St☆®y-07

142 17 2
                                    

Hello... Hai hai hai
Apa kabar? Baik?

Sebelum baca part ini jangan lupa absennya yak!

semoga suka part ini:)

Happy Reading!✨

• • • •

"Bang!"

"Bang, abang, abang!"

"Hmm, apa sih?" Tanya Satria yang sedang duduk di sofa yang tersedia di tepi kolam ikan.

Saat ini sepulang sekolah Lala sedang berleha-leha duduk di halaman belakang rumahnya yang terdapat kolam ikan, ditemani satria yang sekarang sedang tidak berangkat kuliah.

Lala melongokan kepalanya menatap abangnya. "Lala mo nanya deh, bang." Tuturnya.

Satria masih fokus ke Hp nya. "Hmm? Mo nanya apa?"

"Kok ikan bisa tenggelem trus gak mati? padahal ini tenggelem loh?!
Biasanya 'kan kalau orang tenggelem, mati. Lah ini malah masih idup?"

Satria mengernyit mendengar pertanyaan adeknya, dan menyimpan Hpnya, dan fokus memerhatikan adeknya yang jongkok ditepi kolam ikan itu.

"Bang! Napa gak dijawab?"

"Pertanyaan lu aneh, dek."

"Anehnya dimana?"

Satria berdiri dari duduknya dan ikut jongkok ditepi kolam disamping Lala. "Anehnya tuh, lu yang bego!" Tuturnya dengan menyentil jidat Lala.

"Adohhh! Sakit.." Ringis Lala

"Kebanyakan makan micin lu, dek!" Lanjutnya.

Lala menampilkan jari telunjuknya didepan wajah Satria sembari menggoyangkan ke kiri dan ke kanan. "Eitss... eitss... eitts... Jangan salahkan micin! Setiap orang yang bego itu bukan perkara kebanyakan konsumsi micin. Tapi, karena males belajar." Tiba-tiba Lala mengeluarkan ceramahnya saat cosplay jadi anak pintar.

Satria nampak berfikir. "Iya juga sih, tapi kenapa sebagian orang kalau makan katanya jangan kebanyakan micin entar bego?"

"Tau tuh, aneh kan?! Padahal pada dasarnya Micin atau Monosodium Glutamat itu, salah satu zat yang terdapat dalam berbagai jenis makanan, salah satunya tuh asi, jadi sebenernya kita semua itu udah terpapar atau konsumsi Micin udah dari orok bang, sejak mengkonsumsi asi."

"Ohh...." Satria menganggungkan kepala mendengar penuturan Lala, dan terkesiap seketika setelah menyadari satu hal.

"Oi.. Dek! Sejak kapan lu bisa pinter bet?" Tanya Satria, saat menyadari bahwa sedari tadiaAdeknya menerangkan panjang kali lebar kali tinggi.

"Yah, sejak sekarang Bang."

"Ya Allahu Robbi, makasih bet dah, akhirnya adek hamba diberi secercah cahaya, eh! Ralat! Diberi kepinteran. Walaupun dikit sih." Satria mendumel sendiri sembari mengangkat kedua tangannya seperti posisi sedang berdoa dalam keadaan jongkok didepan Lala.

"Woy Bang! Lala mah udah pinter dari dulu, dari orok. Siapa dulu? anaknya Bunda Nia Sama Ayah Tyo!!" Seru Lala membanggakan diri.

G£βl3K St⊙®y [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang