AAM (5)

311 270 46
                                    

Happy Reading

.
.
.

"Tessa?" Tiba-tiba ada suara orang yang gak asing di telinga gue, barusan dia manggil gue?

Fira yang tadinya tersenyum hangat, sekarang malah jadi nyengir-nyengir gak jelas gitu.

Karena rasa penasaran gue yang tinggi, akhirnya gue noleh ke asal suara. Oh, ternyata

Rizki.

Gue cuma senyum ke arah Rizki, trus pergi gitu aja tanpa ngomong sepatah katapun, ninggalin Rizki yang masih kebingungan sama tingkah gue.

Gue jalan di koridor kampus dengan tatapan lurus ke depan, tanpa mempedulikan orang-orang yang dari tadi memperhatikan gue. Udah biasa gue diperhatiin kek gini.

"Uhuy, hari ini pemandangannya indah banget, baru juga sampe kampus. Udah disuguhi sama yang bening-bening"

"Ya ampun, bidadari surga baru aja lewat di depan gue"

"Cantik banget gilaaa"

"Good looking memang beda"

"Gue yang cuma remahan rengginang bisa apa?"

"Dih apaan sih, cantikan juga gue"

"Mama, mau punya muka kek diaaaa"

Tuh kan, dari tadi mereka ngomongin gue. Ada yang muji, tapi ada juga yang sirik. Masa bodo dengan itu.
Sekarang gue cuma pengen cepet-cepet sampe ke kelas.

*Author POV

16.05 PM

Setelah mendengarkan penjelasan materi dari dosen sekaligus curhatan tentang istrinya yang beli panci kredit tapi belum lunas juga, akhirnya dosen tersebut keluar juga dari ruang kelas ini. Dan tinggal tersisa dua orang didalamnya.

"Huh, akhirnya keluar juga tuh dosen," gumam gadis itu pelan.

"Sa, kantin kuy?" Ajak Rizki, kepada Tessa. Gadis itu memang sekelas dengan Rizki, karena mereka mengambil jurusan yang sama yaitu manajemen dan bisnis. Entah untuk alasan apa Rizki ikut mengambil jurusan itu, padahal sedari dulu dia tidak tertarik dengan dunia perbisnisan. Lain halnya dengan Tessa yang mau tak mau harus mengambil jurusan itu.

"Eh, gak deh. Gue mau langsung cabut aja," jawab Tessa.

"Loh, tapi kan habis ini kita masih ada mata kuliah lagi?" Ujar Rizki bingung.

"Ehehe gue mau bolos aja, males gue. Yaudah gue cabut ya. bye," pamit Tessa namun tangannya langsung dicekal oleh Rizki.

"Sa, Lo kenapa sih? Dari tadi keknya Lo ngehindarin gue?" Tanya Rizki heran. "Kalo ada masalah cerita sama gue, jangan kek gini," lanjutnya.

Jujur saja, Tessa tidak ingin menghindari Rizki. Hanya saja, menurutnya menjaga jarak jauh lebih baik.

"Gue gakpapa kok, Ki." Jawab Tessa sambil tersenyum paksa, dia berusaha melepaskan cekalan tangan Rizki, namun tak bisa.

DIJODOHIN?! Aku bisa apa? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang