02 : Teka-teki

235 36 5
                                    

Baik, aku akan melakukannya.

Yeji akan terdiam dan memejamkan matanya saat ingin melihat apa yang terjadi di masa depan atau pun masa lalu.

Jiwanya meninggalkan raganya, bahkan jika orang melihatnya secara langsung ia tampak seperti orang yang tengah tertidur.

ia akan kembali sadar jika jiwanya kembali memasuki raganya dan juga jika ada orang yang menyentuhnya atau menyebut namanya.

Kemudian Yeji duduk di bangkunya dan menunduk meletakan kepalanya tepat di atas meja, dia menggunakan tangannya sebagai bantalan alas kepala.

Jiwanya telah keluar dari tubuhnya dan ia tengah memasuki dimensi lain dari sekolah ini.

Sebenarnya tidak mudah melakukan perjalanan waktu, ia tidak bisa langsung melihat apa yang akan terjadi.

Ia harus kembali mengunjunginya sesering mungkin jika benar-benar ingin tahu apa yang akan terjadi, karena setiap kali mengunjungi dimensi lain yang di dapat hanyalah gambaran dan sebuah teka-teki.

Jika sering mengunjungi dimensi tersebut maka semakin jelas juga gambaran yang akan di dapat.

Saat ini jiwa gadis itu tengah berkelana mengelilingi sekolah ini, tak berselang lama sehabis mengitari seluruh isi bangunan ia menemukan kertas yang berada tepat di depan sebuah ruangan bertuliskan..

Jika daun maka pucuknya , jika gunung maka puncaknya dan jika itu pohon maka ia daun yang berada paling atas.

"Apa maksud dari kalimat ini?"

Jiwanya baru saja ingin membalikkan badan untuk mengetahui ruangan apa itu, tetapi di sisi lain Lia menepuk pundak Yeji dan memanggil namanya.

"Yeji, bangun ada guru!"

Secara otomatis Jiwa Yeji dengan cepat langsung kembali pada raganya.

"Aghhh, ruangan apa coba itu tadi?" dengan segera Yeji menuliskan teka-teki itu di buku hariannya.

Jam pelajaran tengah berlangsung, suasana seperti sekolah pada umumnya, seperti guru yang sedang menjelaskan di depan kelas dan murid-murid yang tenang memperhatikan gurunya.

Gadis yang duduk di bangku paling belakang itu memainkan pena disela-sela jari-jarinya dan menggunakan benda itu untuk menggaruk kecil bagian atas kepalanya.

Hm, jika daun maka pucuknya, jika gunung maka puncaknya dan jika itu pohon ia daun yang berada paling atas.

Yeji terus berusaha berpikir dengan sangat keras sambil menatap kalimat teka-teki yang baru saja ia tulis.

Tunggu, sebuah tragedi terjadi di sekolah ini?

Teka-teki nya menunjukan sesuatu yang berada di posisi paling atas.

Ditatapnya jendela kelas dirinya berusaha mengingat bahwa ketempat mana jiwanya tadi pergi, karena hanya terlihat sekilas dan ia lebih fokus pada kertas yang didapat tadi jadi ia sama sekali tidak mengingatnya, yang ia ingat hanya ia berjalan di koridor sekolah dan menemukan selembar kertas didepan sebuah ruangan.

Jika ini sebuah organisasi di sekolah.

Ahh, gue tau jawabannya.

Posisi tertinggi di dalam sekolah?

Kepala sekolah?, batinnya terus saja bergumam tiada hentinya meski dirinya merasa belum terlalu yakin akan tebakkan-nya.

Aku harus menelusurinya lagi lebih jauh.

TIME TRAVEL GIRL [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang