"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Bahkan, aku merasa senang hingga melupakan kepahitan yang akan menyambutku di masa akan datang.
Hidup ini setimpal, di kala ada duka di situ ada kebahagiaan. Sebaliknya, saat air mata berkuasa akan ada gelak tawa yang menggantikan."🕊
🕊
🕊°°Heppy Reading°°
Seperti biasa rutinitas Ariyan yaitu berangkat ke kantor. Dia selalu berpamitan kemana pun ia pergi. Sama halnya seperti sekarang ini.
"Aku pergi ke kantor dulu ya," ucapnya mencium keningku.
"Bolehkah aku ikut?" tanyaku kepadanya seakan tidak ingin ada penolakan.
"Tentu saja boleh, masa iya istri bos tidak boleh pergi ke kantor suaminya.” Ariyan seakan-akan membanggakan pekerjaannya.
Aku senang dia mengizinkanku ikut hingga kami pun akhirnya pergi ke kantor bersama. Selama perjalanan aku terus mengingat kejadian semalam. Sebuah kebahagiaan yang tidak akan kulupakan. Ulang tahun terbaik dan paling istimewa. Ariyan benar-benar suami terbaik bagiku. Tapi, tidak semudah itu aku mengakui jika aku telah jatuh cinta padanya. Sama sekali tidak, mungkin tidak secepat itu.
Sesampainya di kantor, orang-orang menyapaku layaknya seorang artis yang baru saja lewat. Mereka memberi hormat, begitu menyenangkan menjadi istri seorang CEO.
Kami beranjak dari tempat itu dan masuk ke ruangan yang sejak tadi ingin kulihat. Ruangan itu begitu luas, maklum baru pertama aku ke tempat ini dan sudah disuguhi pemandangan memukau. Aku melihat di sekeliling ruangan, bersih khas dari seorang Ari.
"Sayang, tunggu di sini ya, aku pergi rapat dulu." Ariyan meninggalkanku karena terburu.
Aku duduk di kursi yang besar itu. Siapa pun yang memiliki kantor seperti ini akan betah di tempat kerja dari pada di rumah mereka. Damai dan tidak bising melengkapi suasana, bagiku.
Setelah lama aku menunggu, namun Ariyan tak kunjung kembali. Rasa bosan mulai menghampiriku hingga jalan mondar-mandir adalah pilihan terbaik.
Sesuatu yang ganjal di mataku telah merenggut pikiran ini, yaitu sebuah kotak kecil yang terletak di rak antara dokumen dan surat. Aku mengambil kotak tersebut dan membukanya. Benda-benda yang sudah lama di simpan di dalam sana. Ada sebuah foto, foto anak kecil. Rasa kaget menghampiriku, ternyata gadis kecil di dalam foto itu adalah diriku. Di dalamnya juga terdapat sebuah jepitan rambut, yang jelas aku mengenalnya. Jepitan itu dulu pernah kuberikan kepada seseorang yang kupakaikan di rambutnya, semua orang menertawakannya karena memakai jepitan yang tak seharusnya dipakai seorang anak laki-laki.
“Mengapa semuanya ada di sini?” Aku mengeluarkan air mata yang tidak bisa ditahan.
Ada banyak pertanyaan pada diriku saat ini. Dengan perasaan kacau dan tangisan aku berlari meninggalkan tempat tersebut.
Ariyan yang sudah selesai meeting melihatku dan menyusul. "Lia, mau kemana?”
Aku sama sekali tidak menghiraukannya. Kaki ini terus saja berlari tanpa henti. Perasaanku berkecamuk menjadi satu. Bahkan tanpa kusadari sebuah mobil warna hitam melaju kencang ke arahku dan, bruk. Tubuh ini terasa remuk saat aku diterbangkan dan dihempaskan kembali ke jalanan yang keras. Rasa di kepalaku seakan berputar bak ditimpa sesuatu yang keras. Hingga aku tak kuasanya sampai semuanya menjadi gelap.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
BERSAMBUNG🕊
🕊
🕊Bagian satu ini pendek ya,
Yang penting update kan😂
Oke-oke, lain kali akan dipanjangkan lagi kok.
Semoga suka.
Sampai jumpa kembali!Pesisir Selatan, 22 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Imam (END)
ChickLitAwalnya hanya pembicaraan kecil yang biasa mereka lakukan setiap kali bertemu. Ya, aku sudah mengenal mereka begitu pun sebaliknya. Tetapi, laki-laki yang barusan bersalaman dengan ramah tiba-tiba mengubah semua suasana. Umi yang sejak tadi mengabai...