1

3.6K 778 140
                                    

"bagus banget baru semester satu udah telat."ucapan sinis seseorang di bawah sana menghentikan aksi Lily yang ingin melompat ke bawah dari tembok belakang sekolah.

"shit!"desis Lily menatap kesal kearah Kenneth, kakak kelas sekaligus ketua osis yang baru saja berjabat di sekolahnya.

"turun!"Kenneth menyilangkan kedua tangan didadanya sambil menatap dingin Lily yang masih terduduk di pembatas tembok.

"lo nya minggir dong kak!"Lily bersiap melompat ke bawah namun Kenneth masih tetap pada posisinya.

Lily berdecak.
"yaudah kalo lo ikutan jatoh jangan salahin gue!"

dug

benar saja Lily terjatuh menindih Kenneth yang berada di bawahnya, dadanya menempel dengan dada bidang Kenneth.

Lily melotot menatap mata Kenneth yang menatap dingin dirinya, buru-buru Lily bangun tetapi keburu tangan Kenneth menahan satu lengannya sehingga membuat dirinya terjatuh lagi diatas Kenneth.
"lepas kak!"

Kenneth tetap bergeming.

"brengsek, gue gak peduli lo kakel atau bukan!"Lily menggigit telunjuk Kenneth dengan keras sehingga sang empu meringis kencang, dengan cepat ia bangun dan kabur meninggalkan Kenneth yang masih kesakitan.

dengan nafas ngos-ngosan Lily membuka pintu yang sudah tertutup dengan cepat.

"Lilyanne Abigail Stewart! jangan mentang-mentang sekolah ini punya ayah kamu, kamu jadi seenaknya gini ya!"suara melengking wanita paruh baya membuat telinga seisi ruangan seketika pengang.

Lily memejamkan kedua matanya dengan satu telunjuk yang menutup sebelah telinganya.
"justru itu bu karena sekolah ini punya daddy saya, ya saya bisa seenaknya dong!"

sontak jawaban Lily hampir membuat teman-teman sekelasnya terbahak kalau saja tidak melihat raut wajah sang guru.

Hani, guru fisika killer di sekolahnya langsung menatap tajam kearah siswi di hadapannya.
"kamu itu dibilangin malah ngelunjak! mau saya lapor ke ayah kamu?!"

mata Lily membulat seketika, mendekat kearah Hani kemudian menyalimi paksa tangan gurunya itu.
"hehehe saya bercanda bu, engga perlu bilang daddy, ibu bisa hukum saya kok."

"kamu bersihin toilet cewek kelas dua belas, sekarang!"

Lily menghela nafas berat, tersenyum paksa kearah Hani.
"oke bu."

sebelum itu ia melangkahkan kakinya kearah Rose, teman sebangkunya.

"kamu ngapain kesitu?"Hani menatap nyalang Lily yang melewatinya.

"yaelah bu, saya mau naro tas doang kali."

Hani mengelus dadanya melihat kelakuan salah satu murid tahun pertama yang untungnya anak dari pemilik sekolah.

"Jeffan?"panggil Hani yang menghentikan langkah Lily yang ingin keluar kelas.

"saya bu?"

"tolong awasi Lily, saya takut dia kabur."

Lily merotasikan kedua bola matanya, setelah mengangguk Jeffan berdiri menghampiri Lily yang sudah berada di depan pintu.

"nakal banget sih!"Jeffan menjawil hidung Lily yang berada di sampingnya.

Lily mendengus.
"dih."

"kenapa telat?"Jeffan menoleh kearah Lily sambil melanjutkan langkahnya.

"gak usah nanya."

Jeffan terkekeh gemas.

"mau gue bantuin?"Jeffan menyandarkan punggungnya ditembok samping pintu toilet perempuan sambil menyilangkan kedua tangannya.

My Devil's FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang