✨THE ASSISTANT🌃
Lampu-lampu dibiarkan redup, alunan musik berasal dari gesekkan violin diduetkan dengan iringan nada dari tuts-tuts piano. Orang-orang berpakaian elegan dengan topeng klasik menutup setengah wajah nampak sedang sibuk menikmati pesta yang sudah dimulai sejak beberapa menit. Para pemilik Casino di Las Vegas beserta pasangannya datang dan menikmati segala bentuk sajian, diantaranya beer, wine, arak, dan banyak minuman berlabel dewasa disana.
Dimeja bir terdapat seorang pria yang fokus meneguk gelas winenya berkali-kali, ketika gelas itu kosong, kembali disodorkannya kepada bartender sampai gelasnya terisi penuh lalu diteguk lagi. Jungkook tidak bisa sedikit saja tidak memikirkan Lisa padahal disisinya ada Sujin dengan balutan dress panjang berbelahan dada rendah dan punggung terbuka, setengah wajahnya ditutupi topeng berwarna milk.
Untuk menghindari cekcok dan permusuhan, tema pesta diganti menjadi "Secret A Party" sehingga memperkecil kerusuhan yang bisa saja terjadi didalamnya. Namun, Jungkook tidak peduli karena tau kalau Sehan pasti akan lakukan segala cara untuk menemukannya. Sehan itu benar-benar gila!
"Beri aku wine lagi" pinta Jungkook. Bartender bernama Suga itu mengangguk dan menuangkan lebih banyak lagi hingga satu gelas penuh.
Sujin merasa takut, sedari tadi Sujin hanya menunduk dan meremas jemarinya yang terasa kaku serta menahan untuk buang air kecil dengan melipat kaki karena tidak tau dimana letak toilet ditempat seluas ini, dan Sujin juga tidak berani mengatakannya pada Jungkook.
"Tuan, anda minum terlalu banyak" Sujin yang duduk tepat disamping Jungkook langsung memperingati karena pria itu sendiri yang pernah memintanya sebelum sampai ditempat ini. "S-saya mengingatkan anda,"
Jungkook berdecak, menepis jauh tangan Sujin yang menyentuh lengannya lalu tanpa peduli meminta dituangkan lagi dan lagi. Jungkook memang suka dengan wine, sangat suka sampai rasanya ingin memproduksi wine sendiri. Tetap saja, Jungkook akan berakhir mabuk walau tidak terlalu berat namun ia sudah menghabiskan tiga botol wine dalam kurun waktu kurang dari lima belas menit.
Apa spesialnya minuman yang memiliki sedikit rasa pahit itu? Tentu ada, minuman itu bisa membuat Jungkook teralihkan dari Lisa tetapi sekarang justru ia melihat Lisa dimana-mana. Jungkook jadi ingin pulang dan bersama Lisa.
Sementara itu dikejauhan, bersembunyi disalah satu tiang besar penyangga yang dihiasi dengan lampu-lampu, terlihat seorang gadis sedang mengintip dari balik topeng hitamnya. Rambut panjangnya tergerai indah, kukunya dihiasi cat berwarna putih dan berada dalam balutan gaun sederhana dengan sepatu pantofel hitam karena tidak nyaman jika memakan heels.
"Kenapa seperti ini? Aku bisa mengenalimu padahal ada banyak orang disini, tanpa perlu mendekat dan memastikan—aku langsung tau itu dirimu, aku mengenalinya.." Lisa meremas ujung gaunnya sendiri, ia tertunduk dan meneteskan air mata dibalik topeng yang menutup sebagian wajahnya dibagian atas.
Vante tadi berpamitan mengambil kudapan karena lapar dan meminta Lisa menunggu, ditengah-tengah penantian seorang pria gemuk datang dan mencoba menggoda Lisa sampai akhirnya Lisa memutuskan pergi ke kerumunan dan menghilang lalu sampai pada bagian bar dimana terdapat pria yang ia cintai sedang duduk bersama gadis lain.
"Menunggu lama?" Vante tersenyum. "Aku mencarimu dari tadi, sedang lihat apa?" Lalu mengarahkan pandangannya ke arah yang Lisa pandang. Vante menahan senyum, tangannya mengusap lembut puncak kepala Lisa.
"Tuan Vante, aku ingin pulang saja" Lisa mencicit pelan tanpa menatap ke arah Vante. "Aku rasa kita melakukan kesalahan, Tuan Jungkook bisa marah"
"Tidak akan." Vante menyahut penuh keyakinan, mengulas senyum lembut lalu merunduk dan berbisik ditelinga Lisa. "Bersiaplah, lantai dansanya akan terbuka bagi umum dan aku sudah mendaftarkan kita berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASSISTANT
Fanfiction[🔞THE ASSISTANT ]- Keringat, darah, dan kehormatan sudah Lisa berikan untuk memenuhi tugasnya sebagai asisten Jeon Jungkook. Terlibat dalam kehidupan gelap Pemilik J.K Royale Casino, siapa sangka jika pengabdian Lisa perlahan berubah menjadi petaka...