•
•
•
•
♠♠♠
Pagi yang indah tentu saja.Harry berjalan menuju cabin sambil membawa secangkir teh ditangannya. Menghirup udara segar dan menikmati pemandangan danau Lugano yang terpampang langsung didepan matanya.
Harry duduk disebuah kursi panjang, melipat tangannya diatas meja lalu meletakkan kepalanya. Menikmati hembusan angin yang menerbangkan helaian rambutnya kemudian menutup mata.
Untuk beberapa saat rasanya begitu tenang, didalam kepalanya berputar ingatan tentang cerita hidupnya yang masih belum memiliki akhir. Dari masa dirinya masih kanak-kanak, belajar hal baru, bermain, terjatuh lalu menangis, dan tentu saja sang Ibu akan langsung datang untuk menenangkannya walaupun dengan yang wajah panik.
Ingatan tentang pertama kali dia jatuh cinta pada seseorang ketika berumur 15 tahun, malu sekali rasanya mengingat masa-masa remaja labil dengan hormon yang masih tidak terkontrol membuat moodnya suka berubah-ubah. Tapi saat ini juga mood Harry masih suka berubah-ubah, padahal dia sudah tidak remaja lagi.
Dan dia sudah menikah, rasanya Harry masih belum percaya dengan fakta yang satu itu. Wajah suaminya yang terus melintas dan melayang-layang dikepalanya, membuat pipinya memanas dan mulai merona.
Menyebalkan ketika jantungnya tiba-tiba berdebar heboh hanya karena mengingat hal itu. Harry juga memeluk perutnya yang terasa geli karena terlintas ingatan saat dirinya duduk dipangkuan suaminya, dicium oleh suaminya, dan ditiduri oleh suaminya. Arghh! Memalukan! Harry tidak peduli bahwa mereka sudah menikah, sudah resmi, sudah sah atau apapun itu. Tetap saja Harry merasa malu!
"Kau benar-benar menyebalkan Tom!". Ucap Harry tanpa sadar dengan mata yang masih tertutup.
"Apa salahku?". Tanya Tom bingung ketika dirinya dikata menyebalkan padahal baru saja datang dan tidak berbuat apa-apa.
Harry mengangkat kepalanya karena terkejut dengan suara suaminya. Menatap Tom sebentar lalu memalingkan wajahnya ketika jantungnya mulai berdebar lagi, "salahmu.... Pokoknya kau salah! Kau sangat salah!".
Tom hanya tertawa geli melihat tingkah istrinya itu, kemudian duduk disampingnya lalu mengecup bibirnya.
Menyadari hal itu, pipi Harry kembali merona, "jangan kecup aku! Kau salah!".
Tom menatap manik emerald itu beberapa detik lalu tertawa terbahak-bahak, "sebenarnya apa yang terjadi padamu, apa tidurmu tidak nyenyak? Kau lapar? Atau ada penunggu tempat ini yang merasukimu?".
Tom menarik Harry kedalam dekapannya, menciumi pipinya berulang kali karena merasa gemas, begitu menggemaskan hingga Tom ingin menggigitnya.
"Ck! Hati-hati dengan tanganmu Tom". Harry berusaha menjauhkan tangan Tom yang menempel pada pantatnya.
Tidak menghiraukan perkataan istrinya, Tom dengan sengaja meremas pantat Harry lalu meraba-raba tubuhnya.
"Tom Marvolo Riddle!". Harry mencubit perut Tom dengan kuat membuat pria itu mengaduh kesakitan.
"Aww! Iya! Baiklah! Maaf! Ampun!". Tom meminta ampun pada Harry tapi sedetik kemudian tertawa lagi, menyenangkan sekali menggoda si manis itu.
Harry meneguk habis tehnya lalu bergeser sampai ke ujung bangku. Sebenarnya dia tidak merajuk, ia hanya ingin menetralkan detak jantungnya.
Tapi tentu saja Tom tidak membiarkan hal itu terjadi, "babyku marah yah, bibirnya jadi maju, minta dicium?". Goda Tom sambil mencolek-colek pipi Harry.
"Hentiikaan Toom, kau menghancurkan mood ku!". Rengek Harry berusaha menggeser tubuh Tom dengan kedua tangannya.
"Uluh-uluh bayiku yang manis, nanti daddy belikan coklat ya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Day By Day
FanfictionHarry mendengus, "jadi apa rencanamu? Sejak tadi kau mengajakku berbicara hanya untuk membahas omong kosong". "Kita akan pacaran setelah menikah, tapi jika sampai dua bulan kita berdua belum saling mencintai, kita bisa bercerai". Harry menghela naf...