Patner in crime

9.5K 939 364
                                    






🌷THE ASSISTANT🌷







Saat Jungkook mengatakan akan pergi, Lisa kira pria itu hanya bercanda atau sekedar melucu. Lisa merasa takut, Jungkook akan merekrut pekerja baru sementara ia masih dalam kondisi pemulihan kaki, dipakai jalan saja terkadang masih nyeri. Lisa tidak tau harus apa, Lisa tidak ingin dibuang—Lisa sangat bergantung dan cinta sekali pada Jungkook.

Tetapi jika dipikir lagi soal Jungkook, sejak awal dia sudah melarang Lisa untuk jatuh cinta—Lisa tetap melanggar, tentu Lisa tau ini resiko yang perlu ditanggung sendiri. Harus pintar-pintar menyembunyikan ekspresi berseri-seri tiap kali mendapat kecupan, pelukan, ciuman dan sentuhan dari Jungkook.

"Ibu, aku merindukanmu..apa ayah masih suka memukulimu? Kuharap tidak, seandainya bisa bercerita lagi.. aku sedang terlibat cinta dengan seseorang yang tidak pernah menganggapku lebih dari asisten pemenuh kebutuhan biologisnya"  — Lisa menggigit bibir, ini bukan kedua kalinya saat air mata mencoba menggenang di pelupuk tetapi Lisa selalu sukses menutupi dan menahannya.

"Bagaimana aku tidak jatuh cinta!?"  — Lisa berdecak kecil, meremas jemarinya sendiri. "Dia memperlakukanku sangat-sangat baik, membuatku merasa dicintai tetapi dia selalu melarangku untuk mencintainya. Kenapa..mungkin karena aku menjijikan?"

Pria Jeon itu kini menatap Lisa dan memerhatikannya, sementara yang diperhatikan justru sedang sibuk tenggelam pada pikirannya yang tidak Jungkook ketahui sambil duduk disisi jendela sedangkan Jungkook sedang tadi memengangi mangkuk berisi sup yang eksklusif ia masak sendiri hanya untuk Lisa. Jungkook tersenyum tipis, ia meletakkan sendoknya dimangkuk lalu menggunakan tangannya untuk mengusap kepala Lisa lembut.

Gadis itu habis berjengit kaget sebab usapan dikepalanya, ia langsung menoleh dengan tatapan seolah bertanya, 'Apa?' Jungkook mendekat, pria itu memberikan kecupan sayang dikening, hidung, kedua sisi pipi lalu berakhir pada birai ranum milik Lisa. Jungkook menatapnya lekat, Lisa terlihat lesu tanpa ada rasa semangat.

"Kurang enak badan?" Tanya pria itu menduga, Lisa menggeleng maka ia mencari kemungkinan lain. "Karena hukuman yang kuberi pada Rose? Owh—ayolah, baby, gadis kotor itu bahkan sembuh duluan daripada dirimu. Dia sudah setuju, harus. Sebentar lagi dia akan datang"

Lisa melihat Jungkook, pria itu kini mengusap sudut bibirnya lalu meletakakan mangkuk dimeja dan beralih menggendong Lisa turun dari sisi jendela. Lisa menjilat bibirnya yang mendadak terasa kering, Lisa didudukkan ditepi kasur lalu Jungkook sibuk mengepak koper berisi sesuatu yang tidak boleh Lisa ketahui.

"Baby, kau sungguh tidak mau bicara? Demam-mu sudah turun, lalu ada apa?" Jungkook sempat menempelkan tangannya memeriksa suhu tubuh Lisa, ia menjatuhkan diri duduk disebelah gadis itu. "Aku tidak cari asisten baru, aku masih memilikimu." Ujarnya mencoba meyakinkan.

Lisa menggeleng pelan, ia tersenyum juga sambil menatap Jungkook. "Aku tidak apa-apa, aku hanya berdoa semoga tuan selamat sampai tujuan. Aku tidak berharap apapun, aku malah senang.."

"Siapa yang mengira jika punya teman itu akan menyenangkan?" Lisa meraih jemari Jungkook dan memeganginya, Jungkook menatap Lisa bingung karena tidak mengerti dengan maksud tersirat dari ucapan gadis disebelahnya ini.

"Maksudmu?"

Lisa tersenyum lebih lebar dan semakin manis hingga kelopak matanya tertarik turun ke bawah. "Eumh..aku baca diinternet kalau threesome itu bukan ide yang buruk, aku—"

"Jangan konyol, Lalisa." Intonasi suara Jungkook berubah, tidak tinggi tetapi penuh penekanan saat ia menyela Lisa dengan wajah menampilkan ekspresi tidak suka, Lisa sudah salah bicara.

THE ASSISTANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang