𝘑𝘦𝘢𝘭𝘰𝘶𝘴

430 41 15
                                    

Hyungwon baru saja duduk di samping Jeongyeon ketika pacarnya langsung mengganti saluran televisi. Hyungwon mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa diganti?" tanyanya.

Setahunya tadi televisi mereka sedang menayangkan berita cuaca hari ini dan bla-bla-bla. Tapi atas alasan yang belum jelas Jeongyeon tiba-tiba menggantinya. Apalagi wajahnya sekarang sedatar triplek.

Apa pacarnya marah? Tapi atas dasar apa? Hyungwon terdiam, merenung. Tadi dia ngelakuin kesalahan apa ya?

Waktu Hyungwon lagi merenung gitu, Jeongyeon tiba-tiba deketin dirinya ke Hyungwon. Aneh banget. Padahal Si Perempuan jarang manja-manja begini ke Hyungwon. Walau yang dijadiin tempat bermanja seneng-seneng aja sih.

"Kamu kenapa tiba-tiba ganti channel-nya?" tanya Hyungwon dengan intonasi lebih lembut. Jeongyeon yang kini menyender pada dada bidang Hyungwon melirik lelaki itu sekilas, kemudian kembali menatap layar televisi yang menampilkan cartoon network

Jeongyeon diam, tidak menjawab.

Hyungwon bingung. Mereka saling terdiam selama beberapa menit. Tak ada yang mau membuka percakapan. Suara ruangan apartemen hanya diisi oleh kericuhan dari kartun yang sedang tayang di televisi.

"Lebih cantik aku atau IU?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh kekasihnya itu membuat Hyungwon mengerutkan alisnya. Bingung. Kenapa tiba-tiba pacarnya jadi kayak gini? Jangan-jangan Jeongyeon kesurupan?

Akhirnya Hyungwon berinisiatif meletakkan punggung tangannya pada dahi Jeongyeon. Tapi nihil, kening pacarnya itu tidak hangat. Temperatur tubuhnya sama seperti orang sehat.

Lalu ... kenapa Jeongyeon aneh seperti ini?

"Oppa kenapa sihh?!" tanya Jeongyeon bingung dengan intonasi memekik. Hal itu membuat Hyungwon semakin curiga.

Karenanya Hyungwon menyudutkan Jeongyeon sampai ke ujung sofa, mengukung wanitanya dengan kedua tangannya yang bersandar pada lengan sofa. Ia semakin mendekat, Jeongyeon sampai menutup mata. Panik.

Mungkin saja mengharapkan sesuatu yang tidak-tidak.

Tapi nihil, tidak ada yang terjadi. Hyungwon cuma menempelkan kening mereka. Itu salah satu cara yang pernah ia lihat di internet dulu, dan ia ingin mencobanya. Jadi kenapa tidak.

"Malu ya?" goda Hyungwon setelah Jeongyeon masih menutup mata bahkan ketika ia sudah memundurkan badannya dari badan wanitanya.

Sontak Jeongyeon langsung membuka matanya. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Kemerahan di pipinya bahkan merambat sampai ke telinga.

Ah, dia benar-benar malu.

"Menggemaskan," batin Hyungwon. Lelaki itu selalu suka menggoda Jeongyeon sampai titik dimana seluruh wajah kekasihnya memerah seperti tomat.

Sangat menggemaskan. Rasanya mau ia gigit.

"Oppa mau ngapain?!" tanya Jeongyeon dengan alis yang menekuk ketika Hyungwon tak berhenti menatapnya.

Hyungwon tertawa kecil. "Kamu menggemaskan," pujinya tulus. "Aku jadi mau gigit," lanjutnya sambil menunjukkan gerakan menggigit dengan mulutnya.

"Enak saja! Gak boleh!"

"Kalau begitu cium boleh?" tanya Hyungwon. Jeongyeon cuma membalasnya dengan tatapan sinis, kemudian menggeleng. "Gak. Bo. Leh."

Mendengar itu Hyungwon meraih tubuh wanitanya, mendekapnya dalam rentangan tangannya yang luas dan menariknya mendekat. Jeongyeon pas sekali berada di dalam pelukan Hyungwon seperti ini.

"Kamu kenapa sih, cerita aja sama aku. Badmood?"  tanya Hyungwon perhatian.

Jeongyeon mencebikkan bibirnya, tapi tidak menjawab selama beberapa lama. "Aku itu ... cemburu tau," ucapnya semakin pelan di setiap kalimatnya.

"Hm?"

"Tadi aku lihat mantan pacarmu di televisi. Dia makin cantik. Kamu suka, kan?" tanya Jeongyeon berbicara dalam pout.

ARGGHHH SESEORANG TOLONG TAHAN HYUNGWON UNTUK TIDAK MENYIRAMI WANITANYA DENGAN CIUMAN KARENA IA AKAN MELAKUKANNYA SEKARANG JUGA.

Tidak berhasil menahan dirinya, Hyungwon menangkup wajah kecil Jeongyeon dengan telapak tangan besarnya. Menatapnya beberapa lama sebelum menyirami wajah cantik wanitanya dengan ciuman.

"Iiih, kenapa tiba-tiba cium sih?" protes Jeongyeon sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Hyungwon. Walau percuma.

"Karena kamu sangat menggemaskan," jawab Hyungwon sambil kembali memeluk Jeongyeon. "Aaaaah, pacarku sangat mengemaskaaaaan!"

"Hmh, iya-iya terserah."

Hyungwon tertawa, kemudian melepaskan pelukan mereka. Ia memegang pundak Jeongyeon, membuat mereka saling bertatapan. "Dengar sayangku, pacarku, cintaku, aku sudah tidak suka pada mantan pacarku."

"Kedua, aku bahkan tidak melihatnya. Kamu sudah ganti channel-nya sebelum aku sempat melihatnya," jelas Hyungwon lagi.

"Berarti kamu mau melihatnya, kan?" tanya Jeongyeon sambil cemberut.

Hyungwon terdiam sebentar, "kamu nyebelin ya."

"Ap-"

Protesan Jeongyeon langsung dipotong oleh Hyungwon yang mendaratkan bibirnya di atas bibir kekasihnya. Setelah ciuman itu lepas, Hyungwon menyatukan kening mereka berdua. "Kalau kamu protes kucium lagi nih."

"Terserah," cibir Jeongyeon sambil mendorong dada bidang Hyungwon.

"Ooooh, mau dicium lagi nih ceritanya?" goda Hyungwon sambil menarik ujung bibirnya. "Apasih, nyebelin!" cibir Jeongyeon sambil bangkit pergi dari sofa.

Hyungwon tertawa kecil kemudian ikut bangkit dan memeluk Jeongyeon dari belakang. "Jangan marah dong sayang~"

"Lepas ih! Susah tau jalannya!"

"Maafin dulu, baru dilepas~"

"Hyungwoooon, seriussss!" rajuk Jeongyeon yang dipeluk dari belakang. "Aku juga seriusssss!" balas Hyungwon.

"Iya ah, kumaafin. Lepas tapi," nego Jeongyeon yang sekarang berhenti saking susahnya jalan. "Madep sini dong minta maafnya," goda Hyungwon masih belum berhenti.

"Iya, tapi lepas dulu."

Setelah pelukannya sukses dilepas, Jeongyeon malah langsung kabur ke kamar. "Tapi boong wle," ucapnya sebelum menutup dan menguncinya dari dalam. Meninggalkan Hyungwon yang speechless.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Slice of ᵘʷᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang