Happy Reading!
"Tu wa ga pat"
"Pelas teri dibuntel godong
seng tak tresnani disaut uwong
mana janjimu
mana sumpahmu
yang kau ucapkan duluuuuu""Hobahhh"
"Apa salah dan dosaku sayang"
"Asekkk"
"Cinta suciku kau buang-buang
lihat jurus yang kan ku berikan
jaran goyang! jarang goyang"Gladis mendengus geli melihat tingkah laki-laki disampingnya. Siapa lagi jika bukan Arka. Tanpa tahu malu laki-laki yang masih menggunakan seragam basket bernomer punggung 09 itu berjoget dan bernyanyi dengan serunya tanpa memperdulikan orang sekitar yang berlalu lalang.
"Woy anak miskin ayok sini ikut joget" ajak Arka kepada Gladis. Membuat Gladis mendengus geli.
"Kamu aja deh aku yang waras mau nonton aja mangga dilanjut joget topeng monyetnya"
Bukannya marah Arka malah tertawa dengan keras mendengar sindiran kecil dari Gladis. Tangannya terulur membelai rambut gadis itu dengan gemas.
"Sialan lo ganteng-ganteng begini disamain sama topeng monyet dasar bocah"
Gladis mendengus pelan. "Bocah kok teriak bocah"
"Bodoamat dah serah lo aja gue mau balik"
"Balik sama siapa?" tanya Gladis penasaran."Pacar gue lah si Arin anaknya bapak Santoso"
"Dih" Gladis bedecak kesal menatap Arka dengan tajam "Jangan kamu porotin mulu hartanya, kena karma mampus lo"
"Ga morotin ga uwwu"
Tanpa membalas ucapan Arka Gladis langsung memasang aerphone-nya. Mendengarkan lagu yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya
'Seamin tak Seiman—Mahen'Matanya terpejam menikmati alunan lagu itu dengan hikmat. Sesekali dirinya pun ikut menyanyikan lirik lagu itu.
"Cinta menyatukan kita yang tak sama
aku yang mengadah dan
tangan yang kau genggam
berjalan salah berhenti pun tak mudah
apakah kita salah"Arka tersenyum simpul melihat Gladis yang masih asik dengan lagunya.
"Masih aja tuh bocah dengerin lagu-lagu cinta beda agama padahal dia kan atheis"Arka terkekeh pelan mendengar ucapannya sendiri.
"Arka ayo pulang" mendegar suara familiar itu Arka pun langsung berbalik dan memasang senyum manisnya. "Eh sayang udah piketnya"
Gadis yang dipanggil sayang oleh Arka itu pun mengangguk. "Ayok pulang capek banget aku"
"Utututu sayangku capek"
"Alay ih ayok cepet"
"Ayok sayang"
"Eh itu Gladis ditinggal gapapa?"
Arka tekekeh pelan. Matanya melirik Gladis sejenak yang masih dengan posisi sama "Biarin lah lagi galau tuh bocah tinggal aja"
Gadis itu pun mengangguk dengan polosnya dan mengikuti Arka yang sudah menyeretnya keparkiran mengambil mobilnya.
Selepas kepergian Arka dan pacarnya, Gerald maju mendekat ke arah Gladis. Tanpa aba-aba laki-laki berjaket hitam itu langsung menarik aerphone Gladis hingga membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Ayo pulang" ucap Gerald dengan senyum manisnya memperlihatkan kedua lesung pipinya."Apa-apaan sih kamu" Gladis berdecak kesal menatap Gerald dengan tajam. "Jangan seenaknya ya"
Tanpa memperdulikan ocehan Gladis, Gerald langsung menarik tangan Galdis menuju motornya yang sudah terpakir didepan. "Buruan naik " perintahnya.
Gladis bersedekap dada. Menggelengkan kepalanya tegas tanda menolak ajakan Gerald. "Aku gamau ya disuruh-suruh gitu sama kamu, lagian aku bisa oulang sendiri gausah sok baik deh"
"Gue emang baik dari lahir jadi cepetan naik atau perlu gue gendong?"
Gladis mendengus pelan dan berdecak. "Iya iya ini aku naik"
"Silahkan tuan putri" goda Gerald. Sedangkan Gladis hanya memutar bola matanya malas."Terimakasih Babu" balasnya sarkas.Gema tersenyum simpul kemudian mengacak rambut Gladis dengan gemas. "Oke kereta kencana siap meluncur membawa tuan putri. Demi keselamatan maka mohon untuk berpegangan dengan dengan erat"
"Heh modus!"
"Kalo gamau nanti kereta kencananya gamau jalan Gladis"
"Yasudah aku turun saja kalo begitu"
Gerald mendengus pelan. Tanpa aba-aba tangannya langsung menarik tangan Gladis melingkar sempurna diperutnya. "Jangan dilepas gue mau ngebut nanti jatoh bikin repot"
Gerald tersenyum senang melihat Gladis yang diam tanpa memberontak dibelakang.
"Jadi mau langsung pulang atau kita jalan-jalan dulu" tanyanya iseng.
"Langsung pulang lah ngapain jalan-jalan sama kamu"
"Oke karena lo maksa, sekarang ayo kita jalan-jalan"
"HEH! LANGSUNG PULANG GERALD!"
NA: Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mampir membaca ceritaku dan meramaikannya dengan komen dan vote.
Jangan lupa follow instagram @dhistyrinnes untuk mendapatkan info lebih lanjut cerita LUKA TERINDAH
—thank's & see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom Boom Heart
Novela JuvenilNagara Anagata adalah orang yang paling ditakuti di sekolahnya. Tidak ada satu pun orang yang mau berurusan dengan laki-laki yang dijuluki "Preman Gardamesta" itu. Namun karena kecerobohan Britha, ia malah jadi berurusan dengan Nagara.