Twenty Three

490 22 0
                                    

Hai gengs, aduh maaf ya kemarin waktu hari Kamis sama Selasa aku ga update karena aku lagi ga enak badan. Jadi kali ini aku kasih bonus, hari Jumat ini aku update dan besok aku juga update.

Selamat membaca(≧▽≦)














Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh mereka sampai di kediaman keluarga devanda.

Setelah memakirkan mobil devanda dan jati turun dan masuk ke rumah itu.

"瓦尼亚回家!" Teriaknya sambil menutup pintu.

"Mama sama papa ada di taman belakang!" Devanda langsung menggandeng tangan jati dan menariknya ke taman belakang rumah itu.

"Ini yang waktu itu jagain devanda di rumah sakit bukan?" Jati mengangguk.

"Terimakasih ya sudah mau jagain devanda di rumah sakit, oh ya duduk sini." Ucap Maria pada jati dan devanda.

"Bi tolong buatkan dua teh lagi ya."

"Ayo diminum tehnya." Devanda menganggukan kepalanya.

"Kalian mau bilang apa?" Tanya Maria sembari meminum tehnya.

"Maksud kedatangan saya dan devanda kesini untuk meminta izin kepada tante dan om tentang pernikahan kami dan kami meminta tante dan om untuk menandatangani surat pengajuan nikah kantor dan juga gereja." Mendadak sekujur tubuh jati terasa gerah.

Dia mengeluarkan beberapa surat yang harus Maria dan devano tanda tangani.

"Kami akan setuju jika devanda juga setuju dan yakin, bagaimana devanda?" Tanya devano pada anak perempuannya itu.

"Devanda udah yakin kok sama dia." Setelahnya devano langsung mengambil pulpen yang berada di meja itu dan mulai menanda tangani surat itu.

Sekarang giliran Maria yang menanda tangani surat pengajuan nikah itu.

"Kami hanya minta satu permintaan pada kamu, jaga, sayangi, dan cintai devanda, jangan sia-siakan devanda karena banyak lelaki di luar sana yang ingin dengan dirinya. Kamu bisa menuruti permintaan kami?" Bohong jika Maria dan devano tidak menyayangi anak perempuan satu-satunya itu.

"Saya usahakan untuk selalu menjaga, menyayangi, dan mencintai devanda sepenuh hati saya." Ucap jati sembari tersenyum manis.

"Kalo gitu kita berdua pamit dulu ya ma." Ujar devanda lalu beranjak dari duduknya.

"Iya hati-hati ya." Devanda hanya tersenyum lalu menggandeng tangan jati dan menariknya keluar dari rumah besar itu.

***

Setelah menempuh perjalanan yang jauh mereka sampai di kantor untuk mengurus surat pengajuan nikah.

"Liat deh pak jati bawa cewek, cantik banget, apa jangan-jangan itu calon istrinya ya."

"Mungkin aja, aku denger-denger yang cewek itu polisi."

"Iya tau, dia itu kepala tim densus 88, keren banget ya."

"Iya, mana pak jati juga masuk kopassus lagi ga tau seberuntung apa anak-anak mereka nanti."

"Ga usah di dengerin, mereka memang gitu tapi ngomongnya ga pedes kayak omongan tetangga." Devanda langsung memukul pundak jati.

"Emang udah pernah nyobain?" Tanya devanda yang membuat jati langsung merangkul bahunya dan mendekatkan bibirnya ke telinga devanda.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now