Thiyya's POV
Nanti siang,abis pulang sekolah,dateng ke taman belakang sekolah. Lo harus dateng,gak boleh gak dateng. Lo dateng sendiri. Gak boleh bawa temen. Kalo lo gak dateng,lo bakal terima konsekuensi yang lebih berat.
Ini apaan banget deh? Aduh,ini siapa lagi yang ngirim? Dateng gak ya? Jangan-jangan cuma prank. Tapi,kalo gak dateng,malah makin kenapa-kenapa. Dateng aja kali ya?
"Woy!" kata satu orang sambil menepuk pundakku. Orang itu adalah Nadia.
Aku dengan sigap langsung meremas kertas yang aku temukan di meja-ku tadi dan memasukkan ke dalam kantong baju.
"Lo ngeliatin apaan?" tanya Nadia.
"Hah? Bukan apa-apa kok." kataku.
"Serius?" tanya Nadia.
"Yep,I'm fine!" kataku.
Nadia pun terus memberiku tatapan lo-gak-apa-apa-kan.
"I am better than fine,Nad. By the way,kok lo bisa masuk ke kelas gue? Udah izin sama Pierre?" tanyaku.
"Yoi! Gue ke sini cuma pengen ngajak lo sama Ian makan bareng di kantin." jelas Nadia.
"Ebuset,kalo gini mah tiap hari gue juga makan bareng lo dan Ian,kan?" tanyaku sambil tertawa kecil.
Nadia hanya tersenyum sambil garuk-garuk kepala.
"Halo dua putri cantik! Pangeran Ian datang!" kata Ian tiba-tiba sambil ngerangkul aku dan Nadia.
"Apaan sih,Yan?" kata Nadia dengan nada jengkel sambil melepas rangkulan Ian.
Aku pun juga melepas rangkulan Ian sambil tertawa kecil.
Kriing!!
"Eh,udah bel. Gue ke kelas dulu ya! Bye-bye Thikus dan Yanto!!" kata Nadia sambil berlai keluar dari kelasku.
Thikus? Yanto? Nama macam apa itu? Dasar gila!
"Yanto? Kok nama gue jadi Yanto? Bagusan nama Ian lah!" protes Ian.
Aku hanya tertawa kecil mendengar Ian.
"Thikus,nanti ke kantin kan?" tanya Ian.
Aku hanya menganggukan kepalaku.
Ian terlihat bingung dan memberi tatapan lo-kenapa.
"Gue gak apa-apa,kok." jelasku.
Sebenernya,aku kenapa-napa. Aku masih bingung dengan surat tadi.
"Morning students!" kata Mr.Flynn also known as my sociology teacher.
"Morning!" jawab seisi kelasku serempak.
"Open your book page 74!" kata Mr.Flynn.
Aku pun langsung membuka buku-ku. Pelajaran pun dimulai.
***
Kringg!!
"Eh,hi Mr.Flynn! THIKUS,YANTO AYO KE KANTIN!!" kata Nadia yang tiba-tiba masuk ke kelasku.
"Iya,sabar bentar! Toa banget sih,lo!" kata Ian.
Dan lagi-lagi,aku hanya tertawa mendengar kekonyolan teman-temanku.
Nadia pun menggandeng-atau lebih tepatnya menarik tanganku ke kantin.
"Woy! Tungguin! Pangeran tampan lo berdua ketinggalan!" teriak Ian dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRY {Completed}
Novela Juvenil"Aku harus bisa ngelupain dia." [WARNING : FULL OF ALAY AND CHEESY STUFFS I APOLOGIZE FOR NOT EDITING THIS ONE BC IM SUPER LAZY AND SORRY FOR THE ALAY AND CHEESYNESS BC I WROTE THIS WHEN I WAS ON JUNIOR HIGH] © 2014 by -pillspotion