3

2.5K 600 126
                                    

Lily menelan ludahnya menatap Sagara yang ia tahu sebagai murid baru di sekolahnya sekarang sudah berdiri dihadapannya dengan setelan kemeja putih yang dibalut jas hitam.

jadi yang dimaksud mommynya itu Sagara si murid baru adalah tunangannya sejak kecil?!

"Saga makin ganteng aja ya."Adel, ibunda Lily mengulas senyum manis sambil mengelus lengan belakang calon menantunya.

"terimakasih aunty---"

"mommy aja kan bentar lagi jadi menantu mommy."balasan Sagara dipotong Adel yang langsung terkekeh geli setelah kalimatnya.

"Lily juga makin cantik deh, pinter juga Saga milihnya."tambah Deanna sambil mengusap lembut kepala Lily yang hanya menbalas dengan senyuman gugup.

"hehehe, tante juga makin cantik kok."

Deanna mengulas senyum cantik.
"bunda aja ya, kan bentar lagi jadi anak bunda."

Sagara menahan senyumnya, Lily-nya cantik banget.

setelah perbincangan kecil itu kedua pihak keluarga pun memulai makan malam yang diadakan di kediaman Stewart.

Lily yang duduk berhadapan langsung dengan Sagara pun merasa gugup, bukan karena terpesona tapi tatapan Sagara yang seolah akan menerkamnya membuat dirinya merasa was-was.

selama kegiatan makan berlangsung tidak ada yang membuka suara sama sekali hanya ada suara dentingan alat makan yang beradu, karena kedua keluarga tersebut sudah dibiasakan untuk tidak berbicara ketika makan.

setelah semuanya selesai dengan dessert sebagai hidangan penutup, Algara sang kepala keluarga Arckeley membuka pembicaraan.
"saya ingin kalian berdua langsung melakukan pertunangan resmi secepatnya."

Lily yang mendengar penuturan dingin kepala keluarga Arckeley menghela nafas gugup, berbeda dengan Sagara yang terlihat menahan senyum dibibirnya.

memang sejak mereka berdua berusia sepuluh tahun, Sagara dan Lily hanya menukar cincin pertunangan yang hanya dihadiri anggota kedua keluarga inti saja.

Louis yang mengerti rasa tak nyaman yang dirasakan si bungsu Stewart pun berdeham.
"alangkah lebih baiknya Saga dan Lily membahas ini berdua dulu."

Adel sang istri tersenyum lembut kearah sang putri kemudian kearah calon menantunya itu.
"kalian ngobrol berdua aja dulu di kamar Lily."

Deanna mengangguk menyetejui ucapan calon besannya itu.

Wildan, kakak lelaki dari Lily melotot tak terima kearah mommynya itu.
"jangan lah mom, belom halal gak boleh dibiarin berduaan lah!"

Adel menatap putra sulungnya dengan tajam yang langsung membuat Wildan ciut melihat tatapan sang ibu.

Lily yang merasakan aura ketegangan dimeja makan pun berdiri lebih dulu dan meminta izin kepada kedua keluarga itu kemudian menatap mengintrupsi Sagara untuk mengikutinya.

Lily membawa Sagara ke taman belakang Mansion, tentu saja ia tak berani membawa Sagara ke kamarnya, ia tak ingin nikah muda.

kedua pasang remaja itu duduk berdua di kursi taman sambil menatap kearah langit malam dengan suhu dingin yang menyelimuti mereka berdua.

"please batalin aja ya?"

Sagara mengulum bibirnya kemudian tersenyum miring.
"enggak bisa."

mata Lily membola, bertahun-tahun tidak bertemu tunangannya itu, Sagara tetap menyebalkan dimatanya.
"lo kenapa sih?!"

sebelah alis Sagara terangkat, menatap Lily yang berada di sampingnya.
"emangnya saya kenapa?"

Lily menghela nafas kasar, kedua matanya terpejam dengan tangan kanan yang mengelus dadanya, sabar.

My Devil's FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang