Prolog

3.3K 89 1
                                    

Semua keluarga sedang berkumpul untuk acara makan malam bersama serta membahas penugasan anaknya yang ditugaskan di Kalimantan.

Mereka semua menunggu lelaki paruh baya untuk makan bersama malam ini.

Akhirnya, pria paruh baya dengan baju yang terlihat santai tapi tetap menampakkan kesan gagahnya. Pria itu tetap gagah meskipun memiliki umur yang sudah terbilang tua.

Pria paruh baya itu tersenyum begitu duduk di kursi paling pojok.

Setelahnya pria paruh baya itu memimpin doa makan.

Semuanya makan dengan tenang. Hanya ada suara sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring.

Selesai makan, mereka masih tetap duduk di tempat masing-masing untuk mendengar apa yang akan dibicarakan pria paruh baya itu.

"Kamu berangkat masih 1 bulan lagi, gunakan waktu itu untuk istirahat." Pria itu mengangguk dan tersenyum pada pria paruh baya itu.

"Kamu sudah punya pacar?" Tanya pria paruh baya itu dengan anaknya.

"Belum pa, jati masih pengen fokus karir." Jawab jati pada ayahnya.

"Kamu sudah pangkat Lettu dan karir kamu juga bagus di dunia militer, apa tidak sebaiknya kamu memiliki pacar? Temanmu sudah ada yang menikah, kamu belum. Kalo ditanyain selalu bilang 'mau menikmati masa jomblo dulu ma' gitu aja terus kamu." Jati terkekeh mendengar ucapan mamanya yang terlihat emosi dengan dirinya.

"Sebaiknya kamu turutin permintaan papa sama Mama kamu jati, mereka cuma Pengan kamu bahagia." Ucap bibinya sembari menepuk bahu jati yang duduk disampingnya lalu beranjak pergi.

Jati itu menghela nafasnya. Dia masih ingin fokus pada karir militer nya, tapi orang tua nya menyuruhnya untuk menikah. Mungkin diusia pria tampan ini terbilang sudah cukup untuk meminang wanita untuk dijadikan istri. Umur nya sudah 26 tapi dia masih ingin menikmati masa jomblo nya dulu. Dia memang memiliki seseorang yang dia sukai, tapi orang tuanya tidak setuju karena wanita yang dia pilih adalah wanita yang memiliki pergaulan bebas. Orang tuanya juga akan malu jika anaknya menikahi wanita yang memiliki pergaulan bebas, mana lagi pangkat dirinya sudah Lettu.

"Huh... Nanti jati pikirin deh." Nina dan Robbin tersenyum mendengar ucapan anaknya.

Robbin mendekati jati, dia menepuk pundak anaknya. "Jadi penerus papa tidak masalah, tapi kamu juga harus memilih wanita yang benar untuk kamu pinang sebagai istri." Jati mengangguk sambil tersenyum tipis pada Robbin dan Robbin meninggalkan Nina bersama jati.

Nina berjalan ke arah kursi anaknya, dia menatap lekat wajah tampan jati. mengelus pipi anaknya dengan lembut.

"Cari gadis yang sopan dan beretika, mama akan menyetujui kamu dengannya. Mama cuma ga pengen kamu jatuh ke dalam lubang wanita yang salah, ingat itu." Nina mencium dahi jati, lalu kembali ke posisinya.

"Seorang prajurit harus memiliki wanita yang sopan dan beretika, kalau seperti gadis yang kamu suka itu tidak akan pantas untuk menjadi seorang istri prajurit. Mama tak peduli dengan profesi atau kekayaan nya mau warga sipil, anggota polri, atau sesama TNI. Cantik atau jelek dan lain sebagainya. jika wanita yang kamu nikahi sepeti Rani, ia takkan bisa menjadi ibu Persit yang baik. Perilakunya tak pantas mendapat seorang suami seorang prajurit gagah seperti kamu, ingat pesan mama Abimana jati putra." Nina menepuk pundak jati lalu tersenyum. Nina pergi meninggalkan jati sendiri, sedangkan bibi dan yang lainnya sudah pulang sejak tadi.

Jati menyenderkan punggungnya pada kursi. Terlalu lelah untuk memikirkan semua yang orang tuanya inginkan. Mulai dari pasangan hingga pernikahan membuatnya semakin pusing.

"I don't like anyone besides Rani, then who should I look for?" Lagi dan lagi jati menghela nafas panjang lalu memijat pelipisnya teratur. Sangat pusing memikirkan semuanya.

Dia berjalan ke arah tangga dan berjalan ke arah kamarnya. Dia hanya butuh istirahat, bulan depan dia ada tugas di Kalimantan.

Jati memejamkan matanya, menikmati angin yang menerpa wajah tampannya. Dia tertidur pulas dengan memeluk guling yang dia harapkan suatu nanti yang awalnya guling menjadi wanita yang dia cintai.

Jati masuk ke dalam dunia mimpinya, dia begitu lelap karena mungkin dirinya memang sangat lelah hari ini.






Yuuuuuuhhhhuuuuu semua...

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now