sir Arden saja. Tidak. Tidak mau. Aku belum mempunyai jawaban atas pertanyaannya. Pandanganku beralih kepada Raja Mamera yang sedang berbincang dengan Raja negriku. Ternyata raja Mamera masih sangat muda. Apakah dia kakaknya Sabrina. Kalau iya aku ingin melihat wajahnya. Pasti dia akan sangat tampan.

Raja Mamera berdiri membelakangiku sehingga sulit bagiku untuk melihatnya. Di tambah banyak orang lalu lalang yang menghalangi pandangan. Akhirnya aku memilih untuk pergi dan menikmati berbagai makanan yang terjamu dipesta. Manisan, kue dan banyak lagi. Aku senang sekali.

Seorang pelayang menawarkan anggur kepadaku. Menurutku kue dan anggur merupakan perpaduan yang sangat cocok. Mungkin anggur juga akan bisa mengurangi beban pikiranku.

Terlihat kedua pemeran utama tengah berdansa. Apakah aku harus bahagia atau sedih. Bukankan tujuan utamaku adalah hidup tenang bahagia tanpa mengganggu tokoh utama. Tapi rasa sedih bercampur cemburu masih terasa.

Jika dilihat semua orang berdansa bersama pasangannya. Hanya aku sendiri yang jomblo. Hiks menyedihkan. Aku kembali mengisi gelas anggur yang telah kosong. Kudengar desas-desus yang membicarakanku.

Sepertinya Putri duke telah dicampakkan.

Hahaha sungguh kasihan sekali dia duduk tanpa pasangan.

Akhirnya dia sadar jika dia cuma parasit yang menempel pada pangeran.

Lihat akhirnya dia telah menyerah dengan cinta pangeran.

Rupanya dia sudah sadar dari kebodohannya.

Jika dibandingkan dengan putri sabrina dia tidak ada apa-apanya pantas saja pangeran lebih memilih putri sabrina.

Aku tidak membantah semua ucapan itu karena memang benar adanya. Aku tersenyum miris. Kenapa aku tidak bereinkarnasi menjadi Sabrina saja. Pasti akan sangat mudah jika aku menjadi Sabrina.

Mataku kembali melirik sepasang tokoh utama yang sedang berdansa. Mereka nampak sangat akrab dengan saling bertukar senyuman. Sungguh pasangan yang sangat bahagia hingga lupa akan dunia. Aku ingat novel menyebutkan bahwa Aldrik dan Sabrina Sudah pernah bertemu di pesta dansa Kerajaan Sofren yaitu kerajaan yang menjadi penengah antara Cercia dan Mamera. Namun pesta ini menjadi awal kemunculan mereka yang telah resmi menjadi pasangan.

Pertemuan mereka ditulis dengan sangat manis. Sabrina yang berniat menuju taman malah tersesat dan bertemu dengan Aldrik. Setelah mengalami adegan-adegan romantis mereka jatuh cinta pada malam itu juga. Begitulah kisah dari novel 'Love Immortal' dimulai.

Aku sangat iri. Ingin rasanya menjadi tokoh utama yang selalu beruntung. Di kehidupan ku yang sebelumnya pun aku juga menjadi tokoh sampingan yang hanya lewat dalam adegan. Memang sekarang aku sudah naik pangkat menjadi antagonis. Namun apa yang bisa dibanggakan dari antagonis.

Tokoh antagonis selalu saja berakhir tragis. Padahal ada juga antagonis yang lahir dari orang baik yang tersakiti. Seperti halnya diriku saat ini. Allesya yang merupakan diriku memang menjadi jahat karena cinta yang tak terbalas. Tapi caranya salah. Dia malah menyakiti pihak yang tidak bersalah. Memang sangat bodoh. Aku harus memperbaiki sifat yang buruk ini.

Argh kepalaku hampir pecah karena pikiran-pikiran yang selalu muncul. Aku kembali meneguk anggur. Tak terasa sudah 3 gelas lebih anggur yang kuhabiskan. Kepalaku mulai terasa pusing.

"Maukah kau berdansa denganku nona"

Seorang lelaki memberi tawaran kepadaku. Aku tidak bisa mengenali wajahnya. Penglihatanku sudah ikut mengabur. Aku menerima uluran tangan lelaki itu meskipun diriku sedang sedikit hilang kesadaran. Bukankah menolak dansa dari seseorang merupakan tindakan yang sangat tidak sopan. Lagi pula sebelum pergi dari sini aku juga ingin membalas pangeran mahkota yang meninggalkanku.

Tangan besar pria itu memegang sisi kiri pinggangku. Tangan kiriku juga hinggap di pundak kirinya. Sedangkan kedua tangan kanan kami bergandengan. Kami mulai berdansa. Aku menatap wajahnya yang buram di penglihatanku. Hanya bagian bibir yang nampak tersenyum yang dapat kulihat. Kepalaku semakin pusing. Bahkan tubuhku mulai tak seimbang.

"Kau nampak sangat mabuk nona".

Syukurlah aku masih bisa mendengar walaupun pandanganku sudah sepenuhnya kabur. Aku masih berusaha tetap bertahan sampai menyelesaikan satu lagu.

Padahal sudah beberapa kali aku menginjak kakinya namun pria ini tak protes sedikit pun. Mungkin ia juga memaklumi keadaanku yang mabuk berat. Ya itu memang salahnya mengajak wanita yang sedang mabuk untuk berdansa. Tapi walaupun dalam keadaan sadar pasti aku masih terus menginjak kakinya. Aku memang tidak pandai melakukan dansa.

Akhirnya lagu berakhir. Kami menyelesaikan dansa dengan saling memberi bungkukan. Keseimbanganku hilang saat aku memberi bungkukan kepada pria didepanku. Pria itu langsung menangkap pinggangku agar aku tak terjatuh ke lantai. Ingin sekali kuucapkan rasa terimakasih jika saja aku terjatuh maka akan sangat memalukan.

Tubuhku semakin lemas aku tak mampu menggerakannya. Tiba-tiba kakiku sudah tak lagi berada di lantai. Pria ini menggendongku dengan gaya bridal dan membawaku pergi. Tunggu. Kemana ia akan membawaku pergi dalam keadaan seperti ini. Apakah ia akan mengantarku pulang ke rumah. Tapi kita kan belum saling mengenal. Bagaimana ia bisa tau rumahku. Jangan-jangan pria ini ingin mengambil kesempatan dariku.

Namun aku tidak bisa menolak mengingat keadaanku saat ini. Aku merasakan tatapan-tatapan dari berbagai penjuru. Tapi aku tak memperdulikan itu. Karena kesadaranku mulai menghilang.

------
Tbc

Jangan lupa vote dan komen. Terimakasih.
(❁'◡'❁)

Finding RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang