prolog

2.9K 286 143
                                    

Suara alarm saling bersahutan membuat seorang pemuda Tampan dengan rahang tegas membuka mata.

Menutup mata kembali kala cahaya berasal dari lampu menyapa retina mata dengan tak sopan. Mengucek mata berkali-kali pemuda itu mengedarkan pandangan merasa asing dengan tempat yang sedang ia tempati.

Kamar bernuansa hitam putih terpampang jelas dipenglihatannya, entah kemana nuansa kamar putih biru miliknya.

Lehernya terasa gatal, mau tak mau salah satu tangan dia menggaruk leher. Saat menggaruk leher dia merasakan jendolan di are leher. Apa ini? Dahi pemuda itu berkerut menekan-nekan benjolan Segede biji salak.

"Jakun, sejak kapan gue punya jakun?" Pemuda itu memelototkan mata mendengar suara khas laki-laki menyapa indra pendengar.

Pikiran negatif bersarang begitu saja, pemuda itu berusaha mengenyahkan dengan menggelengkan kepala.

Tangan pemuda itu memegang kedua dada. Saat tangan sudah sampai di tempat singgah dia langsung berlari menuju cermin di pojok sudut.

"AAAAAAAA!" teriaknya begitu saja melihat pantulan diri di dalam cermin.

Pandangan pemuda itu beralih ke bawah, tepatnya di bawah pusar. Teriakan kembali terdengar lebih histeris.

"KEMANA APEM GUE? KENAPA JADI PEDANG BEGINI?!"

Sedangkan di sisi lain seorang perempuan cantik berwajah blasteran korea tengah mengucek mata baru bangun.

Mulut terbuka akibat dorongan dari dalam sana.

"Masih ngantuk," ucapnya pelan.

Merebahkan kembali lemasnya ke atas kasur, sensasi dingin menusuk kulit. Mata makin memejam dengan nafas beraturan. Tak lama kemudian mata bulat itu kembali membuka saat Indra penciumannya menyium aroma asing.

"Kok kamar gue wangi vanila? apa mamah salah beli pengharum ruangan, ya?"

Tak memusingkan aroma asing yang menyapa indra penciumannya perempuan itu kembali memejamkan mata.

"De, bangun! katanya mau olahraga sama abang?" Perempuan itu membuka mata kembali mendengar pekikan dan gedoran dari luar sana.

"Abang? Perasaan gue gak punya abang dah." Menggaruk atas kepala bingung, Perempuan itu memicingkan mata.

"R-rambut, demi apa pun gue gak pernah manjangin rambut. Ini kenapa rambut gue panjang banget mana bergelombang." Kening perempuan itu berkerut merasakan panjang rambut menyentuh kulit tangan.

Pintu terbuka, perempuan itu mengalihkan atensi kepada seorang pemuda yang sedang berjalan ke arahnya.

Siapa dia?

"Abang kira kamu belum bangun, de." Pemuda yang tak lain adalah Abang dari perempuan itu mendudukan diri di samping perempuan itu.

Wajah pemuda itu mendekat ke arah wajah perempuan.

Satu kecupan mendarat di pipi perempuan itu.

"Idih najis! Lo kira gue cowo apaan woy, main cium-cium aja. Najis tau ga?" Kesal perempuan itu menghapus jejak bibir pemuda yang mengaku abangnya.

Pemuda itu menatap bingung sang adik. "Kamu kenapa? Kan emang biasanya kaya gini, kamu gak pernah nolak pas abang cium kamu."

"Geli bego! Gue cowo tulen, bukan cowo belok! Lo kalo mau belok jangan ajak-ajak gue."

"Cowo? Sejak kapan kamu transgender? Jelas-jelas kamu cewe de." Pemuda itu menggeleng kepala merasa ucapan bercandanya sang adik.

"Mata lo somplak! Gue cowo tulen! Lo gak percaya, ni gue tunjukin pedang panjang gue!" Perempuan itu menggerakkan tangan menuju bawah pusar untuk memerosotkan celana, membuktikan bahwa dirinya cowo tulen.

Matanya membulat melihat sesuatu yang membuat pipi putihnya memerah. Kemana pedang panjang miliknya? Kenapa jadi sarang pedang yang berada di bawahnya.

"Pedang gue mana?"

Perempuan itu membulatkan mata baru tersadar bahwa suara dia berubah menjadi cempreng dan apa-apaan ini, kenapa dadanya berisi?

"Kaca! Kaca! Kaca mana kaca?" Perempuan itu menatap panik ke arah pemuda yang mengaku abangnya.

Pemuda itu menunjuk lemari yang ada kacanya.

Saat melihat arah tunjuk pemuda itu, dia segera berlari menuju kaca.

Wajah cantik bak boneka barbie, kulit putih bersih, rambut bergelombang, mata coklat mulat, bibir merah alami, dan jangan lupakan dengan kedua dada menonjol.

"Hahaha ... Gak mungkin ini gue, gak mungkin." Perempuan itu menggeleng keras.

"Pedang, ya pedang gue entah kemana. Apa mungkin gue transgender? Tapi gue gak pernah transgender!"

"Arghhhhhh!"

Bruk~~~

Tubuhnya ambruk seketika tak percaya dengan keadaan sekarang ini. Pemuda yang sedang memperhatikannya membulatkan mata segera berlari menuju tubuh adiknya yang terjatuh.

                                          •••••

prolognya done yaww!!

TBC.

Jiwa Yang TertukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang