Author's POV
"Eh! Liat tuh,Ian sama Thiyya gandengan!" ucap seorang anak perempuan kepada salah satu temannya.
Teman dari anak tersebut yang tadinya bermain HP-nya langsung memberhentikan kegiatannya dan melihat ke arah yang ditunjuk si anak tadi.
Teman dari perempuan itu pun geram. Hatinya bergejolak bagai ada yang membakar hatinya.
"Sial! Kenapa harus Thiyya yang jalan bareng Ian? Awas aja lo cewek murahan!" batin si anak perempuan yang sedari tadi memperhatikan Ian dan Thiyya serta Nadia berjalan.
"Kayaknya mereka mau ke kantin deh,Bi!" kata si anak yang memberi tau 'Bi' tentang Ian dan Thiyya.
"Ya udah,gue pengen ngehajar abis si cewek murahan itu! Ayo Car!" ujar Bi kepada 'Car'-temannya-.
Bi pun menarik tangan Car dan segera berlari ke kantin.
***
Thiyya's POV
"Gue nyari tempat duduk dulu aja deh,gue lagi gak mood makan nih. Hehehe." kataku kepada kedua sahabatku yang gila makan itu.
"Oh,oke. Gue sama Nadia beli makan dulu ya!" kata Ian.
"Iya,gue tunggu di meja yang itu ya!" kataku sambil menunjuk pada sebuah meja.
Nadia dan Ian pun mengangguk.
"Ayo,Yan!" kata Nadia sambil menggandeng tangan Ian.
Ian pun segera mengikuti Nadia. Aku hanya bisa tertawa ngeliat kelakuan idiot kedua sahabatku itu. Tapi,walau mereka idiot tingkat tinggi,aku tetep sayang sama mereka. Kapan sih dapet sahabat yang se-idiot mereka?
Aku pun menunggu mereka sambil main HP-ku.
"Lama banget sih!" batinku.
Tiba-tiba,aku melihat dua anak perempuan berjalan ke arahku sambil membawa dua gelas yang sepertinya berisi soda. Mereka tersenyum licik kepadaku. Aku gak tau kenapa mereka memandangku seperti ingin membalas dendam.
Ya,mereka adalah Bianca Reynolds dan Carmen Heart a.k.a perempuan populer di sekolah mereka. Hampir semua anak tunduk pada mereka. Salah satu alasannya,Bianca adalah anak dari kepala sekolah BIHS (Bradford International High School). Jika ada yang tidak menuruti kemauan Bianca dan Carmen,mereka berdua bisa aja mengadukan yang nggak-nggak ke Mr.Reynolds-kepala sekolah sekaligus ayah Bianca-.
"Hey Thiyya!" kata Carmen kepadaku.
Bianca pun tersenyum kepadaku. Tapi bukan senyum manis melainkan senyum penuh kebencian.
"Iya,ada apa ya,Bi,Car?" tanyaku sesopan mungkin.
Yap,aku takut bakal diaduin yang nggak-nggak ke Mr.Reynolds.
"Gue,eh,maksudnya,kita punya hadiah buat lo." kata Bianca yang masih tersenyum penuh kebencian.
Jujur,aku takut. Apa yang akan terjadi habis ini? Hadiah? Maksudnya apa?
"Ehm,kamu ga u--" kata-kataku terpotong karena tiba-tiba Bianca sama Carmen udah nyiram aku pake soda yang tadi dia bawa.
Aku basah kuyup dan lengket.
"Ini hadiah buat lo,cewek murahan! Bilang terima kasih kek udah gue kasih hadiah!" kata Bianca sambil tertawa dan melakukan tos dengan Carmen.
"Oh,iya. Gue lupa. Bianca punya satu hadiah lagi buat lo." kata Carmen sambil tersenyum licik.
Plak!
Satu tamparan dari Bianca berhasil mendarat di pipiku. Pipiku menjadi merah. Sakit rasanya. Aku pun menangis.
"Makan tuh tamparan! Dasar cewek murahan!" kata Bianca tertawa.
Tiba-tiba,aku mendengar suara cowok.
"Lo gak usah sok berkuasa di sini ya,Bi! Cara lo tuh gak manusiawi! Oh,apa jangan-jangan lo binatang? Oh,kayaknya lo emang binatang deh! Soalnya kelakuan lo tuh mirip! Orang gak salah apa-apa lo main tampar aja! Mau lo apa? Mentang-mentang lo anak kepsek jadi bisa rule the whole thing gitu? Gak lah! Yang cewek murahan tuh lo berdua! Emang salah dia apa sampe lo tampar dia dan lo nyiram dia pake soda?" kata anak cowok itu panjang lebar.
"Lo ikut-ikut aja,Dy! Ini masalah gue sama si anak murahan ini!" kata Bianca.
Tangisku pun semakin menjadi-jadi.
"Udah,gak usah sok nangis deh,lo! Siapa suruh lo deket-deket sama Ian? Rasain tuh!" kata Bianca dan Carmen sambil segera berjalan menjauh.
Aku pun ngeliat Bianca dan Carmen berjalan menjauh. Aku masih terisak.
"Ya elah,cuma gara-gara Ian. Udah,lo jadi cewek gak usah cengeng! Cepet ganti baju lo di toilet!" kata Dy itu tadi.
Dy pun meluk aku. Aku nangis di pelukan dia. Anjir. Pelukannya anget banget. Aduh,otak,what is wrong with you?
Kita berdua pun langsung berjalan ke luar kantin. Tiba-tiba,aku mendengar ada yang manggil aku. Aku gak peduli siapa yang manggil. Aku masih sakit hati. Aku gak berani nengok ke belakang. Aku malu liat anak-anak di belakang.
Jujur,aku masih sakit hati.
***
Ian's POV
Gue baru aja mau balik ke meja yang tadi Thiyya tunjuk. Sebelumnya,gue nyari Nadia dulu.
"Di mana sih Nadia?" batin gue.
"Ian!!" kata Nadia sambil menghampiri gue.
"Nad,lo dari tadi kemana aja? Gue pegel nunggu lo di sini!" kata gue agak sebal.
"Hehe,tadi gue bingung mau makan apaan. Jadi muter-muter dulu deh,hehe." kata Nadia sambil cengengesan.
Gue cuma bisa geleng-geleng kepala. Akhirnya,gue jalan bareng Nadia ke meja yang tadi Thiyya tunjuk.
"Eh,kok ada orang segerombol gini? Ada apaan nih?" tanya gue ke Nadia.
"Eh,ayo liat! Gue kepo-pengen tau- nih!" kata Nadia narik gue.
Gue pun ikut ketarik jadinya.
"Aduh,banyak banget orang deh! Gue jadi gak bisa liat!" kata Nadia mengeluh.
"Bentar,gue tanya dulu. Eh,ada Dio,tuh! Coba yuk tanya!" ajak gue.
Nadia pun mengangguk setuju.
Gue sama Nadia pun langsung berlari ke Dio.
"Eh,itu ada apaan deh?" tanya Nadia.
"Itu,si Thiyya dilabrak sama Bianca and Carmen." kata Dio.
Gue kaget.
THIYYA?
DILABRAK?
SAMA BIANCA?
Oke,ini keterlaluan.
Gue pun minta tolong Nadia pegangin makanan gue. Gue langsung nerobos semua anak untuk nolongin Thiyya.
Deg!
Thiyya udah di pelukan cowok lain. Dan Thiyya nangis di pelukan cowok itu. Kenapa bukan gue? Harusnya gue yang nyelametin Thiyya,buka cowok itu. But,kayaknya gue pernah liat mukanya deh. Eh,itu kan Dylan? Anjir,kenapa Dylan yang jadi tempat Thiyya ngeluarin semua air matanya? Harusnya gue yang sekarang ada buat Thiyya. Sahabat macam apa gue?
Pas mereka udah mulai menjauh,gue langsung manggil Thiyya.
"Thiyya!!!" teriak gue sekeras mungkin.
Ah,kayaknya teriakan gue kurang kenceng. Buktinya Thiyya masih aja ada di rangkulan Dylan dan gak nengok ke belakang.
Sial!
***
Author's Note :
Yeaayyy akhirnya aku update lagii!! Whoooooohhhoooo! Ok aku gila.
Btw gimana lanjutannya? Thiyya dibully :o
Sabar ya,Thiy! Author's here for ya :3
Pic on mulmed is Alex Lee a.k.a #AlexFromTarget as Dylan Kyle🙈
Keep vomments yaaaa💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
TRY {Completed}
Teen Fiction"Aku harus bisa ngelupain dia." [WARNING : FULL OF ALAY AND CHEESY STUFFS I APOLOGIZE FOR NOT EDITING THIS ONE BC IM SUPER LAZY AND SORRY FOR THE ALAY AND CHEESYNESS BC I WROTE THIS WHEN I WAS ON JUNIOR HIGH] © 2014 by -pillspotion