Pukul 8.19
Aku memasuki gerbang sekolah dengan tatapan Pak Hadi yang tidak seperti biasa.
"Kenapa Pak?" tanyaku
"Kok gak pake seragam?"
"Oh.. ada acara OSIS Pak"
"Oooohh.."
Ruang OSIS sudah terbuka, seperti yang aku instruksikan tadi habis subuh via SMS untuk teman-teman Kepala Sie agar bolos pelajaran dari jam pertama sampai jam pelajaran ke 4.
"Selamat pagi manusia-manusia yang aku cintai" sapaku setelah masuk ruang OSIS yang begitu sunyi.
"Nyuruh orang lain datang pagi, tapi yang nyuruh dateng jam 8!" protes Nabilah
"Hahahaha.. Sorry.." Kataku
Nabilah kembali menghitung anggaran pada sebuah lembar proposal.
"Gimana? Balance gak?" tanyaku
"Udah diputer-puter nih pemasukan sama pengeluaran, tapi tetep mentok" kata Nabilah
"Jadi kita harus cari berapa duit buat sponsor?"
"6 juta"
"Lumayan banyak ya"
"Terus gimana?" tanya Nabilah
"Emang kenapa sih gak pake anggaran yang kemarin aja?" Tanya Will
"Bu Yaning minta segitu, katanya biar siswa kelas XII gak keberatan uang iuran nya"
"Lah jadi kita gini yang berat" Kata Will
"Eh.. Shona mana?" tanyaku
"Ada ulangan katanya jam pertama, nanti kesini kalau udah selesai"
"Ya udah biar aku pikirin sama Shona nyari duitnya" Kataku
Aku dan Shona adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk mencari dana lain dari pihak luar sekolah dalam masalah kekurangan pembiayaan, seperti sebelum-sebelumnya kami pun berhasil dalam melakukan itu.
"Pengumuman terbatas, untuk Ge Sackier, diharapkan meninggalkan kelas sekarang juga untuk menghadap Pak Roso di ruang Waka Kesiswaan. Terimakasih"
"Haduh.. Masih pagi gini.." kataku
Aku berdiri,meninggalkan ruang OSIS.
"Woi Ge" teriak Will
"Apa?"
"Ketemu Pak Roso pake kaos?" Tanya Will
Aku lupa hari ini tidak mengenakan seragam sekolah.
"Pake sweeter OSIS aja kali ya" kataku, kemudian aku ingat "oh pake punya Shona aja" kataku
Aku kembali masuk ruang OSIS, menuju loker milik Shona.
Loker di ruang OSIS tidak aku ijinkan untuk dikunci, karena ini bukan loker pribadi yang bisa menyimpan barang-barang sesuka hati, jadi bila ada inspeksi dadakan dari pihak luar aku bisa dengan sangat tepat mengatakan ruang OSIS ini bersih.
Aku buka loker itu, menyibak beberapa baju yang sengaja Shona tinggalkan, entah apa tujuannya, tapi dibalik semua tumpukan itu aku berhasil menemukan seragam OSIS.
"Pakai baju nya Shona?" Tanya Ina
"Iya" Kataku
Setelah terlihat rapi dan pas dari gambaranku yang terpantul dicermin, aku pergi menuju ruangan Waka Kesiswaan. Tempat Pak Roso menungguku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraeswari
Teen FictionApa yang bisa Ge lakukan, seluruh dunia dan keyakinannya berantakan setelah hidupnya diburu banyak pertanyaan dan gangguan dari Nara, seorang siswa SMA kelas X yang notabennya adalah adik kelasnya. Hari-hari nyaman yang harusnya dia jalani sebagai K...