AAM (9)

231 144 63
                                    

Happy Reading!!

___________

Tandai kalo ada typo.

___________

"TUNGGU DULU!" Teriak seseorang yang baru keluar dari balik dinding. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Daniel.

Semua orang yang baru saja berdiri langsung menoleh ke asal suara. Agatha dan Adrian---Papa Tessa--- yang mendengar itu langsung terkejut, dan melotot tajam ke arah Daniel.

"Daniel?" Gumam Tessa pelan.

"Apa-apaan anak ini, benar-benar tidak sopan." Batin Adrian.

"Ada apa ini, El?" Tanya Adrian menahan emosi.

"Sekarang El mau tanya, apa maksud dari pernikahan yang kalian bahas?!" Tanya El balik dengan nada bicara yang tidak bisa dibilang santai.

Semuanya diam, mereka tidak mengerti mengapa El menanyakan tentang hal itu. Apa gerangan yang membuatnya terlihat sangat marah.

Berbeda dengan Tessa yang sepertinya sudah mengetahui maksud adiknya itu.

"Mm-maaf s-semuanya, i-ini El a-adik aku," ucap Tessa memperkenalkan El.

"Ma-af kalau d-dia mengganggu ketenangan kalian, biar dia aku yang urus," lanjutnya tak enak kepada semua yang ada di sana, kecuali kepada mama papanya.

"Jadi dia yang namanya Vero?" Tunjuk Daniel kepada pria tampan yang sedang menatap mereka dengan tatapan dingin.

"Kak, apa maksud semua ini? Kenapa lo mau menikah dengan anaknya Tante Wanda dan Om Gavino?" Tanya Daniel dengan tatapan dingin kepada kakaknya yang mampu membuat orang lain yang melihatnya bergidik ngeri.

Semua orang yang di sana hanya diam menyimak.

"Karena--"

"Karena apa? Karena cinta? Iya?! Lo gak usah bohongin gue, kak! Lo ngelakuin semua ini karena terpaksa, kan?"

"Jawab, kak! LO YANG GANTIIN POSISI GUE BUAT DIJODOHIN SAMA ANAKNYA TANTE WANDA DAN OM GAVINO, KAN?!" Bentak Daniel.

Tessa hanya mampu menunduk.

"Maksudnya?" Tanya Safira tiba-tiba.

Daniel menoleh sejenak ke arah Safira. Lalu, kembali menatap kakaknya.

"KAK, LO PUNYA MULUT, KAN?! JAWAB!!"

"OKE FINE! IYA, GUE EMANG TERPAKSA MAU DIJODOHIN SAMA DIA, TAPI GUE GAK KEBERATAN KOK" Tunjuk Tessa ke arah Vero. "DAN GUE LAKUIN SEMUA INI BUAT LO!! PUAS?!" Bentak Tessa menahan air matanya yang sebentar lagi akan luruh.

Walaupun dia terlihat cuek, tapi dia hanyalah seorang gadis biasa yang mempunyai hati lembut, rapuh, juga tidak bisa dibentak.

"Kenapa, kak? Kenapa? Kenapa Lo ngelakuin semua ini? Kenapa Lo selalu berkorban buat gue?" Tanya Daniel melemah. Jujur saja, dia sama sekali tidak bermaksud untuk membentak kakaknya.

Orang-orang yang menyaksikan terlihat bingung.

Tessa tidak mempedulikan mereka yang masih terlihat bingung. Dia berlari menuju kamar dan diikuti oleh Daniel.

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Gavino.

"Begini loh, kan, waktu itu kita sudah berjanji akan menjodohkan salah satu dari anak-anak kita. Nah, awalnya saya dan istri saya sepakat untuk menjodohkan putra bungsu kami, yaitu Daniel dengan anak kalian," jelas Adrian.

"Tapi, ketika kami meminta persetujuan Daniel, dia menolak mentah-mentah. Alasannya dia tidak ingin dijodohkan, karena itulah kakaknya dengan sukarela ingin menerima perjodohan ini walaupun dia belum mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengan dia," lanjutnya.

DIJODOHIN?! Aku bisa apa? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang