Senang sekali^^
jika lapak ini ramai xixi
Fighting menghujatnya!🌃THE ASSISTANT🌃
"Pendarahannya berasal dari rahim, bisa dikatakan jika rahimnya hampir rusak karena pengaruh kandungan obat-obatan tertentu. Syukurlah kondisinya tidak terlalu fatal jadi rahimnya tidak perlu diangkat." Dokter Seulgi menjelaskan, menyertakan hasil lembaran foto USG mengenai kondisi terkini rahim Lisa.
"Untuk beberapa kasus, mungkin ini berpengaruh pada kondisi kantung rahim dan mungkin kondisi terburuknya, Nona Lisa tidak bisa memiliki anak jika sampai harus terjadi operasi pengangkatan rahim."
"Apa dia akan baik-baik saja?" Jungkook bertanya cemas, Jungkook sangat sedikit sayang pada Lisa. "Sakitnya akan hilangkan?"
Seulgi meringis. "Untuk beberapa kasus ada pasien yang sampai depresi, mungkin sekita satu minggu sakitnya hilang. Setelah itu harus ke rumah sakit lagi untuk memantau apakah ada komplikasi lebih jauh lagi" Jawabnya kemudian membuat Jungkook terdiam saat mencoba mencerna.
"Dia baik-baik saja." Tegas Seulgi menepis kegalauan Jungkook. "Dia anak remaja yang kuat tapi tolong sarankan padanya supaya tidak mengonsumsi pil lagi atau konsekuensinta akan sangat membahayakan."
Jungkook terdiam mendengarkan penjelasan cukup rinci dari Seulgi, Vante mengabarinya tentang kondisi Lisa. Setelah mendengar itu, jantung Jungkook berdegub lebih cepat. Dadanya sesak saat memikirkan betapa sakitnya gadis itu. Jungkook tidak bisa bayangkan, Lisa pasti sangat sakit dan menangis tetapi Jungkook tidak ada disisinya untuk menghapus air mata yang keluar dari netra cokelat terang yang indah itu.
"Baiklah" Jungkook berdiri dari kursinya, tersenyum tipis pada Seulgi sebagai bentuk apresiasi. "Terimakasih" Lalu pergi setelah merasa sudah selesai dengan Seulgi.
Jungkook bergegas keluar dan menemui Vante untuk membicarakan sesuatu hal yang penting. Vante menurut saat Jungkook mengajaknya ke dekat kamar jenazah, hanya tempat itu yang dirasa aman sebab siapapun bisa saja mengintai mereka karena keceborohan Vante.
Tatapan tajam Jungkook seolah menegaskan kalau Vante sangat salah. Rahang Jungkook mengetat, tangannya mendarat disalah satu bahu Vante dan mulai bertanya.
"Otakmu dimana saat membawa gadis itu keluar dari mansion?" Jungkook mendecih halus atas kebodohan Vante. "Bukannya memanggil dokter ke mansion, kau malah membawa Lisa keluar. Kau tidak waras?"
"Kau yang tidak waras." Vante menggertakkan gigi, menepis tangan Jungkook dari bahunya. "Dia hampir sekarat dan kau masih memikirkan Sehan? Jadi, siapa yang tidak memiliki akal sehat disini?"
"Kau melawanku?" Tangan Jungkook mencengkram kerah baju Vante, menarik lelaki itu lebih dekat lalu melayangkan sebuah tinju dipipi kanan Vante. "Bedebah sepertimu mencoba melawanku?"
Vante dipukul mundur sampai beberapa langkah, sudut bibirnya berdarah saat ia mengusapnya dan menatap bercak darah di ibu jari tangan kanannya. "Lagi-lagi kekhawatiranmu itu tidak berasalan, kau terus mempermainkan hati seseorang tanpa memikirkan dampaknya. Gadis itu akan sangat terluka, kasihan." Decih Vante bersimpati.
"Jangan ikut campur, brengsek!" Maki Jungkook pada Vante lalu sebelum pergi dengan tatapan berkobar marah, Jungkook memperingati Vante sekali lagi. "Menjauh dari gadis itu, dia masih dibawah kendaliku."
Vante tertawa sarkas. "Aku yang membawanya padamu, aku yang menjadi perantara bagi pertemuan kalian tapi apa ini? Kau mengancamku?"
"Kau seperti budakku." Jungkook berkata dingin. Tatapan tajam mengintimidasi itu bisa membuat siapa saja pingsan tetapi hari ini Vante seolah tidak memiliki rasa takut ketika berani membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASSISTANT
Fanfiction[🔞THE ASSISTANT ]- Keringat, darah, dan kehormatan sudah Lisa berikan untuk memenuhi tugasnya sebagai asisten Jeon Jungkook. Terlibat dalam kehidupan gelap Pemilik J.K Royale Casino, siapa sangka jika pengabdian Lisa perlahan berubah menjadi petaka...