#21 Dejavu or Hallucinations

70 16 50
                                    

Dejavu or Hallucinations
tanggal publish : Minggu, 21 Februari 2021
written by : Pinkeuay
rate : 13+

───────❆✦❆───────

[ 16.00 KST ]

Salju mulai turun, mungkin musim dingin kali ini akan berlangsung panjang. Mau tak mau aku harus menerjang dingin untuk sampai di apartemen. Aku bukanlah orang Korea asli, tapi aku keturunan Jawa asli. Biar ku kenalkan, Namaku Amanda Ciara. Aku hanya belajar disini, sekalian pergi dari rumah. Iya, aku pergi dari rumah. "Rumah" aku miris mendengar kata itu. Rumah yang harusnya tempatku berpulang, namun ini menjadi tempatku terluka. Terkadang aku juga merindukan Mama, Papa, dan Mas Cakra. Tapi apalah dayaku yang tak di harapkan.

Keluargaku seperti ingin membuangku, meski aku tak mau. Dan keputusanku untuk tinggal di korea merupakan hal yang 1000 kali ku sesali. Aku disini sendiri, berbekal apartemen, dan uang dari Mas Cakra aku. Mas Cakra, dia segalanya bagiku. Hanya dia yang bisa aku percaya. Oh, tidak, aku merindukannya.

Kakiku terus berjalan menuju halte bus. Aku hanyalah anak sekolah yang tak punya banyak uang untuk taksi. Lebih tepatnya aku menghemat, itu lebih baik. Aku pun duduk di bangku halte. Kulihat sekitar, salju pertama sudah turun kemarin. Dan kemarin juga aku mendapat mimpi - mimpi yang aneh. Aku tak ambil pusing dengan mimpi itu. Karna bagiku tiap hari aku berhalu dan terbawa mimpi.

Bus berhenti di depanku. Tanpa basa - basi aku menaikinya. Tak lupa aku menggunakan kartu transportasiku. Beberapa kursi kosong telah terisi orang. Hanya tersisa beberapa, dan aku duduk disalah satunya.

Tak lengkap jika tidak ada musik. Aku membuka tas dan mengambil HP yang tersimpan rapi bersama Earphone-nya. Aku memakainya dan lagu Miracles in December milik EXO.

Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda
deuliji anhneun neol deureulyeo aesseuda
~~

Mataku pun tertutup, dan lelap dalam mimpi. Hari ini sangat melelahkan bagiku. Begitu banyak ujian, dan materi yang harus aku pahami.


───────❆✦❆───────



[ 19.45 KST ]

Aku mulai membuka mataku, terlihat kabur dan pusing. Kulihat sekitar, hari mulai gelap dan salju telah reda. Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. Aku terkejut kala melihat jam yang menunjukkan 19.45.

Aku pun tidur di pemberhentian berikutnya. Dan benar, aku tak seharusnya berhenti disini. Mau tak mau aku harus menunggu bus, atau jalan kaki pulang. Hey, siapa yang mau jalan. Meski aku sekarang tinggal di Korea tapi kebiasaanku di Indonesia masi tetap ada. Salah satunya "Pemalas" entah kenapa aku susah mengilangkan rasa malas dalam diriku.

Akhirnya mau tak mau aku harus jalan kaki untuk sampai di apartemen. Sepanjang jalan aku terus mengerutu, tanpa peduli banyak orang yang melihatku aneh. Siapa suruh juga aku tertidur lama sekali di bus. Tunggu, kenapa aku ga menunggu bus berikutnya? Wah, sepertinya otakku mulai membeku karna suhu dingin disini.

Kakiku terus berjalan, dan mataku terus melihat kesana kemari. Pemandangan Kota Seoul sangat indah di musim dingin. Yah, setidaknya badai Covid telah menghilang. Namun, orang orang masi setia mengikuti protokol.

Terlintas di kepalaku tentang Mas Cakra. Sedang apa dia, dimana dia. Dan, aku kangen dia. Aku juga kangen Indonesia. Gimana caraku kembali?

Kepalaku tertunduk, memandangi kedua kakiku yang berbalut sepatu putih. Tanpa sadar aku menabrak sesuatu di depanku.

DEAR R [Completed]Where stories live. Discover now