sepuluh

562 91 6
                                    

Flashback on

"Apa yang ingin anda diskusikan kepada saya Yang Mulia"

Zevan melirik ke arah Allesya. Mengisyaratkan bahwa Allesya harus pergi meninggalkannya dengan duke Alex de Aston. Allesya langsung berdiri dan memberi salam kepada mereka.

Zevan meneguk teh yang tersedia di cangkir sebelum memulai pembicaraan. Ia sedikit tersedak oleh teh itu.

"Uhuk uhuk. Apakah kau menaruh racun di dalamnya"

Duke Aston terlihat sangat santai menanggapi tuduhan Zevan.

"Kau akan tau sendiri setelah ini Yang Mulia"

Ucap Duke Aston dengan acuh tak acuh. Ia terlihat tidak takut sama sekali dengan Raja di depannya. Zevan hanya bisa tersenyum licik melihat keberaniannya.

"Baiklah kita langsung ke intinya saja. Mengapa kau masih mau menjadi anjingnya. Itu tidak akan ada gunanya untukmu"

"Kau tidak perlu ikut campur Yang Mulia. Sebaiknya kau urus saja rencanamu sendiri"

Zevan terlihat marah dengan ucapan duke.

"Apakah pertunangan putrimu juga merupakan rencananya untuk menguasai Cercia. Jangan libatkan putrimu dengan masalah ini Duke Aston!"

"Terimakasih telah mengkhawatirkan putriku Yang Mulia. Tapi aku sudah tau apa yang terbaik untuknya"

"Aku peringatkan kepadamu. Segera akhiri hubunganmu dengannya. Kau tak akan mendapat apa-apa setelah ia sudah mencapai tujuannya. Kau hanyalah alat baginya"

"Aku tegaskan sekali lagi. Kau tidak perlu menjadi penasehatku Yang Mulia. Mungkin kau takut jika Mamera juga akan menjadi sasaran selanjutnya. Sebaiknya kau segera meminta maaf kepadanya. Mamera akan tetap aman jika kau masih mengabdi padanya"

"Sudah ku tegaskan. Sampai kapanpun aku tidak akan berhubungan lagi dengan Raja pembangkang seperti dirinya! "

~~~~~~~~~~~~~~~

Seseorang berjubah hitam membawa pedang menuju ke daerah perbatasan. Orang itu adalah Pangeran Aldrik de Glora Cercia.

Aldrik berjaga di wilayah perbatasan. Meskipun ia merupakan seorang Putra Mahkota, ia tetap ikut ambil peran untuk mengamankan kerajaannya.

Akhir-akhir ini Cercia menjadi tidak aman. Banyak sekali penyihir hitam yang berasal dari Avalor. Parahnya, sedikit sekali penyihir hebat yang ada di Cercia. Itu membuat seluruh kesatria ikut berperan menjaga keamanan.

Hutan merupakan salah satu tempat yang biasa menjadi tempat persembunyian penyihir hitam Kerajaan Avalor yang semakin meresahkan.

"Apa yang dilakukan mereka di sana"

Aldrik melihat dua pasangan yang sedang berciuman di pinggir danau. Sungguh pasangan yang tidak tau malu. Bagaimana bisa mereka bermesraan di tempat terbuka.

Tapi sepertinya dua orang itu terlihat tidak asing. Aldrik sangat terkejut setelah melihat identitas mereka. Rupanya itu adalah tunangannya bersama Raja Mamera.

"Apa yang dilakukan wanita itu! Beraninya ia mengkhianatiku"

Aldrik merasa sangat marah. Meskipun ia tak mencintai Allesya sedikitpun, namun ia merasa sangat terkhianati. Padahal selama ini Allesya lah yang mengajukan pertunangan kepadanya.

Namun apa yang terjadi sekarang, ia malah bersama dengan pria lain. Apa Allesya memang ingin mempermainkan pertunangannya.

Aldrik terus mengawasi dua sejoli itu. Tak lama kemudian Raja Mamera meninggalkan Allesya sendiri di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang