Thiyya's POV
Mama pun nyalain mobil. Aku yang gak tahan panas langsung nyalain AC. Mama pun langsung nginjek gas,saatnya jalan. Hari ini,Mama mau ngajak temennya ketemuan di salah satu mall yang terkenal. Aku disuruh temenin Mama. Lagipula,kan bisa sekalian,ehm,shopping.
"Mama,nyalain radionya dong!" suruhku.
"Ah,daripada dengerin lagu di radio,mending ngobrol sama Mama." ajak Mama.
"Mau ngebahas apaan lagi?" tanyaku dengan raut muka agak sebal.
"Dih,diajak ngobrol sama Mama mukanya gitu banget. Gak suka ya?" tanya Mama.
"Ish,bukan itu! Ya udah cepetan ngomong." kataku.
"Kamu kenapa sih? Lagi PMS ya?" tanya Mama.
"Gatau. Ya udah cepetan mau ngomong apaan?" tanyaku.
"Hm,jadi gini lho. Kamu inget Tante Helena kan?" tanya Mama.
"Ya inget lah! Baru 5 menit lalu ketemu. Gimana sih,Ma-_-?" kataku.
"Jadi gini lho,kan Tante Helena punya anak.." kata Mama.
"Terus?" tanyaku memotong kalimat Mama.
"Anaknya tuh cowok.." sambung Mama.
"Ya terus masalahnya sama aku apa? Kok Mama ngomong gini ke aku?" tanyaku memotong kalimat Mama lagi.
"Ish,makanya,dari tadi Mama ngomong dengerin dulu! Lagian dari tadi Mama ngomong dipotong terus.." kata Mama sambil manyun.
"Hahaha,Ma,kalo ga pake manyun berapa harganya?" tanyaku sambil tertawa.
"10 milyar! Bete ah Mama!" kata Mama ngambek.
"Gausah ngambek kali,Ma! Kan cuma bercanda! Hahaha! Ya udah,lanjut Ma topiknya!" kataku.
"Ya udah Mama lanjut,tapi jangan dipotong dulu. Simpan pertanyaan di akhir acara." kata Mama.
"Ya udah,lanjut cepet!" kataku.
"Oh,iya,tadi sampai mana? Mama lupa. Maklum aja udah tua." kata Mama.
"Tumben ngaku kalo udah tua. Tadi udah tentang anak cowok Tante Helena." kataku
"Nah,iya. Kamu tau gak Thiy?" kata Mama terpotong lagi karenaku.
"Ya,gak tau lah! Kan belum dikasih tau! Gimana sih,Ma?" tanyaku.
"Ish Thiyya dibilangin kalo Mama belum selesai jangan dipotong dulu!" kata Mama.
"Oh,iya. Sorry,Ma. Yaudah lanjut!" kataku.
"Nah,jadi anaknya Tante Helena itu ganteng banget. Dia juga satu sekolah sama kamu." kata Mama.
"Oh,si Dylan itu ya?" tanyaku.
"Iya. Mama berani taruhan kalo kamu udah ngeliat mukanya,kamu pasti naksir sama dia." kata Mama pede.
"Ga usah kepedean deh,Ma! Mukanya ga seganteng Zayn Malik atau Niall Horan atau Harry Styles atau Louis Tomlinson atau Liam Payne kan? Kalo ga seganteng mereka sih aku gak suka." kataku membela diri.
"Ya ampun! Mereka kan penyanyi terkenal. Ya kali suka sama kamu! Kamu di bawah,mereka di atas. Jangan suka menghayal yang engga-engga deh!" kata Mama.
"Ya kan sekali-sekali aku bermimpi gitu,Ma." kataku membela diri lagi.
"Ah,kamu sih mimpi terus. Ini tuh dunia nyata loh!" kata Mama.
"Kalo udah di dunia nyata,kamu harusnya tuh berharap yang masuk akal. Contohnya kamu berharap punya pacar satu sekolah gitu. Nah yang itu kan mungkin terjadi. Ya,kalo kamu berharap punya pacar kayak Leon tadi.." kata Mama.
"Liam,Ma!" protesku.
"Iya,Liam maksudnya. Nah kalo kamu berharap punya pacar kayak dia kan udah pasti hal yang gak mungkin." kata Mama.
"Iya deh,Ma. Nyerah sama Mama." kataku akhirnya menyerah.
Selanjutnya,kami pun diam. Gak ada obrolan lagi. Ya masih mending diam lah daripada dengerin Mama ngoceh tentang Dylan itu. Aku yakin dia gak seganteng Zayn Malik,Harry Styles,Niall Horan,Liam Payne,atau Louis Tomlinson.
Aku pun mulai memejamkan mata,kemudian,aku pun mulai memasuki alam mimpi.
"Aaaa!! Quinn!! I miss you so much!" kataku.
"Thiyya!! I miss you too,darl!" kata Quinn.
Quinn adalah sahabatku dari aku masih playgroup. I love her so much. Aku udah nganggep Quinn kakakku sendiri.
"Thiy,guess who accepted in Bradford Music High School?" tanya Quinn
"OMG IS THAT YOU?" tanyaku.
"Yup! That lucky girl is me." kata Quinn.
"CONGRATULATIONS BABY! I'm so happy for you!" kataku sambil memeluk Quinn.
"Yep,and another good news is.." kata Quinn.
"Apa Quinn? Please tell me!!" kataku memaksa.
"Aaron diterima bareng aku,Thiy! Jadi kita gak bakal Long Distance Relationship!" kata Quinn bahagia.
For your information, Aaron itu pacarnya Quinn. Mereka berdua punya keahlian di bidang musik. Quinn bisa nyanyi dan Aaron jago main gitar. They make a cute couple!
"Cie! Bakal berduaan terus dong! Hahaha." kataku sambil tertawa."Hahaha,ya iyalah! Oh,iya nanti udah berencana ngegebet cowok belum?" tanya Quinn.
"Ah,engga ah!" tolakku.
"Hm,tapi aku yakin banget kalo nanti bakal ada satu cowok yang bakal nembak kamu,kamu awalnya mungkin ga suka sama dia. Kamu nganggep dia cowok biasa. Tapi,lama-lama kamu mulai suka sama dia. Nanti saat kamu mulai sayang sama dia,dia bakal ninggalin kamu,dan di saat itu kamu baru ngerti yang namanya karma." kata Quinn.
"Hah? Maksud kamu apa sih? Aku ga ngerti." tanyaku bingung.
Tiba-tiba,aku merasakan suatu goyangan dan tiba-tiba aku mendengar suara.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author's Note :
Suara apa hayooo?? Oiya,kalo kalian bingung,yang italic itu maksudnya mimpinya Thiyya.Jangan lupa vomments XO!!
KAMU SEDANG MEMBACA
TRY {Completed}
Teen Fiction"Aku harus bisa ngelupain dia." [WARNING : FULL OF ALAY AND CHEESY STUFFS I APOLOGIZE FOR NOT EDITING THIS ONE BC IM SUPER LAZY AND SORRY FOR THE ALAY AND CHEESYNESS BC I WROTE THIS WHEN I WAS ON JUNIOR HIGH] © 2014 by -pillspotion