🌷THE ASSISTANT🌷
"Hanya ini?"
Jungkook berdiri dari kursinya, ia sudah menunggu orang-orang yang terlibat dalam hal ini. Jungkook sudah jelas tidak akan mengampuni siapa saja yang telah membuat Lisa-nya terluka, setetes darah saja sudah sangat melukai Jungkook tetapi semalam ada banyak darah hingga Jungkook merasakan sakit yang sama.
Semalaman Jungkook memeluk Lisa, ia terjaga karena memastikan gadis itu harus tidur dengan nyaman. Jika kakinya tak sengaja bergerak, Jungkook akan memperbaikinya perlahan supaya Lisa tidak merasa kesakitan lagi. Luka robek dikaki Lisa turut merobek dinding pengurung amarah Jungkook, seperti sekarang ; pria itu berdiri dengan pisau bergerigi ditangan kanan sedangkan tangan kirinya memegangi cambuk.
"Jim, maju dua langkah dan berbalik." Titahnya dengan suara rendah tetapi ditekankan dalam-dalam, Jungkook meletakkan pisaunya dimeja. "Hukuman untukmu ini sangat ringan, kau tau salahmu?"
Jim mengangguk tanpa menoleh atau menjawab dengan suara, Jungkook tidak pernah semarah ini. Jim menunduk dalam, kelopak matanya terpejam erat saat merasakan cambukkan dilayangkan ke punggungnya sebanyak lima kali, rasanya sangat sakit seperti kulitnya melepuh, Jim tak berani membuka mata tetapi ia tidak marah atau dendam, Jim mengakui kesalahannya karena ketidaktahuan tetapi sekarang Jim sudah tau kalau Lisa merupakan gadis Jungkook yang berharga.
"Selesai!"
Jungkook menatap tajam ke arah lukas, dua pria berbadan kekar yang sebetulnya bertubuh lebih besar dari Jungkook saja tak berani melawan, mereka dapat giliran cambukan dua kali lipat dari cambukkan Jim.
"Selanjutnya, Vante.." Jungkook menoleh pada Vante yang mengangguk lalu membukakan pintu besi berisi harimau lapar yang langsung digiring masuk ke dalam sebuah ruangan, dimana Hyunjin , Taeyong dan Ben ditahan.
"Sampai dimakan?" Tanya Vante membalas tatapan Jungkook, sebetulnya itu menjijikan kala terbayang dikepalanya. Syukurlah Jungkook menggeleng.
"Jangan sampai dimakan, jangan sampai tewas, pastikan mereka bermalam dengan harimau itu dan keluar penuh luka-luka juga rasa traumatis mendalam!" Sahut Jungkook tegas juga dengan mengibaskan tangan cepat, ia sendiri langsung membawa kakinya berjalan mendekati ruangan yang lain.
"Kalau perlu sampai mengalami bipolar sekalian" — Decih Jungkook dalam hati, sungguh ia sangat geram sekali.
"Jim!" Serunya.
Jim langsung datang dan siap memberi hormat walau punggungnya sakit, Jim meringis kecil saat disodorkan sebuah pisau oleh Jungkook lalu diarahkan pada gadis yang duduk dilantai dengan mulut dilakban juga kaki dan tangan terikat.
"Gores kakinya sepanjang luka yang dialami oleh gadisku, kau paham?" Jungkook berujar dingin, ia membalas tatapan memohon dari Rose dengan tatapan tajam. Jungkook tidak sudi mengotori tangannya dengan darah hina Rose.
Kedua tangan Jim bergetar lalu disusul sekujur tubuh, Rose itu memang mengesalkan tetapi untuk membalaskan luka yang diterima oleh Lisa, bukankah itu sedikit kejam? Tetapi Jim tak punya pilihan, Jungkook yang memungutnya dari selokan sehingga perintah dari pria yang sudah seperti ayahnya itu mutlak, tidak terbantahkan.
"Mmmmn!" Rose menolak, suaranya keluar dalam bentuk gumaman saat Jim berjongkok dihadapannya dan menahan kaki kanannya.
"Lakukan dengan benar Jim, aku memperhatikanmu!" Tegas Jungkook dibelakang sana.
Jim mengangguk, dengan tangan yang gemetar—Jim menggoreskan pisau, pekikan kesakitan berbentuk gumaman terdengar bersamaan dengan darah yang mengucur diluka Rose yang tidak separah dengan luka Lisa tetapi rasanya dijamin lebih menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASSISTANT
Fanfiction[🔞THE ASSISTANT ]- Keringat, darah, dan kehormatan sudah Lisa berikan untuk memenuhi tugasnya sebagai asisten Jeon Jungkook. Terlibat dalam kehidupan gelap Pemilik J.K Royale Casino, siapa sangka jika pengabdian Lisa perlahan berubah menjadi petaka...