Ellen dan Rere menunggu kedatangan Jelita di depan pintu kelas sambil memakan popcorn dengan santai.
"Lama banget sih ni anak, ngga ngerasa banget ditungguin," kesal Rere muai bosan.
"Sabar aja napa sih, cuman benerin rambut aja dia tuh," sahut Ellen.
"Guys!! Lama ya?" sapa Jelita tersenyum tak berdosa.
"Ngapain lo di kamar mandi lama bener"
"Hehehe ya maaf," jawab Jelita memeluk Rere yang melirik sinis Jelita.
"Eh lo tau nggak, gue seneng banget astaga," ucap Jelita dengan antusias.
"Kenapa?" tanya Ellen dan Rere bersamaan.
"Gue kemarin di anterin Gilang pulang sampe rumah woylahh, seneng nya sampe ubun-ubun," jelas Jelita berbisik di telinga Ellen dan Rere.
"HAH?!! NGGAK SALAH DENGER GUE INI YA KAN?!" ucap Ellen tak percaya, sedangkan Rere mulutnya mengangga tak percaya mendengar bisikan dari Jelita.
"Seriusan kalian nggak salah denger kok," sahut Jelita menepuk-nepuk pundak kedua sahabatnya lembut.
"Gilang nggak kesambet kan?" tanya Rere.
"Iya awalnya gue mikir dia kerasukan mimi peri, tapi setelah dipikir lagi Gilang kayaknya mulai bales cintanya Lita deh hihihi senengnya," kata Jelita dengan Girang.
"Yaudah kalo gitu semangat berjuang demi tuan Fajrin," ucap Ellen terkekeh pelan.
"Iya Jelita semangat terus dong!"
"Harus semangat," sambung Rere ikut bahagia saat Jelita memiliki semangat yang tinggi.
Dari kejauhan, Dito menatap ketiga gadis cantik yang sedang berbincang dengan dihiasi tawa ceria disana, ia ikut tersenyum saat mereka ber tiga tertawa. Saat ini Dito sedang menunggu Gilang yang pergi ke toilet lumayan lama, ingin sekali kakinya melangkah ke arah Ellen namun ia ragu untuk mendekati gadis itu.
Memang Dito sedang berusaha mendapatkan hati Ellen baru-baru ini, namun selalu gagal karena Ellen selalu emosi ketika seorang pria mendekatinya tanpa alasan yang jelas, membuatnya ragu ketika harus berinteraksi dengan Ellen.
"Cantik," gumam Dito sambil memutar-putar bolpoint yang berada di jari-jari tangannya.
"Woy!" ucap Gilang mengejutkan Dito yang sedang berangan-angan.
"Ihs! Apaan sih lang?" kesal Dito melempar bolpoint hingga jatuh ke lantai.
"Kenapa lo diem aja?"
"Kepo banget lo!" sahut Dito.
"Ellen?" ucap Gilang melirik gadis yang sebenarnya di lirik Dito.
"Hm," jawab Dito dengan deheman nya.
"Samperin sana, gue mau balik kelas," ujar Gilang mulai berjalan meninggalkan Dito.
"Bener juga ya, ngapain malu? Kan biasanya juga malu-malu in gitu," gumam Dito menarik nafas panjang, lalu memberanikan diri untuk mengampiri Ellen yang sekarang duduk sendirian karena Jelita dan Rere sedang ada jadwal piket, sedangkan Ellen hanya diam duduk di bangku teras depan kelas.
"Sendirian aja lo?" ucap Dito berdiri di sebelah dimana Ellen duduk.
Ellen menoleh ke sumber suara tersebut dengan cepat dan sedikit terkejut dengan kedatangan Dito tiba-tiba, "eh dit? ada apa?" tanya Ellen.
"Nggak, gue cuman mau duduk disini boleh?"
"Duduk aja santai," ucap Ellen mengangguki permintaan Dito.
KAMU SEDANG MEMBACA
||BEAUTIFUL LIGHT✨||
Ficção Adolescente"To the point! Gue gasuka bertele tele!!" ucap pria itu lantang dari tengah hujan deras menguyur "LITAA SUKAA SAMA KAMU!! LITA MAU JADI PACAR KAMU" Jawab gadis itu sedikit mengigil karena kena air hujan "Kalo iya lo mau.. Sini peluk gue.." pinta...