Slave #9

119 16 1
                                    

Solitude vivifies; isolation kills.

.

.

Kuroko terbangun setelah beberapa maid dan butler yang memberikan satu roti dan air putih seperti biasanya membicarakan perihal kegugurannya,

namun hal yang berbeda saat dia terbangun, dia masih berada di kamar tamu yang mewah, dan bukannya di basement.

BUKKK

pintu di buka kasar menampakkan sang Duke the Empire Emperor Sword,

".  .  ."Kuroko menatap Akashi dengan tanpa ekspresi lalu mengambil roti si meja sisi kasurnya dan hendak menikmati sarapannya, seolah tak ada hal buruk yang terjadi.

'Apa ini?

apakah dia selalu di beri sarapan tak layak seperti ini?

apa pelayan di kediamanku sudah sejauh ini tata krama nya?'

GASP!!!

"Jangan di makan, Hmp!

apa kau buta itu sudah berjamur, hmp!" ucap Akashi menarik kasar roti dari tangan Kuroko lalu membuangnya kasar,

"Tapi ini yang selalu ku makan, Duke" ucap Kuroko hendak turun dari kasur dan mengambil roti yang terjatuh itu, kalau dia tidak makan roti itu berarti di hari ini dia tidak akan makan.

"APA!?"

"Huft, karena perintah anda yang tak jelas,

seluruh pelayan di mansion ini memperlakukanku bahkan lebih buruk dari tahanan perang,

di mansion ini aku setara budak di mata mereka,

aku tidur di basement yang sempit dan dingin,

aku hanya di beri makan roti dan air setiap sehari sekali,

dan mereka menyuruhku.mengerjakan pekerjaan mereka dari matahari belum terbit sampai matahari terbenam,

itu adalah hari hariku yang ku lalui selama Duke tak ada di sini,

dan meski aku tak tahu aku tengah hamil,

ahh, meski aku tahu dan memberi tahu mu pun kau takkan perduli, karena di matamu aku sama rendahnya seperti pandangan mereka padaku bukan?

jadi, keguguranku ini dan semua penderitaanku selama berbulan bulan ini adalah kesalahanmu,

kau yang membunuh bayiku, kau sendiri yang membunuh anak mu yang mungkin tak kau inginkan,

apa kau bahagia?

Duke Akashi Seijuuro Sama?

bukankah kau ingin memperlakukan ku lebih rendah dari budak?" ucap Kuroko dengan susah payah mengatakan panjang lebar.

"TCH!?" Akashi mendecih lalu pergi dan tak lupa menginjak roti di lantai agar Kuroko tak mengambilnya dan memakannya,

setelah Akashi keluar dari ruangan dia pergi ke ruangan kantornya lalu memanggil kepala pelayan dan memerintahkan pelayan yang bertanggung jawab atas Kuroko harus di penggal, dan semua yang pernah mengerjai Kuroko harus di hukum dan di pecat.

.

.

.

Kuroko beristirahat setelah menyantap makanan layak di kamar tamu itu.

dan tertidur beberapa jam kemudian setelah Midorima memeriksanya untuk yang ke sekian kalinya.

"Egh?" kuroko terbangun, bukan lagi di dalam kamar tamu, tetapi di dalam tenda besar dengan Akashi tertidur di sisinya.

"Kalau kau sudah bangun, cepatlah berganti baju,

aku harus pergi berburu dengan Emperor bodoh itu,

dan kau pergilah temani Empress" ucap Akashi bangun dan langsung membuka bajunya, dia hendak bersiap.

"Eh?" namun ada hal yang mengganggu Kuroko saat dia melihat bekas luka begitu panjang melintang dari bahu sampai ke perut.

"Hmp?

apa yang kau lihat?" ucap Akashi dingin.

"Itu?

kau adalah Duke, The Empire Emperor Sword.

siapa yang bisa melukaimu separah itu?" ucap Kuroko.

"Emperor yang melakukannya,

bila aku mengatakan itu apa kau percaya, hmp?" ucap Akashi menatap Kuroko dengan tataman seolah ingin membunuh.

GLUP!!

".  .  ."

"Kau tahu alasan aku membenci mu?" ucap Akashi mendekati Kuroko lalu menarik wajahnya untuk mendekat padahal dia belum selesai berganti pakaian.

".  .  ." mencoba menahan ekspresi nya namun sayang tubuhnya tak bisa berhenti bergetar karena ketakutan.

"Aku juga sama sepertimu,

dulunya aku adalah tahanan perang yang di jual di perdagangan manusia.

kebetulan saat itu Emperor tengah merajia dan aku di jadikannya kaki tangannya" ucap Akashi singkat.

"Kenapa?" ucap Kuroko dengan jemarinya yang gemetar menyentuh perlahan bekas luka di perut Akashi yang cukup lebar,

"Aku bukan dari kerajaan ini,

aku bahkan sudah tidak ingat dari kerajaan mana aku berasal,

jadi aku tak mempercayai siapapun sampai Emperor itu datang dan mengaku sebagai sepupuku,

menurutmu apakah aku akan percaya?

suatu hari saat kau sudah terbiasa hidup di dasar neraka, tiba tiba datang seseorang dan mengaku akan membawamu ke surga?

ya tentu aku tak percaya,

setelah dia membunuh semua orang yang bertanggung jawab akan perbudakan itu,

dia hendak membawaku ke ke istana,

bukannya dengan senang hati ikut,

aku justru mengambil pedang miliknya di saat dia lengah (Emperor),  karena bagiku saat itu, ucapan orang hanya kebohongan semata,

kebahagiaan bagi seorang budak hanyalah ilusi,

entah bagaimana saat itu aku bisa menggunakan pedang Emperor, tetapi Emperor menggunakan pedang biasa milik prajurit tak berpangkat.

dan inilah yang terjadi, (Akashi menyentuh tangan Kuroko dan menariknya untuk lebih dekat menyentuh bekas lukanya),

tetapi tentu aku pun sempat melukainya" ucap Akashi bangga akan dirinya seperti biasa.

"Duke melukai Emperor?" ucap Kuroko pucat.

"Ya aku menusuk dadanya, kurasa kurang 4 atau 3 cm dari jantungnya" ucap Akashi mencoba mengingat.

"Kau benar, sangat di sayangkan saat itu.

apa aku menganggu" ucap Emperor dan Empress memasuki tenda Akashi tanpa di undang,

"Chihiro-sama?" Kuroko langsung menarik tangannya, dan Akashi pun kembali mengenakan pakaian nya.

"Kuroko bersiaplah, aku akan bersamamu sembari menunggu selesai berburu" ucap Chihiro mendekati Kuroko.

."Emp wakarimashita".

TBC

Sabishi no HanashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang