FIN

158 22 2
                                    

Besoknya seperti yang di katakan Arima pergi ke kerajaan dan karena mahkluk mistis muncul ke kerajaan, Emperor langsung lah yang menyambut kedatangan Arima dalam wujud griffin, memberikan surat dari Duke Akashi Seijuuro.

.

.

.
di dalam hutan kesunyian Akashi membantu Aoi berburu sedang yang lain melakukan tugas mereka masing masing, bahkan Kuroko yang tak berniat kembali pun menikmati masa masanya dengan anak anak mistis ini.

Di tempat lain, dimana Emperor tersenyum kemenangan setelah membaca surat dari Akashi, dan sebelum Arima pergi Emperor memberikan surat balasan untuk Duke Akashi.

"Chihiro, kemari lah dan lihatlah berita mengejutkan apa yang di bawa Sei hari ini?" ucap Shuzo tampak sangat bahagia.

"Nandesuka, Shuzo-sama?" ucap Chihiro sang Empress mendekati suaminya, bersamaan dengan itu Aroma kembali ke hutan kesunyian.

5 menit kemudian, setelah membaca surat dari Duke tiba tiba wajah Chihirp berubah drastis,

"BOHONG!!! DUKE PASTI BOHONG! BAGAIMANA AKU BISA MEMPERCAYAINYA!?" ucap Chihiro tiba tiba histeris, bahkan para penjaga istana ikut terkejut, Empress mereka yang terkenal tenang tanpa ekspresi kini berani membentak Emperor bahkan di depan semua penjaga.

"Kalau begitu kita harus segera menemui mereka dan mendapatkan kebenarannya bukan?" ucap Shuzo menenangkan sang istri.

.

.

.

Beberapa bulan berlalu hingga sampailah Emperor dan Empress di perbatasan hutan kesunyian dimana Duke Akashi Seijuuro dan Baron Kuroko Tetsuya menunggu sejak pagi.

"Hisashiburi, Sei" ucap Nijimura Shuzo turun dari kereta kudanya dan selanjutnya keluar adalah sang Empress, Chihiro.

"Memberi salam kepada Emperor dan Empress, semoga panjang umur" ucap Kuroko, namun pandangan Chihiro penuh keresahan saat itu.

"Apa kah benar apa yang di katakan dalam surat Duke?

Apakah benar kau bukan Baron Kuroko Tetsuya yang dahulu pernah menyelamatkan ku?" ucap Empress tanpa basa basi.

Mendengar itu awalnya Kuroko terkejut, sepertinya Akashi terlah mengatakan semuanya yang Kuroko katakan pada Emperor dan Empress,

Tentu Empress terpukul, saat tahu bahwa orang yang dia kira pahlawan karena menyelamatkannya, ternyata bukan orang yang sama lagi, meski dalam tubuh yang sama.

"Hai, yang mulia. Hamba bahkan tidak mengingat sama sekali kalau hamba pernah menolong yang mulia.

Ingatan pertama yang hamba ingat adalah, hamba terbangun di atas ranjang yang sama dengan Duke" ucap Kuroko membuat Akashi, Chihiro dan Shuzo terkejut dengan kalimat vulgarnya di depan anggota kerajaan.

"Apa kau benar bukan?" ucap Chihiro dengan suara bergetar,

"Hai, yang mulia" ucap Kuroko dan seketika itu tatapan Chihiro pada Kuroko menjadi dingin, dan bersamaan dengan itu, Emperor tersenyum sesaat sebelum Chihiro berbalik dan kembali ke dalam kereta kuda, bahkan sebelum berpamitan pada Kuroko.

"? ? ?" tanpa Kuroko tahu itu adalah akhir dari hubungan baik antara Empress dengan dirinya.

.

.

.

1tahun berlalu akhirnya ke empat anak mistis itu telah melalui ujiannya dan di jemput oleh para elder dari masing masing ras mistis.

Dan pada akhirnya Akashi membujuk Kuroko untuk kembali tinggal di Dukedom milik Akashi,

Awalnya Kuroko menolak namun Oreshi selalu membujuknya, apa lagi berada di hutan kesunyian ini hanya mengingatkannya pada ke empat anak kecil yang kini sudah pergi ke tempat mereka yang seharusnya,

Mengingatkan Kuroko akan anak yang tak sempat di lahirkan ke dunia.

BUKKK

"Tetsuya aku membawa oleh oleh untukmu" ucap Akashi memasuki ruangan dimana dia dan Kuroko tidur bersama,

"Okaeri, Duke-sama" ucap Kuroko yang melihat tubuh akashi masih memakai baju Jirah dengan darah menghiasinya.

"Hmp, bukankah kita sudah setuju, agar kau memanggilku dengan nama ku, Tetsuya?"

" Hai hai, Sei-sama.

Jadi bisakah anda segera membasuh diri?

Anda sangat bau akan darah" ucap Kuroko tanpa ekspresi, hanya berkomentar akan penampilan sang Duke yang habis pulang berperang bersama Emperor setelah berbulan bulan lamanya meninggalkan Kuroko di Dukedom besar milik Akashi,

Tak ada juga yang berani macam macam lagi dengan Kuroko, karena itu Duke Akashi Seijuuro memecat semua pelayan dan penjaga yang bekerja di Dukedom dan menggantinya dengan yang baru, menyeleksinya dengan sangat ketat, yang mana yang loyal pada nya dan Kuroko Tetsuya sang tahanan perang.

"Wakarimashita, ah sebelum itu ini" ucap Akashi tersenyum kecil, memberikan sebuah bungkusan seukuran telapak tangan di lebarkan.

"Ini?"

"Hadiah dariku, hmp.

Bagaimana apa kau menyukainya?" ucap Akashi membuka bungkusan itu merupakan sebuah belati dengan gagang yang berhiaskan batu rubi, aquamarine bahkan mutiara juga.

"Apa anda yakin memberikan ini padaku?" ucap Kuroko melihat belati tajam di kedua tangannya.

"Kenapa? Apa kau kira aku akan takut kau akan bisa melukaiku, hmp. Tetsuya?" ucap Akashi tersenyum sembari mendekatkan bibirnya di telinga Kuroko.

"Bila aku katakan, iya?" ucap Kuroko kini menatap lurus Akashi.

"Bila aku mati maka Emperor akan tahu kalau yang membunuhku adalah kau, hmp.

Mungkin dia sendiri yang akan menghukum mu, apa lagi kau sudah tak memiliki dukungan dari Empress jadi 100% kau takkan melakukan hal bodoh itu bukan?" ucap Akashi tersenyum licik.

"Ja, kalau begitu maukah anda berjanji untukku?" ucap Kuroko mulai tersenyum kecil.

"Hmp?"

"Bila suatu hari malaikat maut menjemput ku duluan, maukah kau membunuh dirimu dengan belati ini?" ucap Kuroko meletakkan kedua tangannya yang putih pucat itu di kedua pipi Akashi.

"Baiklah, tapi saat aku mati duluan maukah kau melakukan hal yang sama, hmp?

Sebelum Emperor sendiri yang melakukannya, aku mau kau mati dengan belati ini, Tetsuya" ucap Akashi dan membuat Kuroko sedikit terkejut lalu tersenyum lebar, dan mendekatkan wajah Akashi ke wajah nya sampai bibir mereka berpautan,

"Hmphhh slurph amppphhh slurph slurph" ciuman dalam dan singkat itu membuat Akashi tersenyum semakin lebar dan Oreshi bahagia.

"Ja, berarti aku tak kan kesepian lagi, setidaknya dalam kematian" ucap Kuroko tersenyum dengan air mata kelelahannya.

"Apa yang kau katakan Tetsuya, mulai sekarang pun di saat kau hidup pun aku ada di sini bukan, hmp?" ucap Akashi mengecup sekali lagi bibir mungil Kuroko.

"Sayonara watashi no sabishi~" bisik Kuroko hampir tak mengeluarkan suaranya.

"Hmp?"

"Ja, aku akan membantumu membasuh diri, bagaimana Sei-sama?" ucap Kuroko berdiri dan membantu Akashi melepaskan jirahnya yang penuh darah.

"Hmp~, sedari tadi aku menunggu kalimat itu" ucap Akashi bercanda.

Dan Kuroko akhirnya bisa melepaskan kesedihannya akan kesepiannya, bersama dengan Akashi. Akhirnya Kuroko bisa melalui semua nya dengan perjanjian berdarah dengan belati Aquamarine itu sebagai saksinya.

FIN

Sabishi no HanashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang